My Love "83"

4.9K 468 45
                                    



Dia pun melihat pembunuh ini dengan kesal. Dia memegangi kedua tangan si pembunuh dengan erat dan melonggarkan cekikan pada lehernya.

"Kojirou!!!"

Jeritnya saat mendapat udara. Si pria ini kembali membungkam Sayuki.

Dalam beberapa detik pintu terbuka dengan paksa.

Kojirou sampai kaget melihatnya, bisa bayangin pandangannya seperti apa?! Wajah apa yang dibuat Kojirou?!

Darahnya langsung mendidih sampai ke ubun-ubunnya.

Kojirou pun menendang pembunuh ini dengan keras dan kuat agar menjauh dari Sayuki.

"Uhukk!! Uhuk!!

Batuk Sayuki yang akhirnya dapat bernapas lega.

Pria ini ketakutan karena kedoknya terungkap.

"Boss!! Sayuki!!!"

Panggil Sino kaget. Dia bisa melihat mayat wanita, lalu darah yang belum bersih, Sayuki yang ketakutan dan kemudian..

"Pembunuh!"

Pekik Sino membuatnya takut.

"Aku bukan pembunuh!"

Jeritnya kembali mengeluarkan pisau dapurnya.

Kemudian dia menyerang Kojirou yang dekat dengannya, Kojirou pun hanya bisa menahan serangan tersebut dengan tangannya daripada dia melukai Sayuki yang ketakutan dalam pelukannya.

"Boss!"

Pekik Sino langsung menarik pria ini menjauh dan membantingnya dengan keras ke lantai sehingga dia pingsan seketika.

"Boss! Sayuki!"

Paniknya,

"Urus pria ini! jangan sampai aku melihat wajahnya lagi!"

Pesannya pada Sino sebelum membawa Sayuki pergi. jika bukan karena Sayuki yang masih shock dia sudah pasti akan membunuh pria ini dengan tangannya sendiri seperti sebelumnya.

Sayuki masih menggigil takut dalam gendongan Kojirou, Sino juga sedikit khawatir.

Dia menendang pria ini dengan kesal.

"Sialan kau melukai Sayuki! Aku yang akan membunuhmu!"

Pekiknya sangat kesal.

"Sayuki kau tidak apa-apa?"

Tanya Kojirou yang melihat Sayuki masih diam, dia mengusap pipi pucatnya.

"Tenanglah, aku di sini. Kau akan baik-baik saja."

Sambungnya membuat Sayuki bersuara.

"Kojirou.."

"Iya.."

Balasnya memeluknya erat.

"Tidak apa-apa, tenanglah.."

"..................."

"Apa lehermu sakit?"

Tanya Kojirou dan Sayuki mengangguk,

"Kalau begitu kita pulang dan obati okey?"

Saran Kojirou dan Sayuki kembali mengangguk.

"Tidurlah sebentar,"

Pesannya membaringkan Sayuki ke kursi belakang mobilnya, tidak lupa dia menyelimuti Sayuki dengan blazer coklatnya.

Dia sendiri segera ke kursi sopir dan menjalankan mobilnya dengan pelan agar tidak mengguncang tubuh Sayuki yang mulai tenang.

Kojirou mengoleskan krim dingin ke leher Sayuki yang memerah bekas cekikan.

"Apa sakit?"

Tanyanya lagi karena Sayuki meringgis terus saat disentuh, dia mengangguk mantap. Kojirou pun lebih halus lagi mengusap leher Sayuki.

Sayuki pun melihat tangan Kojirou yang berdarah karena melindunginya. Dia menyentuhnya membuat Kojirou ikut melihat lukanya.

"Maaf..."

"Untuk apa minta maaf?"

"Karenaku.. kau.."

Ucapnya kembali terdiam karena mengingat perkataan Kenzo,

"Kau juga akan membunuhnya suatu hari nanti!"

Dia sama sekali tidak ingin mengingat perkataan Kenzo tapi melihat situasi saat ini, dia kembali memikirkannya.

Dia tidak bisa tidak peduli melihat Kojirou yang terluka, memang ini masih luka kecil tidak membahayakan nyawanya. Tapi bagaimana jika suatu hari musibah datang dan tidak bisa dihindari karena dirinya bersama Kojirou? Apa yang bisa dia lakukan? Dan apa yang harus dia perbuat?

"Sayuki, ini hanya luka kecil. Aku akan berhati-hati lagi, jangan khawatir."

Ucap Kojirou segera melihat daun wajah Sayuki yang berubah,

"Kau tidak perlu melindungiku..Aku bisa melindungi diriku sendiri.."

"Kenapa? Kenapa kau berkata begitu?!"

"Aku tidak mau kehilanganmu! Aku tidak mau karenaku..kau..aku tidak mau Kojirou.."

Tangis Sayuki di depan Kojirou.

"Hey..Hey... kau pikir aku orang yang lemah? Aku tidak perlu kau khawatirkan okey.."

Balasnya mengusap air mata Sayuki.

Dia memang bukan orang yang lemah, tapi kelemahannya adalah orang di depannya, Sayuki.

"Aku juga melindungi si kecil, kalau kau terluka bagaimana aku bisa menghadapi si kecil nanti?"

Ucap Kojirou mengusap perut Sayuki. Dan Sayuki baru teringat, dia bukan lagi seorang diri tapi melainkan dua orang. Dia benar-benar melupakan bayi dalam kandungannya karena shock.

Dia benar-benar berpikir hal egois dan tidak memikirkan bayi dalam kandungannya, dia lupa masih ada yang harus dia lindungi bukan hanya dirinya seorang.

"Maafkanku.. Aku sudah berkata egois.."

"Aku mengerti, kau hanya takut. Tapi aku bukan orang lemah yang perlu kau khawatirkan. Aku akan melindungimu dan bayi kita."

Jawabnya mengusap wajah Sayuki yang sudah terlihat lebih baik dari sebelumnya.

"Aku janji akan membahagiakanmu dengan bayi kita seperti janjiku padamu sebelumnya."

"Aku mengerti. Terima kasih sudah melindungiku."

Balasnya tersenyum. Kojirou menciumnya sebelum menempelkan dahinya ke dahi Sayuki.

"Aku juga takut kehilanganmu.. kau segalanya bagiku.. kau adalah hidupku.."

Kembali mereka berciuman untuk penyatuan perasaan mereka saat ini.

"Sayuki! Yakitori sudah kubeli"

Pekik Sino masuk ke dalam apartemen Kojirou dan mengganggu waktu romantis mereka.

My Love (Mpreg)Where stories live. Discover now