My Love "13"

9.1K 724 7
                                    



Hirosawa duduk diam sambil melihat hp nya.

"Hirosawa san?"

"Yume! Kau sudah selesai mandi?"

"Iya. Ada apa?"

"Sebenarnya aku harus pergi untuk beberapa hari. Tapi aku tidak bisa meninggalkanmu sendiri!"

Yume mengusap kepala Hirosawa.

"Pergilah, aku tidak apa-apa."

"Aku tidak bisa meninggalkan kalian!"

Balasnya memeluk Yume, dia mencium perut Yume yang sudah membesar, karena bayi mereka sudah beranjak 3 bulan.

Yume merasa geli karena nafas Hirosawa. Dia menjauhkan kepala Hirosawa.

"Itu geli Hirosawa san!"

Hirosawa cengengesan.

"Oh yah! Kita harus ke rumah sakit!"

"Ada apa? Aku tidak merasa sakit."

"Untuk USG! Aku mau lihat bayi kita cowok atau cewek!"

Pekiknya segera mengambil keperluannya. Yume hanya terbengong melihatnya sibuk sendiri.

"Yume segera ganti baju! Jangan pakai baju setengah seperti itu!"

Pekik Hirosawa pada Yume yang hanya memakai celana dalam serta kemeja kebesaran Hirosawa karena dia merasa nyaman dengan memakai pakaian Hirosawa.

"Iya! Iya!"

Balas Yume segera ganti pakaian. Dia melihat Hirosawa masih sibuk sendiri.

Dia menggeleng kepala tanda pasrah.

Hirosawa dan Yume pun menunggu antrian, dia melihat banyak pasangan yang sudah lebih dulu mengantri. Hirosawa memakaikan jaketnya pada Yume agar tubuhnya tetap hangat. Tapi sebaliknya Yume merasa panas.

Dia mengembalikan jaket Hirosawa.

"Kenapa?"

"Aku panas!"

"Ini ruangan berAC! Dan sangat dingin! Dimana panasnya?!"

"Memang panas Hirosawa san!"

Keduanya sedikit bertengkar.

"Itu terkadang memang terasa panas saat hamil."

Balas seorang membuat keduanya berpaling.

Dia melihat wanita muda yang sedang mengandung besar. Mungkin akan segera melahirkan.

"Maaf, apa kami mengganggu?"

"Tidak! Tidak! Aku baru saja selesai dan melihat kalian sedikit bertengkar. Suamimu hanya tidak ingin kau kedinginan,"

"Iya. Itu maksudku."

"........"

"Suamimu baik sekali, menemanimu datang ke sini."

"Iya, aku memang yang memintanya kemari. Bagaimana dengan suami anda?"

"Ha.. Orang itu hanya sibuk kerja. Padahal istri hamil muda tapi tetap saja membiarkanku sendiri seperti ini!"

Kesalnya mengeluarkan uneg-unegnya. Yume menatapnya prihatin, untung Hirosawa tidak seperti suaminya.

Dia merasa lega karena Hirosawa sangat mempedulikannya.

Yume menggenggam erat tangan Hirosawa. Hirosawa menatapnya dan kemudian berpaling.

"Kuharap suamimu segera sadar betapa berharganya kehadiran seorang istri."

"Terima kasih, kalau begitu aku permisi."

Sambungnya segera berpamit pergi. keduanya juga memberi salam dan antrian sudah sampai ke nomor mereka.

Hirosawa segera membawa Yume masuk ke dalam ruangan dan terlihat dokter muda di sana dengan beberapa suster menemaninya.

"Ada perlu apa? Ada kendala dengan kandungannya?"

"Kami hanya ingin tahu jenis kelamin bayi kami."

Jawab Hirosawa. Dokter segera melihat bukunya.

"Yume Tatsuyuki? Kau adalah pria yang hamil karena sindrom itu?"

Tanyanya menatap Yume, dia segera berpaling.

"Jangan takut. Ini bukan hal pertama menangani kasus sindrom ini. Tahun lalu juga hal sama terjadi, tetapi keduanya tidak selamat karena terjadi komplikasi."

Jelas sang dokter membuat keduanya kaget,


"Jangan takut! Aku bukan bermaksud menakutimu!"

"I-iya! Tidak apa-apa. Lalu bisa kita mulai?"

"Tentu! Tentu! Silahkan berbaring."

Pintanya dan perlahan Yume berjalan ke arahnya. Dia pun berbaring, Hirosawa memegangi tangannya.

"Jangan takut."

Pesannya. Yume menangguk tanda iya.

Dokter mulai melumuri perut Yume dengan cream.

"Silahkan lihat ke arah monitor."

Pesan dokter segera mereka melihatnya. monitornya masih tampak gelap dan ada detak jantung di dalamnya. Yume memegang erat tangan Hirosawa karena senang.

Keduanya tidak memalingkan wajahnya. Walau tidak mengerti apa yang ada di monitor, melihat bentuk mungil bayinya saja sudah membuat mereka sangat senang.

"Maaf, jenis kelaminnya belum dapat di ketahui karena ditutupi. Mungkin dua bulan lagi akan terlihat jelas."

"Tidak apa-apa, bayi kami sehat kan?"

"Sehat! Sehat sekali!"

"Syukurlah. Kau dengar Yume, bayi kita sangat sehat!"

"Iya."

Balas Yume tersenyum senang.

Keduanya segera pamit karena sudah selesai USG. Mereka masih menggandeng tangan karena senangnya.

Saat perjalanan pulangnya, mereka dikejutkan dengan suara teriakan wanita yang akan melahirkan dari strecher yang di dorong suster. Dia melihat darah yang sudah melumuri pakaian sang wanita membuat Hirosawa segera menghalangi pandangan Yume.

"Ayo kita pergi."

Ajaknya dan menarik Yume dengan pelan. Yume masih bisa mendengar jeritan wanita tersebut.

"Apa sesakit itu?"

Tanyanya sedikit khawatir.

"Tenang saja, aku tidak akan membiarkanmu merasa sakit seperti itu. lebih baik melahirkan secara sesar aku akan berbincang pada dokter hari apa yang bisa kita laksanakan."

Jawab Hirosawa, Yume hanya diam sambil melihat ke belakang.

Itu pasti sangat sakit, wanita barusan sampai menjerit seperti itu. Pikirnya.


My Love (Mpreg)Where stories live. Discover now