Part 55

66.6K 3.5K 154
                                    

Haii

Disini siapa yang udah ngerasain tumbuh gigi bungsu??

Huwaa aku udah ngerasain, sakit banget parah. Sampe2 aku ngga bisa tidur dan kalaupun bisa beberapa jam kemudian kebangun gegara ngerasa sakit lagi.

Udah mah lagi sakit gigi, tapi harus kuliah, ada presentasi, ngehadirin undangan dari kampus lain dan harus tetep ngumpul organisasi. Capek banget ditambah kurang tidur gegara sakit gigi. Kek Anjim banget.

Aku sampe lupa buat update Atlas. Dan aku niatnya mau double up, tapi keknya nanti aja deh 😁

Jangan lupa vote dan komen

Follow ig dan wp
@nsall_
@wattpad.nsall

Happy reading 💕

^^^

“Gua mau tanya, Nabella emang sering masuk kamarnya Atlas ya?” Tanya Jihan sambil mengaduk-aduk sayur di dalam wajan yang panas dengan api kecil.

“Ya, iyalah. Dia kan suster pribadi Atlas, masa iya sering masuk kamar Agam. Kan nggak lucu, aneh banget pertanyaan lo Han” Sahut Fika seraya terkekeh, perempuan itu juga melirik sesaat ke arah Jihan. Fika merasa pertanyaan Jihan tidak berbobot, terlalu aneh untuk ditanyakan.

Jihan menatap sinis Fika, namun dengan cepat dia kembali mengubah mimik wajahnya menjadi tersenyum “Bukan gitu, soalnya tadi itu aku lihat Nabella masuk ke kamar Atlas terus pintunya di tutup. Bukannya itu terlihat mencurigakan? Maksudnya mana boleh suster masuk ke kamar pasien tanpa membuka pintu” Jelas Jihan pada mereka semua.

Yuli mengangguk “Bukan terlihat lagi tapi emang sangat mencurigakan, mereka cewek dan cowok. Jadi nggak menutup kemungkinan mereka bisa aja melakukan hal lain, yang kita tidak tahu” Timpal Yuli seraya mengupas bawang merah, wajahnya menunujukan ketidaksukaan pada Nabella.

“Jangan ngomong sembarangan Yuli, gimana kalau dugaan kamu salah. Jatohnya kamu fitnah” Tegur Ayumi yang tidak menyukai ucapan Yuli yang memberikan stigma buruk pada Nabella, tanpa bukti.

Yuli menancapkan pisau pada tumpukkan kentang yang akan dikupas oleh Putri dan Ananta sambil menatap Ayumi yang berada di depannya “Siapa yang fitnah. Lo fikir aja sendiri cewek sama cowok dalam kamar dengan pintu tertutup, bukannya itu udah bikin kita mikir yang engga-engga. Kemungkinan mereka zinah kan kita nggak tau” Ujar Yuli sambil kembali mencabut pisau tersebut dengan kasar lalu kembali mengupas bawang.

“Kalau gitu buktiin dong. Kalau cuman ngasih opini dan stigma buruk aja nggak bikin ucapan lo bener tentang Nabella. Misalnya ternyata mereka nggak melakukan apa yang lo pikirin, bukannya lo yang nantinya menanggung malu” Lontar Fika tanpa menatap kearah Yuli.

“Orang bisa memberikan opini dan penilai mereka atas apa yang mereka lihat tanpa bukti, untuk menggiring orang-orang agar memiliki pemikiran dan penilaian yang sama. Tapi bukannya bagus kalau lo ngasih bukti juga, bukan cuman ngasih penilaian yang omong kosong. Lagian aneh aja tiba-tiba Jihan tanya soal hal kaya gitu, emangnya lo nggak inget waktu pertama kali lo diminta Pak Tino buat jadi suster Atlas, lo juga ngelakuin hal sama bahkan pagi-pagi buta yang mungkin Atlas juga belum bangun, lo udah masuk kamar Atlas dan nutup pintu. Sekedar ngetuk pintu aja lo nggak ngelakuin, bukannya lo juga harus di curigain?” Sambung Fika, dimana saat itu dia juga melihat Jihan masuk ke kamar Atlas setiap jam 5.30. Karena dijam-jam segitu Fika memang bertugas untuk memanaskan makanan untuk disajikan saat sarapan.

ATLAS (End)Where stories live. Discover now