My Love "52"

6.1K 504 31
                                    



Kakeru kembali mengundang Yume dan Hiromu ke rumah besarnya untuk makan malam bersama, tentu semua keluarganya ikut.

Satu meja penuh makanan lezat.

Aikawa dan Iori begitu senang dan duduk bersebelahan dengan Naitou. Dan di sampingnya Kakeru bersamanya.

Mereka menyentuh perut besar Naitou dan terlihat senang.

"Sebentar lagi hari persalinanmu. Apa kau lahir normal Naitou?"

Tanya Hiromu pada Naitou.

"Iya, aku lahir normal seperti yang Hiromu san lakukan."

Jawabnya.

"Kenapa tidak cecar saja?"

"Aku juga memintanya cecar! Tapi dia menolak! Katanya dia ingin merasakan anaknya lahir! Aku tidak mengerti dirinya!"

Balas Kakeru tidak menerima keputusan Naitou yang sepihak ini.

Naitou mencubit lengan Kakeru yang bicara asalan.

"Jadi begitu.."

"Aku ingin mengenang momen saat anakku lahir. Rasa sakit ataupun rasa senang, aku ingin merasakannya bersama mereka."

Jelasnya tersenyum senang, dia mengelus perutnya. Dia bisa merasakan detak jantung anaknya dari sentuhannya ini.

"Kami selalu mendoakan keselamatan kalian! Kuharap bayinya lahir dengan selamat dan imut!"

Pekik mereka. Naitou tersenyum senang.

"Terima kasih, doa kalian adalah pelindungku."

Jawabnya tertawa kecil, Kakeru mengecup kening Naitou dengan lembut.

"Aku akan berdoa untukmu di kuil."

"Gangster ke kuil?!"

"Apa salahnya gangster ke kuil?!"

"Tidak apa-apa, hanya saja. yah seperti akan menebus dosa."

"Hmm.. tapi kan aku tidak melakukan kejahatan."

Jawabnya sok suci. Padahal sekali ada yang mengganggu keluarganya, semuanya dibantai tanpa ampun. Mereka berbincang, tapi Naitou terdiam.

Itu yang dikhawatirkan Naitou selama ini, tuannya kadang banyak musuh di luar yang mengincarnya. Dia pun sudah tidak keluar kemana pun tanpa ditemani Kakeru dan pengawalnya. Dia tidak mau hal sebelumnya terjadi. kakeru yang menyarankan ini, kemana pun dia ingin pergi harus bersama Kakeru dan beberapa bodyguard handal. Naitou sama sekali tidak komplain lagi.

Malam itu pun begitu ramai di rumah Kakeru dengan mengundang penyanyi jazz di dalam ruang makan mereka.

Sudah seperti dalam restoran bintang 5 dengan lagu dan makanan lezat.

Naitou hanya memakai kaos besar dan celana training di kamarnya sambil membaca buku panduan ibu hamil dan melahirkan.

Kakeru datang dan berbaring di pangkuannya.

"Kau membacanya lagi?"

"Iya, aku ingin tahu lebih."

Jawabnya tanpa berpaling dari buku.

Kakeru mendekatkan telinganya ke perut besar Naitou.

"Apa kau merasakan sesuatu?"

Tanya Naitou.

"Iya! detak jantungnya!"

"Aww! Dia menendang.."

Jerit Naitou tiba-tiba.

"Ohh dia nakal sekali!"

Ucapnya mencium perut Naitou.

"Oh ya aku sudah mendekor kamar mereka di sebelah kamar kita."

"Cepat sekali."

"Aku juga sudah membeli semua peralatan bayi, ayunan, lalu pakaian, sepatu kecil mereka dan semuanya! Aku sudah membelinya!"

Kakeru terlihat semangat.

Naitou tertawa kecil dan mengusap kepala Kakeru.

"Terima kasih."

Ucapnya, Kakeru pun menciumnya.

"Aku yang berterima kasih sudah memberikan kebahagiaan ini. Aku mencintaimu Naitou."

"Aku juga mencintaimu Kakeru sama."

Balasnya dan disatukan oleh ciuman tulus mereka,

Naitou sedang membaca buku di kamarnya seperti biasa karena tidak ada aktivitas lainnya. Semua pelayannya tidak mengizinkan Naitou membantu mereka, mereka juga takut kalau Kakeru tahu maka mereka akan dipecat atau dibantai karena sudah menyuruh Naitou bekerja padahal itu karena Naitou bosan dan ingin menghabiskan waktu. Tapi tiba-tiba sebuah suara membuatnya berpaling.


"Naitou sama,"

"Iya? Ada apa?"

"Aku mendapat berita Tuan diserang."

Ucapnya ragu-ragu takut membuat Naitou terguncang.

"A-apa? Apa yang terjadi pada tuan?! Bagaimana keadaannya?!"

Panik Naitou benar-benar khawatir.

"Naitou sama tenanglah dulu. Tuan sedang dalam perjalanan pulang dari rumah sakit."

"Apa? Apa dia separah itu? Dimana tuan!?"

Pekik Naitou takut.

"Naitou sama, tenanglah."

"Aku mau bertemu tuan! Hanya aku yang harus melindunginya!"

"Naitou sama tidak bisa melakukan tugas itu! Bagaimana jika kandungan anda terluka saat itu?!"

"Lalu aku harus bagaimana? Bagaimana dengan tuan?"

"Makanya kubilang tenanglah, dia hanya luka goresan. Bukan luka fatal."

"Ka-kau yakin?"

"Iya, aku sangat yakin. Aku sudah diberitahu untuk mengabarimu supaya Naitou sama tidak kaget."

"Syukurlah kalau begitu, aku takut sekali!"

"Maaf membuat anda panik."

"Tidak apa-apa, kapan dia pulang?"

"Sebentar lagi."

"Siapkan air hangat dan handuk."

"Baik."

Balasnya segera pergi.

Naitou pun merapikan futonnya untuk Kakeru tidur nanti,

Setelah semuanya selesai, Kakeru pun pulang dan langsung menemui Naitou.

Naitou menatap wajah tuannya yang sedikit memar dan perban di tubuhnya,

"Tuan.."

Panggilnya sedih,

"Kenapa membuat wajah seperti berkabung ? Aku baik-baik saja, tenanglah."

"Hm.. Aku hanya bersyukur anda pulang dengan selamat, selamat kembali."

"Aku pulang."

Balas Kakeru duduk di sampingnya. Dia mengusap wajah Naitou sebelum menciumnya.

"Aku merasa tenang jika sudah ada di rumah bersamamu."

"Aku juga, aku suka dengan ruang tuan."

"Kenapa memanggilku tuan lagi?"

"Eh..Ah..Kakeru sama, aku belum terbiasa."

Jawabnya malu-malu.

"Baiklah, pokoknya biasakan."

"Iya."

Balas Naitou memeluk erat Kakeru. Dia takut kehilangan Kakeru begitu juga sebaliknya.

My Love (Mpreg)Where stories live. Discover now