Part 48

83.4K 5K 172
                                    

Hai gais

Maaf ya harusnya aku update kemarin, tapi karena ada satu hal yang buat aku ga bisa update.

Btw gais, disini ada anak ke2 atau anak terakhir?

Kata orang jadi anak kedua atau terakhir itu enak, karena paling banyak disayang, dimanjain dan kata enak lainnya. Tapi kenyataanya, ga seenak itu 😄
Kalian ngerasain juga ga sih atau cuman aku yang ngerasain jadi anak kekedua atau terakhir itu ada ga enaknya?

Karena aku selalu ga dibolehin dan kurang diapresiasi, buat aku selalu susah untuk mengekspresikan diri aku, buat aku susah untuk keluar dari zona nyaman, buat aku menjadi orang yang penakut.

Tapi kalau dipikir-pikir, baik anak pertama, kedua dan anak terakhir pasti merasakan hal yang ngga enak, dalam versi yang beda-beda.

Dan ini alasan kenapa aku memutuskan untuk menulis, membuat cerita. Banyak atau ga banyaknya yang baca, aku tetap seneng 😊

Sebelum masuk ke jalan cerita
Jangan lupa vote dan komen sebanyak-banyakknya biar aku semakin semangat

Follow ig aku juga
@nsall_
@stroyofnsall_

Tetap semangat dan sehat selalu ya kalian ❤️❤️❤️❤️❤️❤️

Happy reading 💕

^^^

"Tapi pak Vico, kita sudah sepakat bahwa Nabella akan bekerja disini selama Atlas menyelesaikan masa rehabilitasinya. Kalau anda memberhentikan kontraknya secara sepihak, anda sama sekali tidak profesional" Kata Pak Tino yang menatap tak percaya pada sebuah surat yang berisikan pemindahan Nabella kembali ke Rumah Sakit Ganeswara.

Vico dengan santai menyeruput kopi hitam yang disuguhkan lalu menaruhnya kembali di atas meja. "Saya tidak peduli dengan tanggapan anda pak Tino, yang saya peduli adalah rumah sakit saya tetap berjalan dengan tidak kekurangan tenaga medis. Dan saya membutuhkan Nabella untuk kembali ke rumah sakit saya di Solo"

"Saya menolak" Tolak tegas Pak Tino seraya mendorong surat tersebut ke hadapan Vico "Karena kita sudah setuju bahwa Nabella akan kembali ke tempat kerja awal setelah Atlas menyelesaikan masa rehabilitasinya. Dan anda tidak berhak memberhentikan dan mengambil Nabella secara sepihak" Tekan Pak Tino

"Saya ti-"

"Kalau begitu kita permisi Pak Tino, maaf telah mengganggu waktu anda" Sela Juangga seraya bangkit dari duduknya lalu mengambil kembali surat yang dia berikan dan memasukkan kembali ke dalam map coklat.

Vico menatap tidak suka pada Juangga yang memotong ucapannya dan memutuskan pembicaraan tanpa memenangkan apapun. "Ayo Vico" Juangga menatap datar Vico, pria itu tidak merasa takut pada temannya. tidak peduli jika Vico akan memecatnya dari pekerjaan yang sangat dibutuhkan untuk tetap bertahan hidup ketika dia yang sekarang harus menjadi tulang punggung keluarga.

Vico bangkit dan berjalan lebih dulu meninggalkan Juangga, dia juga sama sekali tidak mengucapkan sepatah kata apapun pada Pak Tino. Sedangkan Juangga hanya tersenyum tipis lalu pergi menyusul Vico yang sudah berjalan lebih dulu.

"Vico"

Langkah Vico terhenti, dia langsung berbalik dengan raut wajah yang terlihat marah "Apa maksud lo dengan motong ucapan gua? lo bahkan memutuskan gitu aja tanpa arahan dari gua. Inget lo cuman kerja di gua Juangga, jadi jangan seenaknya lo memutuskan apapun tanpa persetujuan gua" Tekan Vico dengan amarah yang menggebu-gebu

ATLAS (End)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