Lembar 115- Batu Lompatan

164 20 3
                                    

Sebenarnya kisah Wisnu Dhanapala telah selesai, namun saya merasa perlu membuat satu lembar lagi sebagai batu lompatan agar nanti bisa berkaitan dengan karya saya berikutnya, yang pastinya masih bergenre dunia persilatan. Saat ini masih tersimpan diotak, dan sebagian ide sudah ada di coretan-coretan saya di dalam draf. Judulnya ialah Mawar Darah & Halilintar Biru.
***

Perempuan berpakaian sutera hijau tipis menerawang itu sebenarnya cantik jelita, apalagi di rambutnya ada hiasan mahkota kecil dari emas. Jika diperhatikan mahkota itu berbentuk kepala ular kobra.

Namun meski cantik, namun keadaan perempuan ini saat itu sangat mengerikan. Wajahnya yang putih mulus dan lembut telah belepotan cairan merah berbau amis, darah. Sementara kedua tangannya tampak memegang potongan daging mentah yang jika diperhatikan dengan seksama...astaga potongan telapak tangan manusia. Itu artinya didalam mulutnya yang sedang mengunyah itu juga daging manusia.

Dialah Dewi Ular. Perempuan jahat namun sakti ini memang telah berkhianat dari kawanannya dan memutuskan kembali ke Bukit Seribu Ular, dia hidup di sana bersama lelaki telanjang bernama Lananang.

Siang itu ternyata Dewi Ular tengah berburu mangsa, seorang remaja lelaki yang sedang mencari kayu di bukit sekitar menjadi korbannya. Sebagai bangsa ular, perempuan ini memang memakan daging, cuma bedanya yang dimakannya adalah daging manusia. Dengan lahap perempuan ini menikmati buruannya. Meski darah berceceran kemana-mana namun anehnya tak setetespun darah itu yang menempel di pakaian sutranya.

Lagi asyik-asyiknya makan Dewi Ular dikejutkan dengan menyeruaknya tanah membentuk lobang merah, dari dalam lobang merah itu muncul satu sosok berbau bangkai karena luka parah di tubuhnya yang tak kunjung kering.

"Dewi Ular penghianat! Akhirnya aku menemukanmu!" bentak manusia itu.

Dewi Ular terkejut juga, dia mengenali suara orang itu, tapi kenapa wujudnya bisa secacat ini? Kulit melepuh dan menderita luka bakar yang tak tersembuhkan.

"Kau, Datuk Segala Sesat?" Tegur Dewi Ular, dia sudahi acara makannya, sambi mnjilati jari-jarinya dari sisa darah. Dewi Ular menatap enteng kepada Datuk Segala Sesat yang sedang menatap penuh amarah kepadanya.

"Kau perempuan laknat! Kau menghianatiku! Kau langkahi diriku untuk mencuri kesaktian dari Wisnu!" Cecar Datuk Segala Sesat.

Dituduh seperti itu Dewi Ular cuma tertawa cekikikan.
"Salah sendiri serakah! Oh ya? Apa kabar dengan bayi setanmu ? Aku dengar dia sudah mampus ya di tangan para pendekar?" Ledek Dewi Ular.

"Jahanam!" Datuk Segala Sesat menghajar dengan jurus terhebatnya. 'Bintang Iblis Menghancur Surga'.

Dewi Ular lagi-lagi tertawa cekikikan meski sinar hitam panas siap menghantamnya. Dengan enteng perempuan ini kibaskan pakaian sutranya yang panjang, angin kibasan membawa sinar hijau pekat dan menghantam sinar hitam milik Datuk Segala Sesat. Tak ada ledakan, tak ada guncangan namun sepuluh pohon di sekitar mereka telah berubah menjadi abu.

Datuk Segala Sesat tersurut lima langkah dengan menahan rasa sakit di dada. Sedangkan Dewi Ular tegak bergeming sambil tersenyum mengejek. Nyata sudah, kemampuan Dewi Ular sekarang jauh diatas Datuk Segala Sesat.

"Dengar Datuk! Aku bukan budakmu lagi. Aku sekarang lebih kuat darimu! Sekarang kau cuma punya dua pilihan, yang pertama kita putus hubungan dan cepat-cepat angkat kaki dari hadapanku, yang kedua ialah kau ikut bersamaku dan menjadi kacungku selamanya"

Menggelatuk rahang Datuk Segala Iblis. Untuk pertama kali, Dewi Ular menghinanya serendah ini.

"Lacur iblis! Aku lebih memilih untuk membunuhmu detik ini juga!" Datuk Segal Sesat menyerbu.

Namun Dewi Ular cuma tertawa-tawa, lalu srett cepat dia angkat tangan kanannya dengan mengerahkan tenaga dalam.

Tanah dimana Datuk Segala Sesat berdiri bergetar, dan wusss brakkk, tiba-tiba saja dari bawah tanah di kakinya menyambar keluar satu mulut ular raksasa. Datuk Segala Sesat langsung lenyap tertelan mulut ular itu. Kepala ular itu lenyap kembali masuk ke dalam tanah.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 06 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

CINTA DAN PEDANG ( DARAH CINTA TERLARANG) [TAMAT]Where stories live. Discover now