Lembar ke 14 - Menuju Timur Raya

188 27 2
                                    

Tokoh-tokoh:
Gilang Kusuma
Wisnu Dhanapala
Ki Gantar
Embun Salju
Empu Barata
Dewa Iblis
Maut Biru
Maut Hijau
Maut Merah
Maut Hitam
Candrika Dewi
Kandito
Pangeran Bangkai
Pangeran Wilantara
***

Dua pekan sebelumnya.

Pulau Berhala, adalah sebuah pulau kecil di sebelah selatan, meski pulau kecil namun pulau ini makmur, di sana berdiri bangunan besar laksana istana, dan di istana itulah seseorang berjuluk Dewa Iblis bersemayam, konon manusia satu ini adalah yang paling sakti di dunia persilatan, ilmunya teramat sangat tinggi, bahkan nyaris tak tertandingi.

Sebenarnya usianya sudah hampir 60 tahun, namun karena ketinggian ilmunya sosoknya tampak awet muda dan gagah layaknya seorang pemuda berusia 30 tahun. Wajahnya tampan berwibawa, namun beraura dingin dan bengis, selain itu dia mengenakan topeng tengkorak, sehingga hanya orang-orang tertentu yang pernah melihat wajahnya, termasuk keempat anak buahnya, Iblis Maut Merah, Maut Hijau, Maut Biru dan Maut Hitam.

"Lapor Dewa, kami telah kembali!" Di hadapan singgasananya, empat pembantu kepercayaannya, Maut Hijau, Maut Biru, Maut Hitam dan Maut Merah tengah bersimpuh memberi hormat.

"Bagus, telah lama kutunggu kehadiran kalian. Cepat laporkan hasil tiga kalian!" Ucap Dewa Iblis, suarany besar dan berat, semakin menambah kesan wibawanya.

"Baik Dewa, kami berhasil membawa 15 anggota baru, 7 orang ikut secara sukarela sedangkan 8 lainnya terpaksa kami taklukan dengan ilmu Tenung Iblis" Maut Hijau yang menjawab.

Dewa Iblis sunggingkan senyum puas, lalu dia tertawa terbahak-bahak.
"Kalian memang tidak mengecewakan, seratus pelayan iblis milikku akan segera terpenuhi" ucapnya senang.

Seratus Pelayan Iblis adalah barisan pengawal yang sedang dibentuk oleh Dewa Iblis, pasukan pengawal ini terdiri dari tokoh silat kelas satu berkepandaian tinggi yang mereka taklukan guna menambah kekuatan untuk mewujudkan mimpinya menaklukan dunia persilatan, bahkan dunia.

Sejauh ini mereka telah mengumpulkan 60 orang, dan kini dengan tambahan 15 orang baru maka mereka tinggal memerlukan 25 orang lagi.

"Kita tinggal perlu 25 orang lagi, bisakah kalian mencarinya?" Tanya Dewa Iblis.

"Kami siap!" Jawab Keempat Maut serentak.

"Baik, aku punya petunjuk buat kalian" ucap Dewa Iblis dari duduknya di singgasana.

"Mohon dijelaskan Dewa" Maut Biru yang berbicara.

"Kalian bisa mencari tokoh-tokoh silat yang kita perlukan di Padepokan Timur Raya, ketua perguruan Timur Agung akan menyelenggarakan pesta pernikahan cucunya, para pendekar ternama banyak yang diundang. Nah ke sanalah kalian, taklukan mereka"

"Baik Dewa, kami akan ke sana sekarang juga" sahut Maut Hitam.

Dewa Iblis tersenyum.
"Tak usah terburu-buru Hitam, aku tau kalian kelelahan, silahkan istirahat dua hari, kembalilah ke kamar kalian, aku telah menyiapkan empat orang gadis perawan guna membangkitkan kembali gairah dan semangat kalian"

Empat Maut yang memang kesemuanya lelaki berseru girang. Sudah lama mereka tak menggauli tubuh perempuan.
"Terima kasih Dewa, terima kasih"

Keempatnya pamit mundur lalu bergegas menuju kamar masing-masing guna melampiaskan nafsu syahwat masing-masing.
***

Kembali kepada Pangeran Bangkai dan dua adik seperguruannya.
Ketiganya tiba di perbatasan desa dengan Padepokan Timur Raya, hari pernikahan tinggallah esok hari.

"Bagaimana kakang? Apa kita langsung menuju padepokan dan menginap di kamar tamu atau kita menunggu dan bermalam disini?" Tanya Candrika Dewi kepada kedua kakak seperguruannya. Memang hari telah menjelang senja.

CINTA DAN PEDANG ( DARAH CINTA TERLARANG) [TAMAT]Where stories live. Discover now