Lembar 114 - Selesai

139 17 9
                                    

Hanya sekejapan lagi Maharaja Iblis mengedipkan mata buat melancarkan serangan Sorot Iblis Mata Ketiga, tiba-tiba ada satu cahaya putih menyilaukan yang datang menyambar dengan kecepatan yang tak dapat diikuti mata. Pedang Intan Gerbang Semesta.

"Clapp" Pedang menancap ke jidat Wisnu, dimana mata ketiga muncul. Pedang menembus kepala. Serta merta, titik-titik merah di kening para pendekar hilang.

Mereka semua hembuskan nafas lega karena lolos dari maut. Pedang Intan Gerbang Semesta sendiri kembali berkelebat cepat menusuk-nusuk tubuh Wisnu berulang kali. Kendati sudah tertembus pedang berkali-kali tak ada darah yang muncrat.

Wisnu sendiri akhirnya kesal, meski tidak dapat melukai tubuh, namun pedang ini benar-benar merepotkan.
Dia ingin kerahkan jurus Iblis Menolak Azab yang tak kalah mengerikan, namun Wisnu kembali melengak kaget, ilmu itu tak dapat diterapkan buat menangkis Pedang Intan Gerbang Semesta.

Pedang sakti yang merupakan milik Abhinaya Bayu ini memang aneh, kehebatannya sangat ampuh untuk mendesak dan membunuh para iblis seperti iblis yang bersemayam di tubuh ini. Namun Iblis yang mendekam menguasai jiwa Wisnu kali ini memang sangat kuat hingga tak dapat dimatikan oleh pedang sakti.

"Pedang laknat!" Murka Wisnu, dia siap menghantam buat menghancurkan pedang.

Namun dari sisi lain Arya Dygta, Danum dan Kelana mulai bergerak.

"Bantu aku dengan jurus berkekuatan tak terlihat. Kita harus bisa melemparkan Wisnu ke kawasan pohon makam" Seru Kelana.

Arya Dygta mengerti, dia kerahkan jurus ajian Sukma Alam miliknya dengan tenaga dalam penuh.

Danum siap pula pergunakan Lonceng Agung Bumi Langit buat lancarkan jurus Genta Agung Menegur Langit.

Kelana menghantam dengan jurus "Menyatu Indera Dengan Alam"

Dua gelombang angin, dan satu gema suara yang melumpuhkan pun menderu menghantam Wisnu yang masih sibuk buat menghalau Pedang Intan Gerbang Semesta.

Brukkk, sosok dahysat Wisnu laksana ditabrak gunung raksasa. Tubuhnya terpental ke arah kawasan dimana barisan pohon makam berada.

Sekuat apapun Wisnu kerahkan kesaktian, daya hantam yang menghajar tubuhnya tak dapat di redam. Apalagi Pedang Intan Gerbang Semesta juga terus memburu.

Wisnu terlempar jauh, menghantam semak belukar, menabrak pepohonan hingga berpatahan dan akhirnya terbanting berguling-guling di tanah tepat di pertengahan kawasan pohon makam.

Semua pendekar lekas memburu mengejar.

Maharaja Iblis lekas bangkit, dengan amarah yang luar biasa dia hantamkan pukulan sakti untuk menghancurkan Pedang Intan Gerbang Semesta yang kemabli mengincar tubuhnya. Kali ini kena! Pedang sakti itu mental dan kembali ke tangan Danum Suarga.

"Kalian benar-benar membuatku marah!" Teriak Wisnu. Sosok angker merah tanpa kulit dan senantiasa melelahkan darah itu angkat kedua tangannya ke langit. Tanah pun berguncang dahysat menimbulkan suara bergemuruh, selain itu cuaca mendadak gelap

"Apa yang terjadi?" Seru Candrika Dewi. Semua pendekar ada di sana kecuali Gilang dan Prana yang harus menjaga Embun Salju yang menjadi lemah.

Tatkala semua mata melihat ke langit, bergidiklah semuanya, di langit bergantungan batu-batu besar yang mengeluarkan asap hitam.

"Batu-batu itu akan menjadi kuburan kalian! Akan aku buat kalian gepeng tertindih batu" selesai berucap mulut Wisnu berkomat-kamit membaca mantra jurus lanjutan yang bernama Iblis Menguras Hawa Dewa.

Seluruh pendekar keluarkan suara tercekik, mereka mendadak megap tak dapat bernafas seolah-olah udara disekitar mereka menipis dan lenyap.

Pangeran Kumbaraka ingin keluarkan ucapan namun tak ada keluar suara yang terdengar karena udara yang tipis.

CINTA DAN PEDANG ( DARAH CINTA TERLARANG) [TAMAT]Место, где живут истории. Откройте их для себя