Part 39

110K 8.6K 723
                                    

Happy reading 💕

^^^


Biru berjalan seraya bersenandung, sesekali pria itu menyapa orang-orang yang berpapasan dengannya. 

Dari kejauhan dia melihat Agam yang berdiri sambil menyandar pada tembok seraya menatap ke arah taman 

"Ngeliatin apa tuh" Ujar Biru sambil melihat ke arah pandangan Agam, terlihat Atlas dan Nabella yang duduk di bangku taman. Kedua terlihat sedang mengobrol, entah apa yang kedua orang itu bicarakan

"Berisik" 

"Lo suka sama si Sucan?" Tanya Biru yang ikut menyender di samping Agam seraya menatap Atlas dan Nabella 

Agam hanya diam, tapi Biru paham akan tatapan Agam yang terus memandangi Nabella. 

"Lebih baik nyerah sih kata gua mah, Nabella ditakdirkan untuk Atlas. mau lo rebut dia gimana pun, kalau takdirnya sama orang lain ya lo bisa apa?" 

"Siapa juga yang suka" 

"Terus kenapa natapnya gitu banget" 

"Gua cuman mikir, gimana caranya menjauhkan kakak gua dari Nabella" Beberapa kali Agam melihat Vico datang ke rehabilitasi hanya untuk bertemu dengan Nabella. Vico berbohong setiap kali ditanya Nabella, pria itu tidak benar-benar ingin bertemu dengannya ataupun pak Tino. Itu hanya alibi, agar bertemu dengan Nabella. 

Biru terkejut "Wah adik kakak suka sama perempuan yang sama nih ceritanya" Kata Biru berlebihan dengan menampilkan ekspresi terkejut yang jatuhnya malah menyebalkan. 

Agam yang terlampau kesal menggeplak kepala Biru "Siapa juga yang suka anjing" 

"Kasar" Gumam Biru, ekspresi wajahnya berubah sedih. 

"Lagian kenapa lo repot-repot mau jauhin kakak lo dari Sucan? Biarin aja kalau dia suka….nggak bakal diterima ini" Lanjutnya seraya tertawa kencang 

"Berisik bego" 

"Dia pemaksa, licik dan apapun yang dia pengen harus dia dapet. lo nggak akan ngerti" Sambung Agam

Agam mengenal baik kakak laki-lakinya, sedari kecil Vico akan melakukan apapun demi apa yang dia inginkan. Bahkan Vico bisa melakukan hal licik, untuk mendapatkannya. 

Agam merupakan orang yang telah merasakan bagaimana liciknya Vico, untuk mendapatkan pujian dari sang ayah. Saat sekolah dasar dulu, Vico rela memakai uang jajannya untuk membayar teman sekelas Agam saat ujian akhir semester untuk membantunya membuat Agam ketahuan mencontek oleh pengawas. Padahal saat itu Agam mati-matian belajar agar mendapatkan juara 1 dan tidak mendapatkan pukulan lagi dari sang ayah. 

Tapi karena perbuatan Vico, kertas ujian Agam dirobek pengawas karena ketahuan membawa kertas contekan. Dan sang ayah dipanggil oleh kepala sekolah, saat dirumah Agam dipukul habis-habisan hingga tidak bisa berjalan selama seminggu. Dia juga kelaparan karena selama 3 hari hanya diberi roti dan segelas air, sedangkan Vico mendapatkan hadiah karena berhasil juara satu. 

Tidak hanya sekali, tapi berulang-ulang kali hingga Agam sangat muak. Agam bahkan pernah berpikir untuk membunuh Vico. 

"Oke deal" Tiba-tiba Biru menjabat tangan Agam, membuat pria itu tersentak kaget. 

"Deal apa?" Tanya Agam yang dibuat bingung "Deal menjauhkan Sucan dari Vico" Ucap Biru, dengan menampilkan wajah dongonya. 

"Kapan gua ngajak lo kerja sama" 

"Loh bukannya tadi lo ngasih tau gua karena mau ngajak gua buat kerja sama, jadi gua nggak salahkan menyimpulkan kalau kita kerja sama menjauhkan Nabella dari Vico" 

ATLAS (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang