Lembar 103 - Tubuh Cadangan

199 22 4
                                    

Datuk Segala Sesat, Dewi Ular serta Bayi Setan bersembunyi di ruang ghaib yang terletak di bawah tanah tepat di bawah pertarungan antara Pradipto melawan keroyokan para pendekar.

"Datuk! Kau bilang Bayi Setan memiliki kesaktian tiada banding, tapi nyatanya apa? Kita kena bantai dan dikalahkan oleh musuh!" Murka Dewi Ular, perempuan dengan ambisi besar ini merasa telah ditipu mentah-mentah dengan bualan melangit Datuk Segala Sesat.

Datuk Segala Sesat tidak menjawab, dia cuma diam sambil mengurut-urut paha gagahnya yang terasa kebas karena tadi berdiri diatas tanah berdarah jurus dari Danum Suarga.

"Datuk, jawab aku! Mana kemenangan yang kau janjikan itu?" Desak perempuan itu lagi.

"Diam dulu Dewi, aku sedang menghimpun kekuatanku lagi, semua ini gara-gara laki-laki berpedang kaca itu! Pedangnya benar-benar luar biasa, sanggup mementahkan seluruh jurus-jurusku. Kalau bukan karena pedang sialan itu kita pasti mampu membunuh mereka!" Jengkel sang Datuk.

"Omong kosong!" Dewi Ular sudah tidak percaya lagi namun kemudian perempuan ini langsung tercekat.

Di depannya, Bayi Setan memandangnya dengan sorot mata mengerikan berwarna merah berkilauan.

"Ular jelek! Jangan sekali-kali kau meragukan kemampuanku!" Ucap Bayi Setan, suaranya kecil, seperti suara anak-anak balita umumnya.

"Memang kemampuanmu tidak seberapa, mengecewakan!" Ucap Dewi Ular lagi.

"Diam perempuan ular! Atau kau mau kelaminmu itu aku buat busuk hingga tak ada seorang lelaki pun yang mau menyetubuhimu lagi?" Ancam Bayi Setan.

"Sudah, keadaan kita sedang genting. Jangan terjadi pertengkaran diantara kita! Dewi, ketahuilah! Kesaktian Bayi Setan belum sempurna jika belum masuk ke tubuh manusia yang tepat. Dan manusia yang tepat itu adalah Wisnu Dhanapala" jelas Datuk Segala Sesat.

"Wisnu dilindungi orang-orang sakti, bagaimana kita bisa mendapatkannya?" Dewi Ular masih kecewa rupanya.

Datuk Segala Sesat melirik kepada Bayi Setan anaknya.
"Anakku, kau yang lebih tau kemampuanmu, apa pendapatmu?"

Bayi Setan kembali menjawab dengan suara anak-anak.
"Wisnu memang tubuh yang paling sempurna. Raganya yang tanpa cacat dengan kesaktian bersumber alam semesta itu akan membuatku tak terkalahkan, bahkan oleh para ksatria penghuni istana langit sekalipun. Tapi buat mendapatkan Wisnu keadaannya sangat sulit. Dia dikelilingi manusia-manusia sakti, meskipun aku tak bisa mati namun bukan berarti kita bisa mengalahkan mereka. Satu-satunya cara aku harus mencari tubuh cadangan"

Dewi Ular dan Datuk Segala Sesat saling pandang, mereka memang tak pernah terpikir kesana, tubuh cadangan buat wadah Bayi Setan.

"Siapa yang cocok setelah Wisnu?" Tanya Dewi Ular, secercah harapannya untuk menjadi penguasa dunia persilatan bahkan kerajaan ghaib kembali muncul.

"Mata iblisku telah melihat, di barisan para pendekar sana, ada dua yang paling cocok, yakni lelaki berambut seputih salju dengan jurus-jurus pembekunya"

"Gilang Kusuma" ucap Dewi Ular yang memang lebih mengenal seluk beluk musuhnya itu.

"Kemudian satu lagi adalah, ayahanda Pradipto sendiri"

Dewi Ular kembali terpana.
"Sialan, kenapa kau tidak bilang daritadi, lekas kau masuk ke dalam tubuh Pradipto, bantai seluruh musuh-musuhmu lalu rebut Wisnu dan segeralah kuasai dirinya. Aku akan menjadi raja di raja segala kesaktian, mulai di alam ghaib, sampai ke istana langit"

Bayi Setan terpana mendengar ucapan Dewi Ular yang dilontarkan dengan mata berkilat dan wajah penuh ambisi.
"Perempuan ini? Apa yang diinginkannya? Kenapa dia jauh lebih haus kekuasaan daripada ayah Datuk Segala Sesat?" Pikir si Bayi Setan. Dia ingin mengatakan pikirannya itu kepada Datuk Segala Sesat namun tidak mungkin karena ada Dewi Ular bersama mereka.

CINTA DAN PEDANG ( DARAH CINTA TERLARANG) [TAMAT]Where stories live. Discover now