Part 43

81.4K 6.2K 157
                                    

Happy reading 💕

^^^

Atlas dihadapkan dengan Martin yang duduk di depannya, pengacara yang duduk di samping kanan yang letaknya di tengah ujung antara Martin dan Atlas.

“Kenapa kamu bawa ponsel Atlas?” Tanya Martin penuh ketegasan, dia tidak tahu jika Atlas membawa ponsel ke rehabilitas. Ponsel tersebut bukan ponsel milik Atlas melainkan ponsel cadangan yang menjadi alat komunikasi antara Atlas dan Miko, dengan tujuan meminta Miko untuk membawa narkoba direhabilitasi.

“Untuk aku tahu perkembangan kasus kecelakaan ayah dan ibu, aku pikir kakek akan terus buta dan tetap diam tanpa ingin mencari tahu kebenaran bahwa ayah dan ibu bukan meninggal karena kecelakaan biasa, melainkan sudah direncanakan. Mungkin jika kakek tetap diam, aku akan membalas dendamku lagi yang belum selesai kepada mereka” Jawab Atlas dengan menatap balik Martin

“Atlas kakek tidak mungkin diam saja, kake-“

“2 tahun atau bahkan lebih,  kakek membiarkan polisi gadungan itu untuk mengusut kecelakaan ayah dan ibu. Apa selama itu mereka mendapatkan hasil? Apa selama itu juga kakek tidak curiga? Kakek buta dan tuli, kakek buta karena tidak melihat betapa mereka hanya menerima uang dari kakek tapi mereka tidak menjalankan tugas mereka dengan benar. Kakek tuli dengan orang-orang yang sudah bersuara dengan mengatakan betapa banyaknya kejanggalan yang terjadi, kakek juga buta akan hal itu. lalu gimana caranya aku bisa percaya sama kakek?” Ucapan Martin yang belum usai, langsung dengan tegas Atlas potong.

“Kasus itu ditutup dengan dalih bahwa kecelakaan ayah dan ibu murni kecelakaan tunggal. Apa sedikitpun kakek tidak merasa curiga dengan kasus yang ditutup begitu saja? Apa harus aku dulu yang turun tangan, bari kakek menyadarinya? Apa harus aku dulu yang membunuh Julio dan mendapat hukuman, agar mata dan telinga kakek terbuka? Apa harus menunggu selama itu, baru akhirnya kakek menyadari semua kejanggalan yang terjadi?" Cecer Atlas dengan kedua bola mata yang memerah dan berkaca-kaca.

"Aku nggak mungkin diam saja ketika aku bahkan sudah tahu bahwa mereka tidak suka pada ayah dan ibu. Aku menerima atas hukuman yang pengadilan berikan padaku, aku menerima atas semua hinaan dan stigma orang tentang ku. Mungkin jika aku tidak merencanakan pembunuhan itu, kakek mungkin tidak akan bergerak untuk mencari tahu, kakek mungkin akan tetap buta dan tuli, serta membiarkan mereka hidup dengan tenang" Tambah Atlas dengan tatapan kecewa. Dia tidak pernah sedikitpun terlintas di benaknya, untuk menjadi seorang pembunuh. Berkali-kali, setiap malam, Atlas selalu menatap tanganya yang terasa begitu kotor. Meskipun kasus ini akhirnya selesai dan hasilnya begitu memuaskan, tapi tetap saja perasaan marah, sedih, kecewa, tidak terima atas kehilangan kedua orang tua, masih tersimpan rapi di hatinya.

Martin terdiam, tenggorokannya terasa tersendat hingga dia tidak bisa berkata apapun. Apa yang diucapkan Atlas memang benar, dia buta dan tuli. Bahkan tentang Miko sekalipun, dia buta dan tuli. Ucapan Atlas, berhasil membuat Martin kembali merasa tidak berguna, merasa bodoh, dan gagal atas semua hal.

“Atlas, saya tahu bahwa kamu masih belum bisa menerima apa yang terjadi di hidup kamu. Kamu masih belum menerima bahwa ibu dan ayahmu meninggal dengan cara yang begitu bejat, tapi soal kamu membawa ponsel ke tempat rehabilitasi itu sudah masuk ke pelanggaran. Ingat Atlas bahwa kamu punya masa percobaan dan
kamu masih dalam pengawasan hukum, kamu tidak bisa melakukan hal seenaknya. Kamu masih dipantau, jika kamu melanggar dan kamu berbuat buruk, hukuman kamu bisa bertambah” Sela pengacara Atlas bernama Yudis Anundra

“Sebelumnya kamu sudah tercatat telah melakukan tindakan kekerasan terhadap suster yang ada disini, kamu harus ingat bahwa apa yang kamu lakukan itu tercatat dengan baik dan bisa kembali masuk pengadilan jika suster yang telah mendapat tindakan buruk melapor hal ini pada kepolisian atau pengurus rehabilitasi. Dan beruntungnya disini kamu tidak dituntut apapun. Jadi saya harap kamu tidak melakukan tindakkan yang akan merugikan kamu, kamu tidak mau kan jika hukuman kamu bertambah?” Sambung Yudis dengan tegas, mungkin jika korban melapor dan membawa hal ini ke ranah hukum. Mungkin Yudis bisa membantu untuk membantah, tapi masalah diterima atau tidak membantah dan bagaimana akhirnya semua ada ditangan hakim.

ATLAS (End)Where stories live. Discover now