My Love "49"

5.8K 481 16
                                    



Mereka menutup mata Naitou dan mengikat tangannya,

Mereka membawanya ke sebuah ruko yang dipakai untuk mereka bersembunyi dari kejaran polisi.

Tempat tersebut sangat kotor dan berantakan,

Mereka melepas ikatan matanya.

"Apa dia Naitou istri Kakeru?"

"Benar, dia mengaku dirinya Naitou."

Jawab mereka yang membawanya, Naitou menatap pria di depannya tanpa rasa takut.

"Hmm.. Jadi begitu.."

Gumamnya mendekati Naitou yang terikat di kursi.

"Apa yang kau mau dariku?"

"Aku tidak mau apapun darimu, aku hanya mau nyawa Kakeru."

"Kau!"

"Duh duh kau begitu cantik saat marah, tapi aku tidak tertarik pada pria. Aku bukan homo seperti kalian!"

Balasnya sambil menyemburkan asap rokok ke wajah Naitou.

"Uhuk! Uhuk!"

Batuk Naitou karena asap tersebut dia hirup.

"Aku tidak akan membiarkan kalian menyentuh Kakeru sama!"

"Apa yang bisa kau lakukan?! Cukup duduk diam di sana dan melihat Kakeru kami habisi!"

"Tidak akan pernah selama aku hidup!"

Pekik Naitou marah, pria di depannya tampak sedikit kesal dan meninju Naitou hingga dia terjatuh bersamaan dengan kursinya.

"Uh!"

Jerit Naitou sakit. Dia melihat perutnya, dan tidak terjadi apa-apa pada bayinya. Dia bernapas lega.

"Hey.. apa kau baru saja menghela napas?"

Tanyanya menendang perut Naitou dengan pelan membuatnya takut.

Pria ini melihat reaksi Naitou yang berlebihan saat dia ingin menendang perutnya lagi. Karena penasaran dia pun merobek kaos oblongnya dan menampakkan perut buncitnya.


"Apa pria kurus ini buncit?"

Tanyanya bingung.

"Dia tidak tampak gemuk tapi kenapa buncit?"

Dia pun menusuk dengan jarinya.

"Ini keras dan tidak berlemak."

"Jangan sentuh!! Jangan sentuh!!"

Pekiknya panik.

"Ada apa di dalam perutmu? Apa kau hamil?"

Tanyanya dan telak, Naitou tidak bisa menjawabnya.

"Jadi kau benar-benar hamil?! Anak Kakeru?! kau serius?! Jadi sindrom yang diberita itu benar-benar adanya?!!"

Pekiknya senang sekaligus kurang percaya.

Naitou mencoba melepaskan tangannya yang terikat, hanya butuh waktu untuk bisa melepaskan diri.

"Ini bagus! Aku bisa menghabisi keturunan Kakeru sekaligus! Ini luar biasa! Aku akan membalaskan semua dendam keluargaku padamu dan anaknya! Aku yakin dia akan memohon padaku dan akan mencium kakiku!"

Pekiknya senang,

"Jangan harap Kakeru sama akan melakukan itu!"

Pekiknya dan berhasil meloloskan diri.

Salah satu dari mereka akan menembak Naitou tapi berhasil dia hadang dengan melemparkan kursi yang tadi mengikatnya.

Pistol itu pun jatuh tepat di kakinya.

Dia mengambilnya segera dan langsung menodongkan pada pria yang terkagum-kagum melihat aksinya.

"Kau bukan orang sembarangan yah?"

Tanyanya dengan senyuman kesenangan.

"Aku semakin bersemangat untuk menghabisimu dengan tanganku sendiri!"

Pekiknya girang. Naitou tidak tahu dendam apa yang membuatnya menjadi seperti orang gila ini, tapi dia harus segera pergi dari sini dengan cepat.

"Jangan bergerak! Atau aku akan menembak kepala bos kalian!"

Ancam Naitou saat melihat salah seorang anak buahnya mengeluarkan pistol.

Bosnya pun tersenyum dan meminta mereka menurunkan pistolnya.

Naitou pun berjalan mundur sambil waspada ke arah pintu. Perlahan dia membukany, berbalik dan akan berlari tapi sebuah tangan besar langsung mencekiknya.

"Argh!!"

Jeritnya tergantung ke atas.

"Hahahahaa!"

Tawa pria ini senang dan duduk di kursi.

"Kau pikir bisa kabur dariku?!"

Naitou memukul tangan pria besar ini, tapi tidak ada reaksi sama sekali. Dia pun menembak kepalanya hingga pecah dan bisa meloloskan diri.

"Uhuk! Uhuk!"

"Waw! Kau benar-benar luar biasa!"

Pekiknya senang, Naitou menatapnya benci.

Saat Naitou akan menembaknya lagi ternyata pelurunya sudah habis. pistolnya hanya ada satu peluru, karena itu mereka tidak menembak saat menangkapnya barusan,

Pria ini kembali tertawa dan menghampiri Naitou,

Sebuah tendangan membuat Naitou tersungkur ke lantai,

"Haa..Haa..Haaa..."

Dia pun menarik satu tangan Naitou dan menyeretnya kembali ke sofa.

Dia mengikat kedua tangan Naitou, dia menyentuh perutnya yang tidak terlindungi karena bajunya sudah rusak.

Naitou merasa pusing sekarang. Dia benar-benar merasa sial karena pusingnya datang pada waktu yang tidak tepat. Matanya sedikit buram karena sakitnya.

"Kau itu pria atau wanita?"

Pikirnya melepas celana Naitou dan menyentuhnya.

"Woah! Ternyata benar-benar cowok!"

Pekiknya semakin girang.

Diapun merabanya karena penasaran.

"Dimana lubangnya?"

Tanyanya sambil meraba ke dalam celana Naitou.

"Nn!!"

Jerit Naitou tidak bisa melakukan apapun.

"Hmm aku sangat penasaran dengan isi perutmu! Apa benar-benar bayi di dalamnya?"

Tanyanya mengeluarkan pisau sepanjang 30 cm dan sangat tajam.

"Apa yang akan kau lakukan?!"

"Apa yang akan kulakukan?"

Tanyanya balik dan tersenyum.

"Tentu saja untuk melihat isi perutmu!!"

Jeritnya senang dan menusukkan pisaunya ke atas perut Naitou.

"Nng!"

Desah Naitou. Darah mulai menetes dari tangan Naitou yang menahan pisau tersebut untuk menembus perutnya.

"Kau lumayan juga!"

Pekiknya dan menekan pisau tersebut semakin kuat. Naitou juga tidak mau kalah, dia menahan pisau tersebut walau tangannya terikat. Dia mengorbankan tangannya dari pada bayinya sendiri, dia tidak akan menyerah atas bayi-bayinya yang sudah sangat membuat Kakeru bahagia dengan kehadiran mereka, dia tidak mau kebahagiaan tuannya di renggut oleh orang ini, tidak akan pernah.

"Kakeru!!kakeru!! KAKERU!!!"

My Love (Mpreg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang