Lembar 90 - Tertawan

149 24 3
                                    

Maaf ya guys, setelah sekian Minggu baru bisa update kembali. Terima kasih karena sudah mau menunggu.
***

Kelompok pendekar yang berkumpul di bawah kuil kini terbagi dua, yaitu kelompok yang muda-muda sedang mengobrol dihalaman kuil, mereka duduk melingkar sembari menikmati daging burung panggang. Kelompok tetua dan sesepuh masih ada di ruang rahasia.

Candrika mengunyah daging burung dengan perasaan tidak menentu, dikepalanya melintas bayangan seperti apa gambaran anak iblis yang akan dilahirkan oleh Putri Gandari.

"Jadi apa rencana kita? Menemui Gandari di dalam istana tidaklah mudah, bisa-bisa kita disergap para prajurit dan tokoh-tokoh silat istana?" Gilang membuka pertanyaan.

"Kau benar, apalagi para prajurit pasti telah mengenalku dan Candrika karena beberapa waktu yang lalu sempat bertengkar dengan Gandari" Kandito menanggapi

"Sebenarnya orang yang paling tepat adalah Pangeran Kumbaraka, pangeran adalah orang dalam istana, tentu lebih hafal segala ruangan disana dan juga kebiasaan orang-orang disana" semua mata kini tertuju pada Pangeran Kumbaraka.

Kumbaraka menghela nafas dengan berat.
"Kalian benar, yang paling berpeluang adalah aku. Baiklah aku akan berusaha buat menghabisi bayi setan itu jika ada kesempatan. Aku harus bertindak cepat, kalau tidak salah hari kelahiran bayi itu semakin dekat" lalu semua orang pun menjadi hening setelah mendengar penuturan Kumbaraka.

"Baiklah, aku tak bisa berdiam diri lebih lama lagi, aku harus kembali ke istana sekarang juga!" Tekad Kumbaraka, dia buang singkong bakar yang sedang dinikmatinya ke dalam api yang menyala. Lalu tanpa sempat dicegah oleh semua orang disana, pangeran ini telah meraih kudanya dan langsung membedal binatang itu secepat mungkin.

Terdengar hembusan nafas gelisah dari mulut Satra.
"Terus terang, aku mengkhawatirkan keselamatan pangeran itu" ujar lelaki anak angkat mendiang Dewa Iblis ini.

"Aku juga, bukan mustahil sebelum niatnya terlaksana dia malah terlibat pertarungan dengan abang kandungnya sendiri, Pradipto bukanlah tandingannya" Gilang menimpali pula.

"Ditambah lagi, dibelakang Putri ganjen itu pasti ada Dewi Ular dan Datuk Segala Sesat" Raja Merak turut pula berkata.

Kandito dan Candrika sendiri cuma terdiam, namun hati keduanya membenarkan ucapan Satra, Dan rangga dan Gilang tadi.

Sementara itu di ruang rahasia dibawah kuil, para sesepuh terlibat pembicaraan yang lebih serius lagi.

"Cermin, apakah bayi setan itu sedemikian dahsyatnya?" Tanya Nenek Lembah Air Mata.

Kakek Cermin Dewa mengangguk.
"Bayi setan itu memiliki kekuatan yang setara dengan kekuatan sejuta iblis, sekalipun kita semua bersatu belum tentu kita bisa menumpasnya. Makanya sebelum anak itu lahir dia harus sudah mampus"

"Kekuatan bayi iblis itu akan semakin dahsyat jika dia berhasil melebur kedalam raga seseorang yang tepat, maka jika itu terjadi, hanya kuasa Dewata saja yang dapat mengalahkannya" ucapan ini keluar dari mulut Empu Mayat Suci.

"Sulit dipercaya ada makhluk sedahysat itu, dulu menghadapi Dewa Iblis saja kita hampir mati, apalagi sekarang, bayi setan itu lebih dahsyat dari Dewa Iblis" menimpali Eyang Merak Jingga.

"Setauku semua kesaktian dan setiap makhluk punya kelemahan. Apakah bayi setan itu tidak punya kelemahan?" Embun Salju turut bertanya.

"Ada, kelemahan Bayi Setan itu yaitu seperti yang ku ucapkan dipertemuan tadi. Dia harus dibunuh sewaktu dalam kandungan. Tapi ketika dia sudah lahir apalagi jika dia berhasil merasuk lebur ke dalam raga manusia yang tepat maka kelemahannya akan sulit buat diselidiki" tutur Cermin Dewa.

CINTA DAN PEDANG ( DARAH CINTA TERLARANG) [TAMAT]On viuen les histories. Descobreix ara