Part 11

182K 12.8K 145
                                    

Happy reading ❤️‍🔥

^^^

10.20 Malam

Kediaman Julio Winata Dexter didatangi beberapa polisi dan media massa. Maira Parmadita Dexter kala itu tengah asik berbincang bersama saudara laki-lakinya bernama Rafki Askara.

Perempuan 34 tahun itu terkejut dengan kedatangan polisi dan awak media yang siap dengan ratusan pertanyaan dan kamera yang langsung menyorot ke arahnya.

Maira diminta untuk ikut ke kantor polisi oleh salah satu polisi yang mengenakan kaos hitam lengan pendek yang memperlihatkan tato besar di kedua tangannya. Maira diminta secara baik-baik, namun Maira menolak dengan tegas. Hingga mau tidak mau polisi memborgol kedua tangannya dan memaksanya untuk masuk kedalam mobil.

Malam itu Maira dibawa oleh polisi untuk di investigasi lebih lanjut. Maira akan di tanya dengan berbagai pertanyaan yang mengarah pada kecelakaan Arturo dan Binara malam itu.

Penahanan Maira malam itu berawal dari permintaan yang dilayangkan dengan tegas oleh Martin melalui asistennya.

Dikutip dari information.com, asisten sekaligus tangan kanan Martin bernama Braynet mengatakan langsung pada kepolisian yang berbeda dari kepolisian yang pertama mengusut kecelakaan Arturo. Atas permintaan Martin, Braynet mengatakan bahkan tuan Martin meminta untuk kembali membuka kasus kematian Arturo. Braynet juga memberikan barang bukti yang kuat sehingga dia juga meminta untuk langsung dibawa ke meja pengadilan.

Atas permintaan dan barang bukti tersebut membuat Maira ditangkap atas tuduhan sebagai otak atau dalang dalam perencanaan pembunuhan terhadap putra pertama Martin, Arturo Dexter dan Binara Dexter.

Barang bukti tersebut tersebar luas di media sosial, hingga menimbulkan komentar buruk untuk Maira. Banyak dari netizen yang sudah menduga bahwa Maira adalah dalang dari kecelakaan yang dialami oleh Arturo dan istrinya. Banyak juga yang mengatakan bahwa dari video wawancara Maira di salah satu acara televisi yang beredar terlihat bahwa Maira seolah paling tersakiti dan dari setiap katanya terdengar berbohong serta berlebihan, bahkan tangisannya terlihat dibuat-buat. Namun ada beberapa orang juga yang masih mendukung Maira dan mengatakan kalau barang bukti tersebut hanya editan.

Maira kini berada di sebuah ruangan, dimana dia tengah duduk disebuah kursi besi dan di depannya terdapat meja.

Maira sudah dilayangkan beberapa pertanyaan namun sampai detik ini Maira masih pada pendiriannya. Perempuan itu terus berkata bohong bahkan menangis seolah dia merasa dizalimi, dituduh atas perbuatan yang tidak dia lakukan.

Namun polisi juga masih pada pendiriannya, kedua polisi yang berada di ruangan yang sama dengan Maira terus memberikan pertanyaan dan mencatat setiap kata perkata yang keluar dari mulut Maira.

Polisi juga menaruh kamera pada sudut tembok yang mengarah pada wajah Maira serta kamera kecil yang ada di atas meja. Dengan rekaman ini mereka bisa mengetahui bahwa Maira berkata jujur atau tidak, yang akan dianalisis langsung oleh ahli mikro ekspresi.

Setelah selesai melakukan interogasi, Maira diminta untuk tetap di kantor polisi atau lebih tepatnya di dalam sel tahanan selama investigasi yang dilakukan polisi selesai dan juga sampai pada jadwal pengadilan.

"Saya tidak salah, saya dijebak. Bebaskan saya sekarang juga sialan!" Cerca tidak terima dilayangkan oleh Maira pada polisi penjaga yang berada tidak jauh darinya.

"Bajiangan! Jika saya terbukti tidak salah saya akan menuntun kalian semua" Peringatan penuh percaya diri dari Maira

Maira masih dengan sikap penuh percaya diri bahwa dia tidak akan di penjara. Mengingat suaminya seorang kepala kepolisian bintang 2 dan dia juga menyandang nama Dexter di belakangnya.

ATLAS (End)Where stories live. Discover now