My Love "170"

3.4K 328 33
                                    



Kyoya buru-buru kembali ke kamar setelah mengeringkan laundriannya. Dia melihat Suzume tertawa kecil bersama dokter muda itu. Dia terdiam diambang pintu.

"Kyoya? Apa yang kau lakukan di sana?"

Panggil Suzume melihat Kyoya hanya diam di pintu.

"Apa kau merasa lebih baik?"

"Iya. Aku sudah lebih baik, jangan khawatir. Maaf tadi mengotori bajumu."

"Tidak apa-apa, asal kau baik-baik saja."

"Baiklah Suzume, aku akan mencabut selang infusmu."

"Apa sakit dok?"

"Sedikit."

Jawab dokter sambil tersenyum kecil. Suzume tahu bahwa itu akan sakit. Bahkan dokternya sudah tersenyum seperti itu.

Dia pun meringgis saat jarum suntiknya dicabut.

"Aww! Aww!"

Jeritnya sakit. Dokter pun menutup lukanya dengan kapas dan menekannya dengan lembut.

"Oke semuanya beres, kau boleh pulang besok."

"Terima kasih,"

"Jangan lupa minum obat. Perbanyak minum air putih serta jangan banyak beban pikiran. Itu akan mempengaruhi janinmu. Kalau belum bisa makan minumlah susu khusus okey."

"Aku mengerti dokter Hide. Terima kasih sudah merawatku."

"Jangan lagi mengalami dehidrasi. Kau mengerti?!"

"Baik. Aku tidak akan,"

Jawabnya.

"Kyoya kenapa kau masih berdiri di sana? Masuklah."

Panggil Suzume. Dia mengusap pakaian anaknya yang sudah wangi setelah dilaundri.

"Maaf aku mengotori pakaianmu. Aku sudah baik-baik saja, jadi kau bisa kembali bekerja."

Pesan Suzume pada Kyoya.

Dia tahu anaknya sudah bolos hari ini karenanya. Jika dia tidak bekerja dia akan dimarahi bossnya nanti. Suzume tidak tahu bahwa anaknya sudah menjadi seorang manager marketing yang handal.

Proyek-proyek yang ditanganinya selalu berjalan lancar. Apapun dilakukan Kyoya agar tugasnya berhasil. Dia memang pekerja keras.

Semua mengakui kemampuannya. Hanya saja dia masih bungkam tentang hal ini pada Suzume.

"Aku akan menemanimu hari ini."

"Tidak perlu, kau tetaplah bekerja. Dokter Hide bisa membantuku."

Kyoya menatap Hide yang tertawa kecil dengan Suzume. Lalu saat melihat Kyoya wajahnya berubah.

"Aku pergi dulu, jangan lupa makan."

Pesannya dan pergi.

"Kyoya sudah makan? Kau mau makan apa?"

Tanyanya turun dari kasur. Dia menyentuh tangannya yang sakit karena jarum infus.

"Sakit sekali."

Gumamnya kesal dan berjalan perlahan keluar ruangan.

"Suzume mau kemana?"

"Mencari makan, aku lapar."

"Kenapa tidak bilang kalau lapar?!"

"Makanya aku bertanya padamu mau makan apa?"

Balasnya. Ayahnya memang sesuatu..

Kyoya segera mengejar Suzume dan berjalan berdampingan dengannya. Dia melihat perut Suzume yang masih kecil. Lalu melintas ibu hamil yang perutnya sudah sangat besar dan berjalan pun dibantu suaminya dan melangkah dengan pelan.

Apa perut Suzume akan besar seperti itu?

Pikir Kyoya justru berandai-andai. Matanya kembali melihat perut Suzume dan tersenyum kecil.

Impiannya tercapai.

My Love (Mpreg)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt