Part 12

175K 11.9K 49
                                    

Happy reading ❤️‍🔥

^^^


"Aaaaaa"

Nabella terkejut hingga berakhir berteriak saat membuka pintu kamar Atlas, dengan cepat dia menutup kembali pintu tersebut.

Sedangkan pria pemilik kamar tersebut hanya acuh ketika menoleh kearah suara dan melihat pintu kamarnya kembali tertutup. Atlas melanjutkan kegiatannya yaitu memakai pakaian bagian atas.

Nabella membuka pintu di saat waktu yang tidak tepat. Atlas baru saja selesai mandi, dia keluar dengan keadaan bertelanjang dada. Disaat dia baru saja ingin mengenakan kaos Nabella membuka pintu.

Perempuan itu merutuki kebodohan dan ketidaksopanan karena membuka kamar orang tanpa mengetuk. Nabella memejamkan mata karena perasaan bersalah dan malu.

Mendengar suara pintu terbuka, Nabella memposisikan tubuhnya menghadap pintu dan ketika pintu kamar tersebut terbuka, menampakkan sosok Atlas yang berdiri tegak di hadapannya, Nabella langsung membungkukkan tubuhnya di hadapan Atlas.

"Maaf saya tuan, saya sudah lancang membuka kamar anda tanpa mengetuk. Saya benar-benar minta maaf tuan" Nabella meminta maaf dengan posisi yang masih sama.

Atlas hanya mendehem lalu memundurkan tubuhnya "Masuk"

Nabella langsung berdiri tegak dengan tatapan bingung "Maaf tuan?"

"Masuk obati tangan saya yang terluka" Atlas menunjukan tanganya yang tergores cukup dalam di bagian telapak tangan kanan.

Mata Nabella membulat sempurna, dan perasaan khawatir mulai muncul "Bagaimana bisa tangan anda terluka" Tanpa sadar tangannya memegang tangan kanan Atlas dan menatap luka gores.

Tubuh Atlas seperti tersetrum listrik membuatnya seketika menegang. Ketika tangan lembut itu menggenggam tangannya, jantung Atlas dibuat berdetak tak karuan.

"Apa luka ini akan sembuh jika hanya dengan ditatap"

"A-ah maaf tuan" Nabella sontak melepas tangan Atlas yang reflex dia pegang "Kalau begitu saya ambil obat P3K dulu tuan"

"Tidak perlu, di dalam sudah ada"

"Ah begitu" Nabella menganggut paham

Nabella mengikuti Atlas yang sudah masuk dan duduk di atas kasur, perempuan itu sedikit mendorong pintu agar terbuka lebih lebar. Dia tidak ingin orang lain berpikir hal yang tidak-tidak ketika dia hanya berdua di dalam kamar bersama seorang pria.

"Tutup"

"Iya?" Kening Nabella mengerut samar seraya menatap bingung ke arah Atlas yang memasang wajah datar.

"Tutup pintunya" Titah ulang Atlas

"Tapi tuan—" Perkataan Nabella terpotong

"Saya tidak akan berbuat macam-macam sama kamu, jadi hilangkan pikiran buruk kamu itu" Ucap Atlas seakan mengerti apa yang tengah dipikirkan Nabella. 'Tidak akan berbuat macam-macam'?, Sepertinya Atlas melupakan kejadian semalam, dimana dia dengan lancang masuk kedalam kamar Nabella hingga berani mengecup bibir merah muda Nabella sebanyak 3 kali.

Nabella akhirnya menurut dan menutup pintu tanpa di kunci. Perempuan itu berbalik menatap Atlas lalu berjalan perlahan mendekat ke arah pria itu.

"Kau bisa ambil obat di dalam lemari ku" Ujar Atlas seraya melirik lemari yang berada di belakang Nabella

Nabella mengangguk lalu berjalan mendekat pada lemari yang tingginya sehidungnya. Nabella membuka lalu mencari keberadaan P3K di dalam sela-sela baju. Entah di bagian mana Atlas menaruh kotak obat tersebut, karena Nabella hanya melihat tumpukan baju serta celana yang tersusun rapi.

ATLAS (End)Where stories live. Discover now