Part 29

127K 9.1K 388
                                    

Happy reading ❤️‍🔥

^^^

Setelah kejadian dimana Zidan mengutarakan perasaannya pada Nabella, sampai detik ini Nabella sangat jarang melihat Zidan. Jika pun melihat, Zidan berlalu pergi tanpa melihat ke arah Nabella seolah tidak ingin bertemu apa lagi berbincang.

Ada perasaan bersalah di hati Nabella, dia tidak suka situasi seperti ini. Jika kejujuran malah membuat hubungan dia dan Zidan merenggang, Nabella akan memilih tidak akan jujur.

"Mas Zidan" Di waktu bersamaan disaat Nabella memikirkan Zidan, dia malah melihat Zidan yang berjalan berlawan arah dengannya.

Zidan berhenti namun tatapan matanya mengarah ke depan, tidak seperti biasanya jika Nabella memanggil Zidan langsung menatap Nabella dengan tatapan lembut dan tidak pernah mengalihkannya sedikitpun.

"Mas Zidan" Nabella mendekati Zidan dengan ekspresi sedih.

"Beberapa hari ini Nana nggak lihat Mas Zidan dan kalaupun melihat, Mas Zidan menghindar dari Nana" Nabella mengungkapkan apa yang dia rasakan beberapa hari ini kepada Zidan "Kalau kejujuran Nana buat Mas Zidan jauh dari Nana, apa Nana harus berbohong agar sikap Mas Zidan seperti beberapa hari sebelumnya?"

Zidan tertegun mendengar ucapan Nabella. Sebenarnya dia juga tidak ingin menjauh dari Nabella, tapi jika berdekatan malah akan membuat Zidan semakin cinta pada Nabella.

"Maaf...maaf, kalau Mas terlihat menjauh dari kamu" Sesal Zidan "Mas cuman takut... kalau semisalnya Mas terlalu dekat dengan kamu seperti biasa, Mas malah semakin sulit untuk melupakan perasaan cinta Mas ke kamu. Mas cuman berusaha menghilangkan perasaan itu di hati Mas" Ungkap jujur dari Zidan yang sampai saat ini perasaan itu benar-benar belum menghilang sepenuhnya.

"Maaf" Zidan menggeleng dengan cepat "Bukan salah kamu, nggak papa, jangan minta maaf"

Ada sesuatu hal lagi yang sangat mengganjal di hati Nabella, tetapi ia ragu untuk membicarakannya.

Melihat Nabella yang gelisah membuat Zidan lebih dulu bertanya "Kenapa? Ngomong aja"

"Mmm... Mas Zidan masih chatan sama Olivia" Belum Zidan membalas Nabella kembali mengeluarkan suara "Kalau Mas Zidan chatan sama Olivia karena terpaksa atau karena ucapan Nana hari itu. Boleh nggak Mas Zidan berhenti"

Zidan tersenyum tipis, ia mengetahui apa yang membuat Nabella gelisah. Ia juga tahu kekhawatiran Nabella sebagai seorang sahabat, jika ada yang orang paling dekat didekati seseorang yang mungkin hanya menjadikannya pelampiasan.

Awalnya Zidan hanya ingin mengetahui respon Olivia saja, dan ya apa yang menjadi kekhawatiran Nabella menang benar. Ia hanya mencari opsi lain untuk melupakan cintanya dan yang belum tentu akan mencintai orang yang sekarang sedang dekat dengannya. Dengan Artian lain Olivia memang menjadi pelampiasannya saja.

Tapi sekarang Zidan menyadari setelah beberapa kali chatan dengan Olivia, Olivia terbilang paling dominan. Olivia paling aktif menanyakannya perihal hal kecil yang membuat Zidan tersentuh. Padahal respon Zidan terbilang singkat dan malas, tapi Olivia tetap merespon dengan semangat, mencari banyak topik untuk tetap chatan dengannya.

Hal itu membuat Zidan berpikir bahwa tidak ada salahnya untuk membalas cinta Olivia dengan cara pendekatan seperti sekarang ini. Zidan berusaha untuk mencintai Olivia walaupun perasaan cinta pada Nana memang masih ada. Itu mengapa Zidan memilih menghindar untuk sementara dengan Nabella.

"Tidak ada unsur paksaan apalagi chatan dengan Olivia karena ucapan Nana. Mas sedang mencoba membalas cinta Olivia yang begitu besar untuk Mas. Jadi, jangan khawatir, Nana boleh benci Mas, boleh pukul sesuka Nana jika Mas Zidan melukai dan membuat Olivia menangis" Ucapan tulus dari Zidan membuat Nabella hampir sedikit tidak percaya. Karena Zidan benar-benar tulus mengucapkan hal itu, apalagi tatapan matanya menggambar ada keseriusan.

ATLAS (End)Where stories live. Discover now