Part 16

167K 13.7K 243
                                    

Happy reading ❤️‍🔥

^^^

"Na"

"Ah, iya" Nabella terkejut hingga membalikan badan dengan gerakan cepat ketika pundaknya ditepuk sedikit keras oleh seorang perempuan dengan pakaian yang serupa dengannya.

"Dari tadi gua panggilin kaga nyaut, jadi sorry kalau gua nepuknya terlalu keras" Ucap perempuan bernama Ayumi Dias seraya memindahkan gelas gelas yang baru saja dicuci ke dalam lemari.

"Iya nggak apa-apa mba" Nabella meringis dalam hati ketika rasa sakit di pundaknya masih terasa.

"Itu di ruang tunggu ada yang nyariin kamu" Ujar Ayumi seraya mengusap kedua tangannya dengan kain kering yang menggantung di samping rak piring.

Dahi Nabella mengerut samar, siapa yang mencarinya? Di Jakarta Nabella tidak memiliki sanak saudara, apa itu Olivia? Pikirnya

Ayumi melirik Nabella yang masih terdiam "Gih sana samperin"

"Iya mbak, kalau gitu saya kedepan dulu. Makasih mbak" Pamit Nabella lalu pergi berjalan menuju ruang tunggu yang bersebelahan dengan ruang jenguk.

Nabella berjalan menyusuri lorong, wajah cantik Nabella selalu berhasil menarik perhatian para pasien rehabilitasi. Beberapa kali setiap berpapasan dengan pasien laki-laki, Nabella selalu disapa dengan sapaan manis. Karena Nabella termasuk orang yang ramah ke siapa saja, perempuan itu membalas dengan sopan selagi mereka tidak berlebihan.

Banyak dari mereka yang ingin menjadikan Nabella sebagai suster pendamping mereka, namun sayangnya Nabella sudah menjadi suster pendamping Atlas sejak awal datang, dan akan menjalani tugas nya sampai pria itu keluar dari tempat rehabilitasi.

Nabella sendiri, jika ada waktu luang sering membantu pasien yang lain atau membantu para suster lain jika sedang kesulitan. Itu mengapa banyak yang menyukai Nabella, namun bukan berarti semua yang ada disana menyukai kebaikan dan keramahan Nabella, ada beberapa suster yang tidak menyukai Nabella dan beranggapan bahwa Nabella hanya mencari perhatian saja. Walaupun beberapa orang beranggapan seperti itu, Nabella tetap berpegang teguh dengan keprofesionalan dia sebagai suster dan tidak memasukan kata-kata tidak baik itu ke dalam hatinya.

Sesampainya dia di depan pintu ruang tunggu, Nabella membuka kenop pintu secara perlahan dan mendorongnya hingga pintu tersebut terbuka.

Dua pria yang ada di dalam langsung memusatkan perhatian mereka pada perempuan yang datang dari balik pintu. Begitupun dengan Nabella, perempuan itu merasa asing dengan pria lanjut usia yang sedang duduk di single sofa dan satu pria yang berdiri di tepat di sampai pria berumur.

"Nabella Arasya, silahkan duduk"

Nabella mengangguk kaku seraya berjalan menuju sofa panjang yang ada di depannya.

"Perkenalkan saya Martin Putra Dexter, saya kakek dari Atlas. Senang bertemu denganmu Nabella" Salam Martin dengan wajah Datar tanpa senyum sedikitpun.

Nabella terkejut, perempuan itu langsung bangkit dari duduknya dan menundukan kepala, layaknya salam hormat.

"Maaf tuan, saya tidak tahu kalau anda kakek dari tuan muda. Senang bertemu dengan anda juga tuan" Ujar Nabella tidak enak hati karena merasa tidak sopan dan dengan bodohnya dia tidak mengetahui bahwa di depannya adalah tuan Martin, kakek Atlas.

"Tidak apa-apa, silahkan duduk kembali. Jangan terlalu tegang, saya hanya ingin mengobrol sedikit denganmu Nabella" Tutur Martin seraya mengubah posisi duduknya agar Nabella merasa nyaman ngobrol dengannya. Martin pun membuka jas hitam dan memberikannya pada bodyguard yang berada disamping kiri.

ATLAS (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang