My Love "91"

4.7K 468 66
                                    



3 jam kemudian, Sayuki pun terbangun. Kojirou memegangi tangannya sejak tadi dan terus berdoa.

Sayuki langsung menangis histeris karena dia bisa melihat Kojirou lagi.

"Sayuki tenanglah.. tenanglah.. jangan menangis.."

Pesan Kojirou memeluknya erat. Kini perutnya sudah kembali tepos, jadi tidak ada yang menghalangi mereka berpelukan lebih dekat. Kojirou juga takut, dia takut kehilangan Sayuki.

"Kojirou...kojirou.."

Panggilnya lega karena bisa memanggilnya lagi.

Sino dan Kenzo juga ikut bernapas lega, mereka juga dengan setia menemani Kojirou karena tahu perasaan bossnya sangatlah kacau, bisa-bisa dia menggila di rumah sakit kalau Sayuki belum sadar.

"Bayinya.. Bagaimana bayi kita?"

Tanya Sayuki,

"Dia ada di ruangan anak-anak Sayuki, dokter akan membawanya ke sini jika kau sudah baikan. Dan bayimu sangat sehat!"

Pekik Sino senang. Sayuki tersenyum senang mendengarnya, mereka tidak bisa mengatakan bahwa bayinya sampai sekarang belum sadar. Dia akan histeris, mereka akan menunggu sampai bayinya sadar.

"Kau baik-baik saja? Masih ada yang sakit?"

"Tentu saja sakit."

Jawabnya menunjuk perutnya yang mulai nyut-nyutan sakit setelah pengaruh obat bius hilang.

"Kalau begitu istirahatlah."

"Aku mau lihat bayiku."

"Belum bisa saat ini, bayimu sedang istirahat."

Jawab Sino karena Bossnya diam.

"Kenapa? Apa belum cukup juga dia istirahat dalam perutku? Aku ingin melihatnya!"

Pinta Sayuki penasaran.

"Tunggulah sebentar."

"Kenapa Sino terus menghalangiku bertemu dengan bayiku?! Aku ingin melihatnya!"

Pekik Sayuki marah.

"Sayuki dengarkanku, bayinya sedang istirahat. Kalau dia sudah sadar akan dibawa dokter kemari. jadi kau tunggu saja di sini!"

Balas Sino lagi menjelaskan situasinya. Sayuki menatapnya, Kenzo dan Kojirou hanya diam karena tidak ada kata yang bisa mereka ucapkan kecuali Sino yang bisa mereka andalkan untuk menenangkan Sayuki.

"Baiklah, tolong bawa dia padaku saat dia bangun."

"Tentu saja! aku akan menjemputnya!"

Pekik Sino segera berlari pergi.

Kojirou mencium tangan Sayuki.

"Kau sudah sangat menderita, maafkanku."

"Untuk apa minta maaf, aku senang bayi kita baik-baik saja."

Jawabnya tersenyum senang. dia benar-benar merasa bebas sekarang, bebannya langsung hilang.

Sayuki pun menunggu kedatangan bayinya dengan tidak sabar.

Tapi orang yang ditunggu-tunggu tidak pernah kembali, Sino tidak kembali ke kamarnya.

"Kojirou dimana bayi kita? Aku mau melihatnya."

Pinta Sayuki yang belum melihat bayinya sejak dia lahir. Dia bahkan sudah istirahat cukup lama di sana, tapi tidak ada kabar dari Sino.

Kojirou hanya diam, dia tidak berani menatap Sayuki dan menggenggam erat tangannya.

Kenzo bahkan bungkam, tidak ada kata yang bisa diucapkan saat ini.

"Kojirou! Katakan sesuatu!"

Kesal Sayuki karena tidak ada yang menjawab pertanyaan mudahnya.

"Sayuki..Sebenarnya..."

"Hmm?"

"Sebenarnya bayi kita.."

Kojirou kembali diam, dia tidak bisa melanjutkan katanya.

"Kojirou? Ada apa? Bayi kita baik-baik saja kan?"

Tanya Sayuki penasaran dan mulai curiga karena mereka bersikap aneh,

"Sayuki, bayi kita..Bayi kita dalam inkuba.."

"Boss! Sayuki!"

Pekik Sino memotong pembicaraan mereka yang datang secara tiba-tiba mengagetkan mereka,

dia tampak senang dan datang melompat-lompat di hadapan mereka. Mereka masih terlihat kaget dengan sikapnya.

"Ada apa?!"

"Bayinya!"

"Bayinya kenapa?!"

"Bayinya sudah menangis dan dia tampak sehat!"

Pekiknya senang membuat Kojirou kembali diam, Kenzo justru tersenyum. Sayuki masih bingung dengan apa yang dibicarakan Sino. Suster pun datang membawa bayi mereka yang terbungkus kain.

Sayuki hampir menangis melihat bayinya dalam gendongannya. Kojirou bahkan merintikkan air mata harunya melihat bayi mungilnya dalam gendongan Sayuki. Dia menyentuh wajah, bibir, hidung, tangan, semuanya dia sentuh..

"Sangat kecil..."

Gumamnya bahagia. Kebahagiaan yang tidak akan mereka lupakan seumur hidup mereka.

Lahirnya si kecil Kojirou.

Sayuki benar-benar bahagia sampai menangis, Kojirou mencium keningnya dan memegangi tangan bayinya yang lembut dan kecil.

Sino terharu melihatnya dan memeluk Kenzo.

"Sangat menyentuh hati.."

Isaknya dalam pelukan Kenzo. Kenzo hanya tersenyum senang melihat ke arah mereka. dia tidak marah pada Sino yang memeluknya karena suasana hatinya sedang bahagia. Kalau saja suasananya dalam mood yang buruk dia akan dibanting dengan keras dilantai nanti.

My Love (Mpreg)Where stories live. Discover now