41👿

1.1K 115 14
                                    

Sudah kah anda meninggalkan jejak di cerita ini?

Terkejutnya Fahmi akan sebuah fakta


Alena mengayunkan kakinya pelan sambil menatap Alaric dan Fahmi bergantian. Dua orang laki-laki yang Alena tahu tengah menyampaikan perasaan rasa tak suka satu sama lain lewat tatapan masing-masing.

" Alena, kamu kan udah sadar, ayo cepat ke kelas. Ada kuis," ucap Fahmi mengawali percakapan.

" Gak ah, males," jawab Alena sambil menuangkan kembali botol khusus berisi darah ke dalam gelas. Meminumnya dengan pelan, menikmati rasa nikmat yang tiada tara di dalam mulutnya.

Fahmi memandang detail tekstur kental saat Alena menuangkan darah tersebut ke dalam gelas sesaat, kemudian beralih menatap mata Alena kembali, " Alena, jangan jadi murid pemalas. Aku nggak suka kamu yang bolos jam pelajaran kayak gini,"

Alaric seketika memandang sengit ke arah Fahmi kala mendengar ucapan lelaki tersebut, " Berani-beraninya manusia macam dia ngatur Alena. Dia pikir dia siapa?" Batin Alaric tak suka.

" Tsk. Kalo kamu mau masuk ke kelas sekarang ya silahkan masuk aja sendiri sana. Aku masih mau di sini soalnya," jawab Alena sambil menggoyang-goyangkan gelasnya pelan.

Fahmi menarik nafas dalam. Merebut gelas yang ada di genggaman tangan Alena, lalu meminumnya cepat. Membuat baik Alena dan Alaric terhenyak seketika atas apa yang dilakukan Fahmi.

" Hei," teriak Alena sambil bangkit berdiri dan turun dari ranjang UKS. Ia menatap tajam Fahmi yang sudah bertindak diluar dugaan seperti itu.

" Uhuk...Uhuk...Minuman apa ini?" Tanya Fahmi merasa mual dan memuntahkan sebagian darah yang Ia minum setelah menjatuhkan menjatuhkan gelas yang Ia pegang. " Kenapa rasa nya aneh seperti ini. Dan bau nya tak enak sama sekali,"

Fahmi terbatuk-batuk sambil memegangi dadanya, rasa gelenyar aneh yang memasuki mulutnya masih terasa hingga sekarang. Ia tak habis pikir, kenapa Alena tadi saat meminum minuman ini tampak begitu menikmatinya.

" Puas kamu! Puas kamu udah nyia-nyian minuman yang di bawa Alaric,hmm?" Tanya Alena kesal sambil mendecak pelan, menatap ke arah darah yang tumpah bersama dengan pecahan gelas kaca.

" Uhuk...minuman ini nggak enak Alena. Kamu sadar nggak sih?" Tanya Fahmi setelah rasa mual nya mulai mereda, tangannya mengusap sisa minuman yang masih ada di bibirnya.

" Hei, apa yang kamu berikan kepada Alena! Minuman macam apa itu." Ucap Fahmi beralih menatap Alaric yang ada di sudut ruangan yang kini menggeram marah menatap Fahmi.

Namun, setelah melihat ke arah Alaric, tubuh Fahmi membeku seketika. Matanya membukat kala Ia melihat adanya dua taring yang panjang nya tidak normal selayaknya manusia biasa dan juga mata lelaki itu---Alaric bewarna semerah darah dengan pandangan yang begitu dingin.

" Darah. Aku memberikan darah kepada Alena sebagai minumannya. Apakah ada masalah?" Tanya Alaric mendekat.

Fahmi mundur perlahan hingga membentur pinggiran nakas, raut ketakutan tercetak jelas di wajahnya membuat Alaric menghentikan langkahnya sambil memandang remeh Fahmi.

" Kenapa? Apa kau takut,hmm?" Tanya Alaric menatap dalam Fahmi dengan mata merah darah khas kaum vampir asli seorang bangsawan.

Alena yang menyadari keadaan semakin memanas hanya menghendikkan bahu acuh tak acuh sambil melangkah ke dekat kursi, duduk di sana sambil menikmati apa yang akan dilakukan dua orang di hadapannya itu.

" Kenapa diam?" Tanya Alaric sambil mencengkram dagu Fahmi erat, " Bukannya Jayden sudah memberitahu mu semuanya?"

" Jayden..." gumam Fahmi sambil menelan saliva kasar saat mengingat apa saja yang dikatakan oleh Jayden kepadanya.

