Lembar 95 - Rencana Jahat Selanjutnya

212 20 7
                                    

"Aku masih tidak mengerti, apakah bayi setan akan memiliki kesaktian yang berbeda antara masih menjadi bayi dengan setelah berhasil merasuk ke raga Wisnu?" Pertanyaan itu Candrika lontarkan tatkala semua orang sedang berkumpul mengelilingi sebuah api unggun di dalam sebuah goa yang besar. Candrika memang sering kepikiran akan hal itu.

"Seperti yang sudah kita ketahui, Bayi itu tak dapat dibunuh sebelum masuk ke dalam tubuh manusia. Dan jika bayi itu berhasil masuk ke tubuh Wisnu maka kekuatannya akan bertambah dahsyat, seribu kali lebih dahsyat dari Dewa Iblis" jawab Cermin Dewa.

"Serba salah ya, jadi bayi bikin onar dan tak mempan dibunuh, eh jadi Wisnu bisa dibunuh namun kesaktiannya hanya dapat ditandingi oleh dewa" sahut Rangga pula.

Satra mendengar semua itu jadi gelisah, dia masih tak rela kenapa harus Wisnu, maka dia pun mempertanyakan hal itu.
"Kenapa harus Wisnu? Bukankah masih banyak manusia yang lain, ada Pradipto juga, kenapa bukan dia? Atau lebih baik Gandari maupun keluarganya?'

Cermin Dewa menghela nafas.
"Pertanyaanmu bagus sekali, baiklah untuk lebih jelas akan aku paparkan alasannya, seperti yang kita ketahui Wisnu adalah anak dari Dewa Iblis yang memperkosa Sirushona, Dewa Iblis menjadi sakti mandraguna berkat Jamur Hati Iblis yang dimakannya, nah Sari Pati dari jamur langka itu telah menyatu dalam darah Dewa Iblis. Artinya, cairan lelakinya saat membuahi Sirushona juga mengandung hawa kesaktian itu. Bisa dikata tanpa disadari oleh Wisnu di darahnya mengalir khasiat Jamur Hati Iblis, hal itu pula yang membuat Wisnu satu-satunya orang yang dapat mengalahkan Dewa Iblis. Nah selain itu, Wisnu juga kebagian Sari Pati Buah Pelangi Surgawi yang didapatnya dari Pradipto saat bercumbu, perpaduan dua Sari Pati tanaman langka itu sanggup menciptakan kehebatan yang dahsyat saat dibuka. Nah kekuatan itulah yang coba dibuka Datuk Segala Sesat dengan menggunakan Bayi Setan"

Semua orang manggut-manggut mengerti. 

"Aku punya usul!" Celetuk Eyang Merak Jingga.

Semua matapun tertuju pada kakek sakti itu.

"Agar bayi itu gagal menyatu dengan Wisnu bagaimana kalau kita membunuh Wisnu sebelum dirasuki bayi?" Sambung Eyang Merak Jingga.

"Guru!" Sergah Rangga tidak setuju.

Satra telah menggeram, dia lemparkan ranting yang dipegangnya langsung kedalam api unggun, percikan bara berhamburan.
"Jika itu terjadi, maka kalian harus langkahi mayatku terlebih dahulu!" Tantang Satra.

"Usulmu buruk sekali!" Embun Salju juga tidak setuju.

"Habisnya otak tuaku sudah buntu!" Jengkel Eyang Merak Jingga.

"Begini saja sesuai petunjuk, bagaimana kalau kita memantau sekaligus menjaga Wisnu, sambil mencari tahu kapan waktunya si bayi laknat itu merasuki Wisnu, nah saat itu akan terjadi kita tukar posisi Wisnu dengan seseorang yang tidak memiliki tenaga dalam atau setidaknya yang kemampuannya masih mentah. Kita pakaikan dia topeng penyamaran menyerupai Wisnu buat mengelabui bayi setan" usul Kandito dengan encer.

Semua orang terpana mendengar usul yang bagus itu.

"Aku setuju!" Sambar Satra dan Candrika berbarengan.

Yang lain segera mengangguk puas.

"Tapi siapa yang mau ditumbalkan? Setelah dirasuki bayi, orang itu bukankah harus dibunuh?" Pertanyaan Nenek Lembah Air Mata seketika kembali membuat hening.

"Aku bersedia!" Sahut Gilang mantap.

"Tidak!" Sanggah Embun Salju.
"Bagaimanapun kau memiliki tenaga dalam yang tinggi, meski tak setinggi Wisnu, tapi buat membunuhmu yang dirasuki bayi iblis akan sama sulitnya"

"Lagi pula menurut penglihatanku, kau juga memiliki aura kesaktian dari Buah Pelangi Surgawi juga sedikit cipratan dari Jamur Hati Iblis" celetukan Pengemis Cinta barusan membuat Gilang terdiam.

CINTA DAN PEDANG ( DARAH CINTA TERLARANG) [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang