My Love "193"

3.4K 302 28
                                    



Dokter Hide memberikan air minum pada Ayumu yang masih diam.

Mungkin dia sedang shock.

"Ayumu, tidurlah dalam kamarku."

"A-aku bisa tidur di sini."

Jawabnya langsung. Dia menarik selimutnya dan segera menutupi badannya.

Dokter Hide menatapnya dalam gumpalan.

Dia pun langsung menggendongnya dan membawanya ke kamar. Dilemparnya gumpalan tersebut ke kasur empuknya.

"Tidur di sini!"

"Ba-bagaimana dengan dokter?!"

"Aku bisa tidur bersama Hiroi."

"Ta-tapi..."

Dokter Hide menatapnya dan kemudian berjalan pergi.

"Apa dokter tidak membenciku?"

Tanya Ayumu tiba-tiba.

"Aku membenci orang sepertimu. Kau puas sekarang? Jadi cepatlah tidur."

"Ma-maafkanku.. A-aku akan segera pergi dari sini.."

Ucapnya menyesal bertanya seperti tadi. Dia tidak perlu bertanya lagi kalau tahu dokter Hide membenci orang sepertinya yang kotor.

"Tidurlah, aku tidak ingin berdebat denganmu."

Balasnya pergi. Ayumu pun bungkam, tidak ada lagi yang akan dia katakan. Semuanya sudah jelas sekarang.

Tidak ada orang yang akan menerimanya. Tidak ada.

Dia sangat kotor, bahkan pada anaknya mungkin akan jijik padanya jika dia tahu apa pekerjaan Ayumu selama ini. Tapi itu yang bisa dia lakukan untuk menghidupi anaknya seorang diri. Dia tidak pernah mengeluh selama ini, bahkan saat ini pun dia tetap tidak mengeluhkannya.

Dia memeluk lututnya dan menangis dalam diam.

"Maafkanku.."

Tangisnya.

Dokter Hide kemudian tidur bersama Hiroi di kamar tamunya. Si kecil terlelap tanpa tahu apa yang terjadi pada ibunya.

............................................

Siangnya Hiroi terbangun dan mendapati dokter Hide dalam kasurnya. Tapi dimana ibunya? Pikirnya.

"Mama.."

Panggilnya membuat dokter Hide terbangun. Lalu dia melihat jam yang sudah siang.

Untung saja dia hari ini tidak bekerja. Dia bisa bernapas lega.

"Hiroi tidur lagi, dokter tidak bekerja hari ini."

"Dimana mama?"

"Mungkin sudah di dapur."

Jawabnya asalan dan segera Hiroi turun dari kasur.

"Hiroi kau mau kemana?"

"Cari mama!"

Jawabnya. Dokter Hide pun bangun dan mengikuti si kecil sambil menguap.

"Mama?? Mama?"

Panggil si kecil tidak ada jawaban, dokter Hide melihat sekitarnya dan benar saja tidak tampak batang hidung Ayumu.

"Tumben sekali Ayumu belum bangun? Biasanya masakan sudah siap sedia di meja. Apa terjadi sesuatu padanya??"

Pikirnya berjalan ke arah kamarnya.

"Dokter!! Dimana mama!!"

Pekik si kecil.

"Hiroi, mama ada di kamarku. Semalam dia tidur di sana."

"Kenapa mama bisa tidur di kasur dokter?"

"Karena dokter mau tidur bersama Hiroi, jadi mama mengizinkannya."

Jawabnya membuat alasan yang bagus.

"Dokter tinggal katakan padaku. Jangan membuat mama pindah kamar!"

Pesannya pada dokter.

Dokter Hide tertawa kecil, anak ini memang imut dan menggemaskan. Dokter Hide mencubit pipinya. Dia menatap dokter Hide yang nakal sambil menggosok pipinya dengan pelan.

Dapat dilihat sifat Ayumu dalam diri Hiroi. Dia sangat mirip Ayumu.

"Dokter dilarang cubit pipi."

"Kenapa? Kau menggemaskan Hiroi."

"Pipiku bukan mainan. Coba kucubit pipi dokter."

"Cubit saja."

Ucapnya mendekatkan pipinya. Si kecil benar-benar mencubitnya dengan keras.

"Aww! Aw! Sakit Hiroi!"

"Sakit kan??"

"Sakit!"

"Makanya jangan cubit Hiroi. Itu juga sakit."

"Tapi kan aku pelan, Hiroi mencubitku dengan keras."

Hiroi tertawa kecil melihat sikap dokter. Dokter Hide mengusap kepalanya.

"Ayo bangunkan mama di kamar dokter."

Ucapnya segera menuntun jalan.

Mereka bisa melihat gumpalan dalam kamar dokter Hide. Hiroi segera berlari ke arah ibunya.

"Mama!!"

Panggilnya melompat ke kasur dibantu dokter Hide.

"Ayumu bangun, kami lapar."

"Mama bangun!"

".................................."

Tidak ada respon dalam gumpalan tersebut.

"Ayumu?"

Panggilnya segera menarik selimut yang menutupinya.

"Mama!"

Panggil si kecil pada Ayumu yang tidak sadar.

"Mama!!"

Pekik si kecil panik.

My Love (Mpreg)Where stories live. Discover now