31👿

1.3K 114 20
                                    


Jangan lupa vomment ya. Gak bayar kok. Gak bikin kuota kalian tandas :)

Fakta masa lalu

Alaric mondar-mandir di ruang tamu menunggu datangnya Alena. Asyila yang menatap adik nya itu pun mendengus pelan, " Bisa nggak sih kamu diem di tempat aja. Kakak tuh pusing tau nggak lihat kamu muter-muter mulu dari tadi," ucapnya.

" Nggak. Nggak bisa," jawab Alaric tampak marah. " Ini nggak bisa dibiarin, ingatan Alena terlalu lama pulih nya,"

" Astaga, santai aja Al, toh nggak semua nya bisa instan kan." Asyila menyenderkan tubuhnya ke sofa yang ada di belakang nya.

" Iya, Alaric tau akan hal itu. Tapi..." Alaric memandang ke arah luar jendela, menatap rumah yang ada di seberang jalan dengan tatapan tak suka.

" Udah lah, santai aja. Kakak aja yang sejak dulu nyamar jadi Ibu nya Alena selama beberapa tahun terakhir aja sabar, padahal dengan mengubah wujud kakak terlalu lama seperti ini membuat kakak cepat lelah karena energi terkuras banyak," tutur Asyila membuat Alaric mengalihkan pandangan nya ke kakaknya.

" Tsk. Lagian kenapa sih kakak ijinin Alena pacaran sama manusia rendahan itu?" Tanya Alaric marah sambil memukul tembok yang ada di samping nya. Membuat tembok itu seketika menjadi retak.

" HEI!" Teriak Asyila bangkit sambil melesat ke arah Alaric.

Memegang kedua pundak Alaric dengan cengkraman yang kuat, " Tenang oke. Kalau kamu rusak rumah ini karena ingin melampiaskan kemarahan kamu, yang ada Alena tanya kenapa temboknya retak kek gitu."

Alaric mengepalkan tangannya sambil mengalihkan pandangannya ke arah lain, membuat Asyila menghela nafas pelan akan sikap adik nya itu.

" Hei, lihat kakak, kamu ngapain sih mikirin manusia itu. Toh kalau Alena sama dia. Dia akan menyesalinya. Karena perbedaan vampire dan manusia itu begitu jauh. Mereka tak bisa hidup bersama." Asyila mencoba memberi pengertian kepada Alaric agar adik nya mau bersabar sedikit lebih lama lagi.

" Inget. Pegang kata-kata kakak, kakak akan selalu mastiin bahwa Alena pada akhirnya akan sama kamu. Karena kamu...adalah pendamping hidup Alena sebelum dia  harus menjadi abu karena ulah Jayden," imbuh Asyila sambil memandang adik nya yang sudah tak sabar akan berpura-pura sabar melihat kedekatan Fahmi dan Alena.

" Jangan sebut nama dia. Aku muak mendengar namanya. Dan juga, aku nggak akan puas sebelum Alena mengingat semua nya. Termasuk ikatan suci ku dengannya. " peringat Alaric sambil menghentakkan tangan Asyila dan pergi ke luar rumah.

Tubuh Alaric terpaku saat Ia melihat tak jauh darinya Alena tersenyum ke arah Fahmi, " Alena!" Teriak Alaric tak tahan sambil menghampiri Alena.

Alena sedikit tersentak mendengar teriakan Alaric, begitu pula Fahmi yang seketika memandang datar ke arah Alaric.

" Kamu ngapain masih di situ? Cepat masuk, udara nya nggak enak di luar," ucap Alaric sambil menghampiri Alena dengan tatapan menyiratkan ketidaksukaan mendalam pada Fahmi.

" Iya kak, sebentar, Alena masih mau ngobrol sama Fahmi," jawab gadis itu sambil melirik ke arah Fahmi.

" Kamu masuk aja, Al. Dengerin kata kakakmu. Daripada kamu sakit dan besok nggak bisa sekolah," ucap Fahmi kala Ia menyadari Alaric memercikkan rasa ketidak sukaan pada dirinya lewat matanya.

Entah, Ia tak pernah tau kesalahan apa yang pernah Fahmi buat sehingga sepupu Alena bisa tidak menyukai nya seperti itu.

" Yah gitu ya...Yaudah deh... sampai besok," ucap Alena tersenyum sedikit tak ikhlas.

Fahmi berdehem sebagai jawaban sebelum Ia melajukan sepeda motor nya menuju ke arah rumahnya yang ada di seberang jalan.

" Bunda sudah pulang belum ya," gumam Alena sambil berlalu melewati Alaric.

Alaric terdiam mematung sesaat karena mencium aroma Vampire yang Ia kenali di sekitar tubuh Alena, " Alena sebentar," ucap nya segera menghentikan langkah kaki Alena dengan menarik kencang tangan gadis itu.

" Eh," ucap Alena tanpa sadar karena kaget.

" Kamu hari ini ketemu sama siapa aja?" Tanya Alaric serius.

" Maksudnya?" Alena memandang Alaric tak mengerti.

" Ada orang aneh nggak yang tiba-tiba sok akrab ke kamu?" Tanya Alaric sambil memegang ke dua bahu Alena erat.

" Siapa..." jawab Jayden melirih, mencoba mengendalikan emosi nya.

" Nggak tau... Tapi dia nyebelin ih, sok akrab gitu sama Alena...Uhm...kalo nggak salah namanya Jayden," ucap Alena sambil menatap Alaric.

" Sialan!" Kesal Alaric sambil melepaskan cengkramannya pada bahu Alena.

" Ada apa kak? Kakak kenal sama dia?" Tanya Alena menatap Alaric penasaran.

" Itu bukan urusan kamu... Tapi yang jelas, jangan dekat-dekat sama dia," jawab Alaric menatap Alena dingin  sambil berlalu dari gadis itu dengan perasaan campur aduk.

See You Next Chapter

18 Juli 2018

Baca karya ku yang lain ya

Jangan lupa tinggalkan jejak.

Pure Blood (COMPLETE)Where stories live. Discover now