" Ya Jayden, si vampir rendahan itu," jawab Alaric sambil melepas cengkramannya.

" V---vampir?" Ulang Fahmi sambil menegakkan tubuhnya, mencoba untuk bersikap setenang mungkin meski nyatanya jantung nya berdegup cepat dan berharap ini hanyalah mimpi buruknya semata.

" Apa kau sebegitu bodohnya? Jika dia tau bahwa Alena vampir reinkarnasi, sudah jelas dia itu juga hidup lama sebagai kaum vampir karena mengetahui fakta ini." Sarkas Alaric yang membuat Fahmi tertegun karena ini adalah kali pertama ada orang lain yang mengatakan bahwa dirinya bodoh.

" Vampir reinkarnasi? T---tunggu, ini semakin nggak masuk akal." Ucap Fahmi sambil memandang sekilas ke arah Alena yang menatapnya dengan tatapan polos.

" Hei, apa kau fikir taring ini dan mata milikku ini palsu?" Tanya Alaric menatap dingin.

" B---bukan begitu---" Fahmi tergagap saat melihat tatapan tajam Alaric yang Ia lemparkan pada dirinya.

" Apa kau ingin membuktikannya dengan aku menggigit tubuhmu? Melubangi tubuhmu dan kuminum seluruh pasokan darahmu hingga habis?" Tanya Alaric sekali lagi dengan pandangan serius ditambah seringaian terpahat jelas di wajahnya. Membuat Alena yang melihat itu pun langsung berdiri.

" Hei sudah, hentikan Al. Kau membuat pacar ku ketakutan?" Ucap Alena sambil memegang lengan Alaric, agar lelaki itu tak melangkahkan kakinya.

" Alena..." geram Alaric sambil memandang Alena tajam.

" Tenang lah, tatapan mata mu membuatku ketakutan," ucap Alena sambil tersenyum, mendorong pelan wajah Alaric.

" Dia bisa membocorkan ini ke orang lain. Kenapa nggak beresin sekarang sih," sungut Alaric.

" Jangan ngegas gitu dong. Dia nggak akan bilang kok, ya kan Fahmi." Jawab Alena sambil memandang Fahmi yang terus menatap tak percaya dengan apa yang terjadi ke arah Alena.

" Kalo dia bocorin. Sekeluarga. Semuanya. Akan habis." Ucap Alena sambil merangkul Alaric. " Gimana. Kamu setuju kan?"

Mendengar hal tersebut, Alaric menghembuskan nafas kasar. Perlahan-lahan taringnya masuk ke dalam lagi serta warna matanya berubah seperti semula, " Jangan mengulangi kesalahan yang sama." Ucap Alaric.

" Tentu, aku nggak akan mengulangi kesalahan saat waktu itu," ucap Alena saat membayangkan masa lalu nya dengan penyesalan sekaligus amarah kala mengingat apa yang dilakukan Jayden terhadap dirinya.

" Tunggu, apa maksudmu Al? Kamu ingin dia menghabisi keluarga ku? Apa kamu sudah gila?" Tanya Fahmi setelah memahami apa yang dimaksud Alena.

" Hei, Aku sehat tau. Yang gila itu kamu," ucap Alena menyeringai.

" Bukankah pernah kubilang ini semua salah mu," ucap Alena melanjutkan ucapannya membuat Fahmi tak mengerti.

" Apa maksudmu?" Tanya Fahmi.

" Thanks to you. Terimakasih atas semua sikap mu selama ini. Sikap cuek mu. Sikap dingin mu. Dan sikap mu yang... yah bisa dibilang kurang perhatian terhadap Alena," ucap Alena membuat Fahmi bingung karena gadis itu menyebut namanya sendiri. " Oh iya. Makasih juga dengan gadis penggoda itu...euhmm...siapa namanya? Oh ya, Vanesha."

" Kamu bicara apa sih?" Ucap Fahmi kesal.

" Oh iya. Sebelumnya aku lupa, kenalkan, aku Alena Antonio Rousseau," ucap Alena sambil menunduk sambil menyilangkan kakinya, dan memegang rok nya sedikit. " Aku adalah jiwa vampire yang selama ini bersemayam di dalam tubuh Alena Shafira." Ucapnya sambil tersenyum.

See You Next Chapter

06 Agustus 2018

Follow ig ku ya allifaaa99

Sudahkah anda meninggalkan jejak?

Terimakasih.

Pure Blood (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang