9.

2.2K 202 24
                                    

Budayakan^^

❤ Vote, sebelum baca

Comment, sembari baca dan sesudah baca

❤ Share, setelah baca.

H-1
Terlambat
🌬🌬🌬

Alena menghentikan sepeda motornya. Menatap gerbang sekolah dengan pandangan kecewa. Gerbang tersebut telah dikunci rapat-rapat oleh penjaga gerbang. Lenguhan pun terdengar dari gadis tersebut.

Sesaat kemudian, Ia turun dari sepeda motornya. Berjalan menghampiri pos satpam, jantung nya berdebar sudah siap untuk kena semprot. Membayangkannya saja membuat peluh Alena menetes. Pasalnya, dalam seumur hidup nya, Alena tak pernah merasakan yang nama nya terlambat datang ke sekolah.

" Uhm... permisi pak," ucap Alena menyapa Pak Joseph, satpam sekolah.

" Ada apa nak?" Tanya nya.

" Boleh minta tolong buka in pintu gerbang nggak pak? Hari ini saya ada kuis soalnya," ucap Alena mengeratkan genggamannya pada tas.

" Ya gak bisa lah nak." Ucap Pak Joseph tegas.

" Uhm---tapi, pak." Alena terbata-bata.

" Maaf nak. Sudah peraturan sekolah." Pak Joseph mencoba memberi pengertian.

" Ta--tapi gimana dong sama kuis saya? Itu menunjang nilai saya soalnya," balas Alena melirih di akhir kalimat.

" Tidak bisa nak. Sebaiknya kamu pulang saja," Pak Joseph yang terkenal tak sabaran mulai tampak sedikit kesal karena Alena tak mau mendengarkan ucapannya.

" Ta--tapi," ucap Alena sembari menunduk.

" Sudah saya bilang. Tidak bisa ya tidak bisa nak. Sudah peraturan SMA Felix seperti itu. Mangkanya kalo gak mau telat, bangun nya yang pagi." Ucap Pak Joseph membuat Alena menghela nafas berat.

" Kalo nilai saya turun, nanti..." ucap Alena melirih, semakin mengeratkan pegangannya pada tali tas nya.

" Jangan ngeyel nak, sudah kamu pulang saja. Besok jangan sampai telat." Jawab Pak Joseph mencoba mengontrol emosi nya.

Alena menggigit bibir bawahnya, Ia bingung dan tak tahu harus melakukan apa. Di satu sisi, Ia harus masuk ke kelas saat ini juga. Namun, di sisi lain, Ia takut dan tak berani menentang ucapan Pak Joseph semakin jauh lagi.

" Y--ya sudah pak. Terima kasih, saya pergi dulu," ucap Alena pamit, Ia berjalan meninggalkan pos satpam sambil menunduk. Menatap aspal dengan perasaan berkecamuk.

Ketika sudah sampai di depan motornya, Alena terdiam sesaat, cengkraman pada tali tas nya semakin mengerat. Otak nya bekerja keras, Ia sangat ingin menerobos masuk saja saat ini. Namun, Ia tidak bisa melakukan hal tersebut.

" Dasar pengecut," ucap seseorang.

Alena menoleh kesana kemari, mencari siapa sosok yang baru saja berkata hal demikian. Namun, sayangnya Ia tak menemukan siapa-siapa.

" Mungkin perasaanku aja karena aku nggak sempet sarapan tadi," batin Alena menghela nafas pelan, tatapannya menatap gerbang sekolah yang tertutup.

" Aku akan membantumu diriku," ucap seseorang lagi, namun Alena tak dapat menemukan siapa-siapa. Hingga sesaat kemudian, Alena menjerit kesakitan.

" Argghhh!" Teriak Alena tiba-tiba kesakitan sambil memegangi kepala nya.

Pak Joseph yang mendengar teriakan tersebut langsung berlari menghampiri Alena yang bersimpuh di aspal sembari terus memegangi kepala nya.

" Nak, apa yang terjadi? Kenapa kamu belum pulang? " tanya Pak Joseph.

Alena terdiam. Mata nya yang tadi tertutup karena merasakan kesakitan kini pun terbuka. Senyum simpul terukir di bibirnya diikuti hembusan angin dingin di sekitarnya.

" Tolong buka gerbang nya sekarang." Ucap Alena menatap pintu gerbang.

" Apa? Nak, kamu nggak denger ucapan saya sejak tadi? Jangan main-main sama saya. Saya sudah bilang baik-baik dengan memintamu pulang. Jika kamu terus memaksa melanggar peraturan sekolah, saya terpaksa akan melaporkan kamu ke guru kesiswaan." Ucap Pak Joseph penuh penekanan.

" Astaga, padahal aku baru makan tadi pagi. Harus kah aku makan lagi?" Gumam Alena menutup matanya, sembari tertawa nyengir.

' Hmm. Nggak deh kayaknya, pasti pahit rasanya.' Batin Alena sedikit kecewa.

Pak Joseph merasa kesal saat ucapannya tak di gubris dan Alena malah bergumam sendiri. " Kamu denger perkataan saya atau nggak?"

" Buka gerbang nya." Ucap Alena sembari bangkit berdiri. Menatap Pak Joseph dengan senyum miring.

Pak Joseph terdiam sesaat. Sesaat kemudian, Ia berlari ke arah gerbang. Membuka gembok dan menarik pintu gerbang nya agar Alena bisa masuk ke dalam.

" Nah gitu dong dari tadi," ucap Alena dengan senyuman. " Kalo gini dari tadi kan enak,"

Gadis itu langsung menaiki sepeda montornya, lalu melewati Pak Joseph dengan begitu santai nya.

See You Next Chapter

Add temen kalian tuk ikutan baca Pure Blood.

12 Mei 2018

Kalo gak sibuk, sempatkan vommentsnya ya 😗

#TeamAlFa



Pure Blood (COMPLETE)Where stories live. Discover now