Part 32

139K 13.9K 1.9K
                                    

Happy reading ❤️‍🔥

^^^

“Kalau aku bilang” Atlas menjeda ucapannya dan kini jantungnya berdetak sangat cepat. “Aku suka kamu, apa kamu percaya?”

Nabella tertegun atas apa yang terucap dari mulut Atlas, apa pria itu sedang melantur?. Perempuan itu berusaha menepis perasaan senang dalam dirinya. Tidak sepertinya ia salah dengar, mungkin Atlas salah bicara.

“Atlas ini udah malam, udara dingin nggak baik buat kamu. Ayo ke kamar kamu, kamu harus tid—“ Nabella lagi-lagi mencoba menarik tangan Atlas, hingga Atlas melepas genggaman Nabella.

Nabella membalikan badan melihat Atlas bangkit dengan tangannya yang sudah tidak lagi memegang tangan pria itu.

“Atlas”

“Aku tau mungkin kamu kaget dengan apa yang aku ucapkan barusan, aku tau kalau ini terlalu mendadak buat kamu” Atlas memandang kedua mata Nabella lalu menatap seluruh wajah Nabella di bawah sinar bulan. “Tapi yang jelas aku mencintai kamu sedari awal kita ketemu, aku nggak tau perasaan apa yang terus bersarang di hati aku dan itu membuat kamu gila”

Atlas menarik lembut tangan kiri Nabella kemudian meremasnya dengan tidak terlalu erat lalu mengelus punggung tangan Nabella dengan ibu jarinya.

“Mungkin kalau aku ngungkapin perasaan aku ini lebih lama, aku akan sangat menyesal. Aku nggak tau akan bisa bertemu kamu lagi atau nggak, aku nggak tau takdir akan berpihak pada perasaan aku atau nggak” Kedua mata Atlas berkaca-kaca, hal itu membuat Nabella benar-benar tertegun “Setelah aku dinyatakan pulih dari Narkoba, kemungkinan aku nggak bisa melihat kamu dengan jarak sedekat ini lagi Bella.....Aku nggak bisa lihat mata indah kamu, nggak bisa melihat wajah bersinar kamu, nggak bisa menggenggam tangan kamu kaya sekarang, bahkan aku nggak berbicara berdua sama kamu” Dada Atlas terasa sesak, ia membawa tangan Nabella untuk di kecup berulang kali.

Atlas tahu bahwa masih ada waktu 3 bulan dia berada di tempat rehabilitasi dan 3 bulan itu ia masih bisa bersama Nabella. Tetapi 3 bulan merupakan waktu yang sangat cepat untuk Atlas bisa bersama Nabella.

Nabella tidak bisa berbicara apapun, dadanya juga terasa sangat sesak. Mungkin ini adalah perasaan murni hatinya ketika kenyataan harus memisahkan dia dengan Atlas dengan waktu sangat lama.

“18 tahun aku nggak bisa melihat kamu, dan aku nggak mau memendam perasaan aku lebih lama. Persetan dengan takdir, aku mencintai kamu Bella, sangat…..maaf kalau aku lancang menaruh rasa suka sama kamu” Nabella menggeleng, kini tangan kiri Nabella terlepas dari tangan Atlas lalu mengusap lembut air mata yang mengalir di pipi Atlas. “Kamu nggak lancang, kamu bisa menyukai siapapun, kamu bisa menaruh hati pada perempuan manapun, dan perasaan jatuh pada siapa itu bukan kesalahan”

“Aku nggak pernah jatuh cinta pada perempuan manapun dan kamu perempuan pertama membuat aku jatuh cinta. Bahkan aku sempat tidak tau bahwa aku jatuh cinta, itu perasaan yang aneh. Tapi sangat gila dan membuat aku kecanduan, untuk terus mencintai kamu” Atlas meringis malu, dia belum pernah jatuh cinta. Jadi dia tidak memiliki pengalaman apapun untuk mengungkapkan perasaanya, dia takut perasaan cintanya mengganggu Nabella. Apa yang ucapkan barusan juga murni datang dari hatinya.

Nabella menunduk sesat untuk meredakan perasaan yang mengila dalam hatinya. Tidak pernah jatuh cinta tetapi kenapa semanis ini? kenapa sikapnya malah membuat ia merasakan cinta kembali?

Tangan kanan Atlas kini bertengger di pipi Nabella untuk mengangkat wajah Nabella yang menunduk. “Kamu paling merasakan perubahan sikap aku Bella. Maaf kalau sikap aku yang berubah bikin kamu merasa aneh, tapi yang jelas. Aku menemukan rumah di kamu, aku tidak ingin bersikap dingin sama kamu, aku ingin mengungkapkan apa yang aku rasakan, aku ingin bercerita banyak hal dengan kamu, aku ingin membagi semua tentang aku ke kamu dan aku tidak ingin membuat rumah yang terasa dingin. Aku ingin membuat rumah yang hangat bersama kamu Bella?”.

ATLAS (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang