29👿

1.2K 105 11
                                    

Kehebohan pagi hari

" Ada apa ya kok rame pagi-pagi," gumam Alena sambil memperhatikan beberapa murid sedang mengerumun di sudut salah satu ruangan sekolah. " Tadi juga di depan ada mobil polisi..."

" Fahmi, kamu tau nggak ada apa?" Tanya Alena sambil memerhatikan Fahmi yang berdiri di sampingnya sambil memandang cuek sekilas kearah kerumunan.

" Nggak tau," jawab Fahmi sambil mengendikkan bahu nya tak peduli.

" Masak nggak tau sih? Nggak ada tebakan sama sekali gitu? Opini kek," protes Alena.

" Nggak tau Alena. Lagian aku bukan peramal," ketus Fahmi sambil berjalan mendahului Alena.

" Ih cuek banget sih. Ada mobil polisi loh di sekolah kita, trus anak-anak lagi kerumunan rame banget gitu. Mungkin ada kejadian menarik Fahmi," gerutu Alena sambil mengikuti langkah kaki Fahmi yang cepat menuju ke arah kelas.

" Kalo udah tau kenapa mesti tanya?" Jawab Fahmi tanpa menoleh membuat Alena merengut sebal.

" Ih kamu mah gitu, cuek," sungut Alena memandang punggung Fahmi kesal.

" Bukan gitu Al---" belum sempat Fahmi menyelesaikan ucapannya, tangannya sudah ditarik kencang oleh Alena menuju ke arah kerumunan, membuat Fahmi hampir terhuyung jatuh.

" Alena! Apa-apaan sih kamu," ucap Fahmi mengikuti langkah kaki Alena yang cepat dengan keadaan terpaksa.

Yah mau bagaimana lagi, jika Ia tak menyamakan langkah kakinya dengan Alena saat ini, bisa-bisa Ia akan tersungkur jatuh karena tangannya terus ditarik kencang  Alena seolah tanpa bantahan membuat Fahmi tak punya kesempatan menghentakkan tangan gadis itu.

" Ya maaf, kamu sih buru-buru ke kelas, kan ngeselin...mending cek dulu di sana...barang kali ada sesuatu yang menarik," ucap Alena sambil sekilas menoleh kearah belakang, tersenyum penuh arti.

" Kenapa senyum-senyum gitu? Emang ada yang lucu,hmm?" Tanya Fahmi dengan nada marah setelah Alena melepaskan tangannya karena telah sampai ditempat murid-murid berkerumun.

" Jangan sensi gitu dong. Bentaran doang kok, janji. Habis itu langsung belajar di kelas deh," bujuk Alena sambil memegang lengan Fahmi dengan kedua tangannya.

Fahmi terdiam memandang tangan Alena dan wajah gadis itu bergantian. Menatap raut wajah penuh pengharapan dari seorang Alena.

" Tsk. Iya deh iya," ucap Fahmi pada akhirnya sambil menarik tangannya cepat dan memandang kearah lain.

Sungguh, demi koleksi buku yang mempelajari orbit bintang milik Fahmi, lelaki itu sama sekali tak bisa terbiasa dengan sikap Alena yang seperti ini. Dipikirkan bagaimana pun, membuag hati Fahmi seolah berdegup lebih kencang dari biasanya. Dan itu membuat Fahmi tak nyaman.

" Makasih," ucap Alena tersenyum sambil memandang wajah Fahmi.

" Hmm," jawab Fahmi masih enggan menoleh ke arah Alena.

Alena sih, langsung menghendikkan bahu tak acuh. Karena gadis itu langsung menerobos kerumunan agar bisa sampai dibarisan paling depan daripada memilih bertanya apa yang terjadi seperti yang dilakukan Fahmi saat ini kepada salah satu murid yang berdiri di sebelahnya.

" Permisi dong, ugh. Gak kelihatan aku tuh," gerutu Alena masih mencoba menerobos beberapa kerumunan untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.

" Tsk. Siapa sih nih dorong-dorong, ngeselin banget," gerutu beberapa murid saat Alena menerobos kerumunan.

" Bawel banget sih, orang lagi kepo juga," batin Alena kesal.

" Adek-adek tolong jangan mendekat." Ucap salah satu Polisi dengan tegas menghalangi para siswa untuk melihat lebih jauh lagi.

Membuat Alena mengerucutkan bibir kesal seketika karena sudah sudah susah payah Ia menerobos kerumunan namun tak dapat hasil apa-apa. Yah terpaksa, membuat Alena mau tak mau harus kembali ke tempat Fahmi berada dengan wajah masam.

" Duh, jangan dorong-dorong dong," kesal salah satu gadis saat bahunya tak sengaja tersenggol Alena.

" Apa sih, makanya kasih jalan dong, yang lebar," sungut Alena melirik gadis itu sebal sambil masih berusaha mendesak keluar kerumanan.

" Kenapa wajah kamu kusut gitu? Bukannya harusnya seneng ya udah nyampe sini trus nggak bilang-bilang tau-tau nerobos barisan depan," ucap Fahmi mencibir sikap Alena.

" Tuh pak polisi nya jahat masak aku nggak boleh deket-deket lihat, jadinya ya gitu... gak bisa lihat apa-apa," adu Alena.

" Kamu itu gimana sih, masak gitu aja harus kujelasin. Itu kan emang sudah tugas polisi Alena," ucap Fahmi berdecak sebal sambil membalikkan tubuhnya, melangkah kan kaki menuju ke arah kelas.

" Iya sih... Tapi aku kan jadi kepo sebenernya ada apa yang terjadi," ucap Alena sambil mengikuti langkah kaki Fahmi.

" Kamu tahu apa yang terjadi, nggak?" Tanya Alena memandang Fahmi.

" Oh gatau ya, iya ya kamu kan gatau apa-apa," lanjut Alena sesaat kemudian sebelum Fahmi sempat menjawab.

Dan hal itu membuat Fahmi menatap kesal seketika ke arah, " Alena...Kamu kok gitu sih. Aku nggak suka ya sikap kamu jadi nggak sopan gitu," tegur lelaki itu.

" Oh, kamu tahu toh ternyata. Apa?apa? Kasih tau aku," ucap Alena seolah tak mendengar teguran Fahmi barusan, membuat Fahmi menatap jengkel Alena lalu melangkahkan kaki cepat, meninggalkan Alena terbengong dibelakang.

" Kok malah marah sih," batin Alena sebal sambil melangkahkan kaki menuju kelas.

Ia tak sadar. Bahwa seseorang tengah memerhatikannya sejak tadi dari jauh, sambil tersenyum dan dengan tatapan penuh arti, "Alena..Alena," gumamnya sambil matanya tak lepas dari Alena yang tengah berlari hendak menyusul Fahmi.

See You Next Chapter

16 Juli 2018

Jgn lupa tinggalkan jejak ya :)

Pure Blood (COMPLETE)Where stories live. Discover now