Lembar ke 27 - Bertarung Cemburu

225 28 15
                                    

Tokoh-tokoh:
Pangeran Wilantara
Putri Gandari
Prabu Gumintang
Ratu Banjaratih
Timur Agung
Mayang Bestari
Gilang Kusuma
Nenek Lembah Air Mata
Pradipto
Candrika Dewi
Kandito
Wisnu Dhanapala
***

Di dalam istana Kerajaan Nusa Mutiara.

"Pangeran Wilantara telah pulang" seru seorang Patih di hadapan singgasana sang Prabu Gumintang.

Prabu Gumintang dan sang permaisuri Ratu Banjaratih unjukkan raut wajah senang. Keduanya tanpa dapat menyembunyikan kebahagiaan tergopoh-gopoh untuk menyambut sang putra di depan istana.

Pangeran Wilantara segera berlutut menghaturkan sembah.

"Kau sudah kembali anakku?" Tanya Permaisuri.

"Iya ibunda ratu, terus terang ananda kangen" jawab Pangeran Wilantara yang membuat sang ibu cepat-cepat memeluknya.

"Perjalanan dari Padepokan Timur Raya sangat jauh, kau pasti lelah. Beristirahatlah sejenak, nanti malam ayah akan menantikan cerita kisah pengalamanmu di padepokan itu" tutur Prabu Gumintang.

Pangeran Wilantara mengangguk setuju. Segera dia menuju kamarnya, beberapa dayang yang ditemuinya segera bungkukkan badan menaruh hormat.

"Dayang, harap siapkan air panas dikolam pemandian saya, dan siapkan juga pakaian beserta minuman penyegar" perintah pangeran berwajah cakep ini.

Para dayang segera laksanakan perintah, selagi menunggu air di kolam pribadinya menjadi hangat Pangeran Wilantara memandangi taman kaputren, di sana di dalam sebuah saung tampak seorang Puteri jelita tengah menyulam.

"Gandari" ucap Pangeran Wilantara menyebut nama adiknya itu. Segera saja dia menuju ke sana.

"Ah kanda, sudah kembali?" Tegur Puteri Gandari begitu melihat sang kakak. Karuan saja keduanya berpelukan kecil.

"Baru saja Dinda" jawab Pangeran Wilantara.

Putri Gandari mengambil satu teko dari perak, menuangkan air segar ke dalam gelas yang juga terbuat dari perak itu dan memberikannya pada Pangeran Wilantara, keduanya duduk di tepi saung.

"Tumben sekali Dinda menyulam, bukankah selama ini Dinda tak tertarik dengan keterampilan itu?" Tanya Pangeran Wilantara sembari melihat ke arah sulaman sang adik, sulaman bunga.

"Itu semua buat mengusir rasa kesal Dinda kakang" jawab Putri Gandari.

"Kesal kenapa?" Tanya Pangeran Wilantara.

Putri Gandari mendengus nafas, dengan wajah cemberut dia pun bercerita.
"Ayahanda prabu beserta ibunda menjodohkan Dinda dengan seorang pangeran dari negeri Talawi"

'Deg' jantung Pangeran Wilantara berdetak, dia berpikir sejenak.

"Setahu kanda negeri itu memiliki dua orang pangeran, satu bernama Pradipto, namun telah terusir dari istana karena mengidap penyakit memalukan. Sekarang dia malang melintang di dunia persilatan dengan julukan Pangeran Bangkai, apakah dengan dia kau dijodohkan?"

Putri Gandari mengangguk lalu berkata
"Awalnya iya kanda, dengan Pangeran Pradipto. Tetapi mana mungkin Dinda mau dengan manusia berbau busuk seperti itu, hingga akhirnya perjodohan itu dialihkan kepada sang adik, yaitu Pangeran Kumbaraka"

"Huh syukurlah" celetuk Pangeran Wilantara.

"Kok syukur?" Tanya Putri Gandari kesal.

"Ya syukur karena Dinda tidak jadi berjodoh dengan manusia bangkai, sebagai gantinya Dinda mendapatkan sang adik, setahu kakang Pangeran Kumbaraka itu tak kalah tampan, ya meski tetap saja lebih tampan kanda mu ini" jawab Pangeran Wilantara.

CINTA DAN PEDANG ( DARAH CINTA TERLARANG) [TAMAT]Where stories live. Discover now