20

1.6K 121 18
                                    

Sweet Blood
🍁🍁🍁

Alaric menggendong seorang anak kecil yang terluka dengan begitu mudahnya.

Memang, sebelumnya, anak tersebut sempat menangis dan menolak ajakan Alaric untuk dibawa ke kursi taman untuk di obati, katanya.

Namun, Alaric tak kehabisan akal untuk membelikan anak kecil itu cotton candy yang tepat berada di sebelah nya.

Alena yang melihat Alaric sedang menenangkan anak kecil yang sepertinya terjatuh dari sepeda pun tersenyum simpul akan kebaikan sepupunya itu yang ternyata peduli terhadap sekitarnya.

" Jangan menilai dari penampilan," begitu pikir Alena saat menatap penampilan Alaric yang nampak terlihat seperti lelaki dingin nan angkuh.

" Cotton candy nya enak?" Tanya Alaric sambil mulai menggendong anak kecil tersebut.

" Uhm..." jawab anak kecil tersebut sambil melahap cotton candy.

Mendengar tersebut, Alaric tersenyum miring, " Habisin ya," ucap nya terdengar seperti perintah.

Anak kecil tersebut dengan bola mata nya yang besar, pipi gembul yang menampakkan sebuah lesung di kedua sisi nya menatap Alaric senang, " Maacih," ucap nya dengan riang.

" You're welcome live stock," jawab Alaric sambil menurunkan anak kecil tersebut di sebuah kursi taman yang cukup sepi.

Dahi anak kecil tersebut mengerut kecil, menatap seorang yang ada di depannya bingung. Ia tak mengerti Alaric mengucapkan apa. Dirinya belum pernah mendengar bahasa itu sebelumnya.

" Ada apa?" Tanya Alaric sambil sesaat menatap darah yang masih segar terbuka pada kulit manusia di depannya.

" Lio gak tau kakak ngomong apa," ucap anak kecil tersebut sambil melahap cotton candy nya yang masih setengah.

" Itu tadi bahasa inggris," jawab Alaric dengan senyuman.

" Ingglis?" Tanya nya dengan menatap Alaric semakin bingung.

Alis Alaric bertaut, " Kamu cadel?" Tanya nya.

" Lio nggak cadel," ucap Rio sambil menggembungkan pipinya sesaat.

" Coba bilang kereta," Alaric menatap Rio yang sudah mulai merasakan kantuk.

" Ke..leta," Rio menatap Alaric di penuhi senyuman di wajah nya, " Tuh kan. Lio bisa. Lio nggak cadel,"

" Iya deh," jawab Alaric enggan berdebat dengan anak kecil.

" Kak," ucap Rio memanggil sambil mengusap matanya yang terasa semakin berat.

" Hmm," Alaric berdehem sambil menatap Rio dengan matanya yang sudah berubah menjadi merah darah.

" Lio ngantuk..." ucap Rio mengecil.

" Kakak Lio kok nggak nongol-nongol..." imbuh Rio menatap Alaric. Pandanganya semakin buram.

" Tenang, kakak kan tadi sudah bilang. Kalau kakak itu kenal sama Kakak kamu. Jadi, nanti dia pasti kesini kok, jemput kamu." Ucap Alaric sambil menunjukkan taring nya.

" Oh gitu ya... Lio seneng... Kilain tadi, Lio nyasal kalena nggak nulut sama kakak Lio. Lio kan nggak tau jalan ke ... lumah.." ucap Rio yang perlahan-lahan mulai tak sadar kan diri karena kekuatan Alaric untuk membuat orang lain tak sadarkan diri dalam beberapa jam. Sama seperti yang Ia berikan pada Alena tadi malam.

Beda nya mungkin adalah efek dari kekuatan Vampire Bangsawan seperti Alaric akan berimbas cukup besar pada si korban. Mulai dari tak sadarkan diri beberapa jam hingga yang paling parah adalah koma beberapa hari.

Pure Blood (COMPLETE)Where stories live. Discover now