Lembar 88 - Kembalinya 2 Pendekar

262 26 17
                                    

Dua pendekar muda akan muncul bergabung lagi disini.
***

Di negeri Nusa Mutiara, negeri yang telah menjadi tempat bermesum cabul itu, Dewi Ular dan Datuk Segala Sesat sedang berembuk.

"Datuk, terus terang aku sangat penasaran dengan kepala kampung muda bernama Garik itu? Setampan apakah dirinya hingga mampu membuat Gandari tergila-gila?"

Kedua manusia sejahat iblis ini duduk bertelanjang berdampingan di atas singgasana, dihadapan seluruh abdi istana yang juga, astaga seluruhnya juga bertelanjang. Ini akibat aturan gila Dewi Ular yang mewajibkan setiap abdi istana harus melepaskan pakaian disaat sedang berkumpul di balai agung. Hal itu untuk memudahkan Dewi Ular untuk menjamah-jamah tubuh abdinya yang seluruhnya masih muda. Dewi Ular sengaja mengganti petinggi istana yang tua-tua dengan yang masih muda. Semua demi nafsu birahinya yang luar biasa binal.

"Kenapa? Kau tak sabar ingin digagahi olehnya?" Ledek Datuk Segala Sesat sambil mencolek kemaluan Dewi Ular.

Dewi Ular memekik geli, dia menghalau tangan nakal Datuk Segala Sesat dari aurat terlarangnya itu.

"Tau saja kau Datuk, aku benar-benar penasaran sama lelaki itu"

"Kalau penasaran ya sudah, pergilah menemuinya" sahut Datuk Segala Sesat dengan acuh, karena sepasang matanya menyaksikan lima perempuan dayang yang diperintahnya untuk menari telanjang di tengah-tengah balai.

"Dimana dia datuk?"

"Dari penglihatanku dia dan si pangeran buntung itu ada di sebuah desa di sebelah timur Talawi, desa itu cukup dekat dengan perbatasan Nusa Mutiara. Kau temuilah mereka dengan ilmu Lorong Arwah" usul Datuk Segala Sesat.

Lorong Arwah adalah sebuah ilmu berpindah tempat dengan menciptakan sebuah terowongan ghaib di dalam tanah yang akan membawa si pengguna jurus ke tempat yang dituju. Orang-orang Dewa Iblis rata-rata punya ilmu ini. Hanya saja ilmu Lorong Arwah yang diajarkan Datuk Segala Sesat setingkat lebih tinggi, karena ilmu ini tidak memerlukan media untuk digunakan. Berbeda dengan Lorong Arwah milik Satra Dirgantara yang hanya bisa digunakan jika si pengguna memiliki benda-benda yang berasal dari tempat maupun orang yang ingin dituju.

Dewi Ular termenung, dia mulai menimbang-nimbang akan pergi buat melihat lelaki yang diinginkannya itu atau tidak.

"Kenapa Dewi? Kau takut? Tenang saja, Garik memang berilmu tinggi namun dia bukan tandinganmu, begitu juga dengan si pangeran buntung itu" Datuk Segala Sesat agaknya tau kekhawatiran Dewi Ular.

Mendengar ucapan Datuk Segala Sesat, Dewi Ular pun tersenyum simpul. Dia bangkit dari singgasana, melangkah berlenggak-lenggok menggairahkan. Dia goyangkan bahu, secara aneh tubuhnya langsung dibalut pakaian sutera hijau teramat tipis, lalu blesss, tubuhnya amblas ke dalam lantai karena telah mengeluarkan jurus Lorong Arwah.

Datuk Segala Sesat yang ditinggal sang kekasih hanya tertawa menyeringai lalu dia memberi perintah kepada lima dayang yang sedang menari untuk berhenti.

"Kau, kau, dan kau" Datuk Segala Sesat menunjuk tiga orang lelaki yang menjadi pejabat istana yang baru, dia siap memberi perintah.

"Hamba Gusti!" Sahut ketiga petinggi itu dengan hormat karena merasa takut.

"Beri aku tontonan hiburan menarik. Kalian bertiga, setubuhi dayang-dayang itu di depan mataku!" Perintahnya pula, benar-benar perintah gila.

Ketiga lelaki itu saling pandang karena takut.

"Ayo cepat! Atau kalian mau ku potong pelir kalian itu? Dasar bodoh! Kalau punya pelir itu dipakai, bukan cuma buat pajangan!" Maki Datuk Segala Sesat.

Tiga lelaki itu pun bergerak melangkah mendekati tiga dayang. Kini dihadapan semua orang di balai itu, tersajilah permainan nafsu menjijikkan itu. Bahkan tak hanya itu, Prabu Gumintang dan Pangeran Wilantara diperintahkan untuk bergabung menyetubuhi dayang-dayang itu di depan semua orang. Datuk Segala Sesat hanya tertawa keji, sungguh menyenangkan baginya bisa memerintah semua orang sekehendak hatinya.
***

CINTA DAN PEDANG ( DARAH CINTA TERLARANG) [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang