My Love "182"

3.7K 346 35
                                    



Dokter Hide yang tidak sempat minta maaf pada Ayumu pun terus menunggu kedatangannya, tapi sampai sekarang dia tidak menemuinya.

"Kemana orang itu pergi?! kenapa dia tidak datang memeriksakan tubuhnya?!"

Marahnya kesal. Dia pun mengambil map yang berisikan datanya dan segera pergi menemuinya karena khawatir.

Cukup lama dia mencarinya disekitar komplek apartemennya hingga dia mendengar suara Hiroi yang berada di lantai 2 apartemen kecilnya.

Dia segera keluar dari sana dan menemuinya.

"Mama! Mama!"

Si kecil sejak pagi tadi memanggil Ayumu tapi tidak ada jawaban dari dalam.

"Hiroi?"

Panggilnya pelan membuatnya berpaling.

"Dokter! Tolong mama! Tolong!"

Tangisnya memohon. Dia melihat pintu di depan anaknya yang terkunci rapat.

"Menjauh dari sana, aku akan menyelamatkan Ayumu."

Ucapnya. Tetangganya segera menggendong Hiroi dan menjauh.

Dokter pun mulai mendobrak pintunya dalam dua kali dobrakan dan terbuka.

Matanya mencari sosok Ayumu yang terkapar di lantai dingin.

"Ayumu!!"

Paniknya segera menggendongnya. Tubuhnya begitu dingin dan wajahnya begitu pucat. Masih tertinggal noda darah di sudut bibirnya.

"Ayumu! Ayumu!! Hey!!"

Paniknya tetap tidak ada jawaban, Hiroi menangis semakin kencang melihat ibunya tidak sadar.

"Sial!"

Umpat dokter untuk pertama kalinya. Dia bisa mengutuk juga yah.

Dokter Hide segera membawanya ke mobil dan menuju ke rumah sakit dengan cepat.

..........................................................

Hiroi terus menerus menangis karena tidak bisa bertemu dengan Ayumu. Dia dalam keadaan kritis dan tidak diizinkan orang lain menjenguknya.

Tetangganya yang menggendongnya juga sudah lelah karena Hiroi terus meronta untuk bertemu ibunya.

Kini giliran Hide yang menggendongnya.

"Hiroi dengarkan dokter, ibumu sedang dirawat dan akan sembuh nanti. Dan Hiroi harus jadi anak baik dan menurut. Jangan menangis terus. Ibumu akan sedih jika melihatmu menangis."

Pesannya pada Hiroi, perlahan dia berhenti menangis.

"Mama! Aku mau bertemu mama!"

"Iya, nanti Hiroi akan bertemu dengan mama, jadi sekarang berhenti menangis dan menunggu kabar baiknya."

Dokter Hide pun berhasil membujuknya.

"Apa mereka tidak punya keluarga?"

"Tidak ada, awalnya Ayumu datang bersama seorang pria. Mereka tinggal bersama beberapa saat, tapi setelah tahu Ayumu hamil karena sindrom dia pergi meninggalkannya sendiri."

"Apa?! Jadi mereka hanya berdua?!"

"Dia bekerja setiap hari untuk membesarkan anaknya. Dia sangat sabar dan bekerja keras. Aku benar-benar sangat mengasihaninya. Karena itu aku merawat Hiroi saat dia bekerja."

"Apa pekerjaannya?"

"Kudengar dia bekerja di sebuah club malam, lalu paginya dia akan menjaga minimarket. Kemudian saat siang dia akan menjadi pelayan sebuah restoran."

"Apa dia tidak mengenal kata lelah?!"

"Itulah Ayumu. Dia bekerja terlalu keras."

"Apa ayah Hiroi tidak kembali lagi?"

"Selama 3 tahun ini aku tidak melihatnya. Mungkin dia sudah mati. Orang seperti itu tidak layak hidup! Hiroi dan Ayumu sudah banyak menderita, kuharap dia bisa bahagia suatu hari nanti."

Doanya tulus.

"Mereka akan berbahagia, aku akan menjanjikan hari kebahagian mereka."

"Jika setiap orang sebaik ini seperti dokter, aku yakin banyak nyawa yang akan terselamatkan."

"Aku adalah seorang dokter, memang tugasku menyelamatkan nyawa pasienku."

Jawabnya dan tertawa kecil. Lalu dia tiba-tiba teringat sesuatu.

"Apa Hiroi sudah makan?"

"Dia tidak mau makan sejak kemarin."

"Begitu, aku akan membawanya keluar sebentar."

"Sebenarnya aku tidak bisa merawat Hiroi, suamiku dapat tiket liburan ke Hokkaido. Aku tidak bisa membawa Hiroi bersamaku. Jadi aku harus bagaimana? Apa Ayumu akan segera sadar?"

Tanyanya hati-hati.

"Ayumu dalam keadaan kritis, kami tidak tahu dia kapan sadar."

"Aku harus bagaimana? Aku tidak bisa meninggalkan Hiroi sendiri kalau begini. Aku harus membatalkan tiket liburanku."

"Tidak apa-apa, aku bisa merawat Hiroi."

"Kau yakin dokter?"

"Iya, aku bisa merawatnya. Jadi anda bisa liburan dengan tenang."

"Terima kasih dokter,"

Ucapnya senang. Hide pun membawa Hiroi ke kantin untuk membelinya makanan,

"Hiroi, makanlah."

Ucapnya pada Hiroi tapi Hiroi tetap tidak mau makan.

"Mama, aku mau bertemu dengan mama."

"Makan dulu baru bisa bertemu dengan mama."

Rayunya.

"Benarkah? Aku bisa bertemu mama?"

"Bisa, dengan syarat Hiroi harus dengarkan semua perkataan dokter."

"Baiklah,"

"Makan dulu nanti dokter bawa ke tempat bagus."

Dokter Hide berhasil membujuknya dan membuat Hiroi memakan bubur sehatnya. Dokter Hide tersenyum dan dengan sabar merawat anak orang lain.

Dia sangatlah baik.

Setelah memberinya makan dia pun membawanya ke tempat perkumpulan anak-anak seusianya. Di sana dia bertemu banyak teman.

"Dokter Hide?"

"Maaf suster bisa menjaga anak itu sebentar."

"Siapa anak itu?"

"Dia anak pasienku. Aku mau mengecek keadaannya sebentar."

"Kenapa tidak membawanya sekalian?"

"Jika dia melihat keadaan ibunya, dia akan menangis."

"Baiklah aku mengerti."

"Terima kasih."

Ucapnya pergi setelah melihat Hiroi bisa berteman dengan yang lain.

My Love (Mpreg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang