Part 15

170K 13.6K 152
                                    

Happy reading ❤️‍🔥

^^^

Selama berjalan ke ruang keagamaan Atlas selalu menatap tangan kiri Nabella. Atlas ingin sekali menggenggam tangan mungil itu, namun ia ragu, ia takut membuat Nabella tidak nyaman. Akan tetapi keinginannya terus menggebu-gebu hingga akhirnya Atlas menarik lembut jari kelingking Nabella sampai membuat perempuan itu tersentak dan memberhentikan langkah kakinya.

Nabella langsung menoleh ke arah Atlas sedang menatap jari-jari tangannya yang tengah memegang erat kelingking miliknya.

Perempuan itu membuang nafas pelan, ia memberikan Atlas untuk tetap memegang jari kelingkingnya dan lalu kembali berjalan diikuti Atlas yang berjalan di sampingnya.

Brukk...

Seorang pria berlari berlawanan arah hingga tidak sengaja menabrak Atlas, membuat tangannya terlepas dari kelingking Nabella.

"Bangsat" Desis Atlas penuh emosi

"Maa-, Brugh

Atlas lebih dulu menonjok wajah pria di depannya, emosi Atlas benar-benar tidak terkontrol hingga berulang kali pria itu menghajar membabi buta hingga membuat orang-orang datang untuk melihat.

Nabella terkejut dengan reaksi Atlas, awalnya perempuan itu berniat melangkah menghampiri Atlas untuk menanyakan apakah pria itu baik-baik saja, namun langkahnya terhenti ketika Atlas lebih dulu menonjok pria di sampingnya

"Sialan lo anjing" Bentak Atlas seraya menonjok wajah pria yang sudah hampir tidak sadarkan diri

"Atlas cukup" Pekik Nabella dengan wajah yang terlihat begitu khawatir

Seakan tuli Atlas terus membabi buta pria yang sudah tidak sadarkan diri dengan wajah yang berlumuran darah

Orang-orang yang berada di sekitar enggan atau lebih tepatnya takut untuk memisahkan Atlas yang terlihat kesetanan.

Nabella mau tidak mau maju untuk menarik Atlas. "Atlas cukup"

Plak

"NANA"

Atlas menepis kasar hingga tidak sengaja menampar Nabella. Sedangkan perempuan itu mencoba menahan air matanya agar tidak keluar seraya menahan rasa perih di pipinya.

"Kamu nggak papa? Mana yang sakit?" Zidan langsung mencecar pertanyaan, mimik wajah pria itu benar-benar khawatir

Zidan baru saja menerobos kerumunan para pasien rehabilitas, namun yang pertama ia lihat adalah Nabella yang tertampar karena berusaha menarik Atlas agar berhenti. Tanpa pikir panjang Zidan langsung berlari menghampiri Nabella yang hampir terjatuh.

Sedangkan di sisi lain Atlas juga menghentikan tindakannya dan langsung menatap Nabella dengan emosi yang masih menggebu-gebu serta nafas yang tersengal-sengal, meskipun terlihat setitik rasa bersalah di mata Atlas.

Atlas langsung pergi begitu saja meninggalkan pria yang tergeletak tak sadarkan diri dengan keadaan cukup parah serta meninggalkan Nabella yang masih meringis perih pada pipinya.

"Aku udah nggak apa-apa mas Zidan" Ujar Nabella seraya menoleh kearah berdirinya Atlas, namun ia tidak melihat Atlas.

"Na pipi kamu harus dikompres"

Nabella menatap Zidan lalu beralih menatap pria yang tergeletak tanpa ada satupun yang menolongnya "Mas Zidan kayaknya lebih baik bantu pria itu deh, dia harus cepat dibawa kerumah sakit"

"Tapi Na-

"Aku harus pergi dulu mas Zidan, maaf" Nabella langsung berlalu pergi untuk mencari keberadaan Atlas

ATLAS (End)Where stories live. Discover now