Langkah kakinya mendekati mereka “Hai” Suara lembut Jihan membuat Atlas dan tiga orang lainnya berhenti.

Jihan tersenyum keempatnya bergantian lalu memfokuskan tatapannya pada Atlas yang belum menatapnya. “Saya Jihan suster disini juga” Jihan semakin tersenyum ketika Atlas langsung menoleh ke arahnya.

Jantung Atlas berdetak cepat ketika menatap wajah Jihan yang tersenyum ke arahnya hal itu juga membuat genggaman pada tangan Nabella mengerat kuat hingga Nabella meringis kecil. Atlas langsung melepas tangan Nabella dengan kasar lalu pergi meninggalkan Biru, Agam dan Nabella begitu saja.

Atlas berjalan cepet dengan kedua tangan yang mengepal kuat hingga bergetar, raut wajahnya terlihat tegang dan kepalanya berdenyut sakit.

“Lah kenapa tuh beruang”  Biru menatap aneh pada Atlas yang tiba-tiba pergi tanpa mengatakan apapun pada mereka. “Kesurupan kali ya?” Tanya Biru dengan pikiran bodohnya

Nabella sendiri tidak mengerti kenapa Atlas pergi, tangan kanannya juga sedikit terasa sakit ketika Atlas begitu mengeratkan genggaman tangannya dan menghempas tangannya dengan kasar. “Mungkin Atlas kaget lihat aku lagi” Celetuk Jihan sambil menatap Nabella, Nabella juga langsung menatap Jihan tidak mengerti.

“Maksudnya? Lo ngelindur ya?” Tanya Biru mengejek, dia menatap Jihan dengan tatapan tidak suka. Perempuan itu telah membuat Biru ilfeel dengan kepercayaan diri perempuan itu yang tidak masuk akal. Kali aja beruang kebelet boker atau memang kesurupan lagi, pikir Biru

Jihan langsung mendatarkan wajahnya “Kamu baru ya disini? Aku sama Atlas memang sudah kenal atau bahkan bisa dikatakan sangat kenal dan dekat” Ujar Jihan dengan penuh penekanan seraya melirik Nabella

“Ah iya, kamu Nabella ya? Salam kenal ya, semoga kita bisa jadi teman” Jihan mengulurkan tangannya untuk bersalaman, namun baru saja Nabella ingin membalas seorang pria langsung merangkul pundak Nabella dan menjauhkan tangan Nabella untuk tidak menyentuh tangannya.

“Sorry ya, dari awal lo aneh banget. Sksd, lagi pula Nana nggak butuh temen soalnya dia cukup untuk temenan sama kita aja. Ayo Na” Ucap Agam yang merangkul Nabella, pria itu langsung berjalan dari sisi Biru ke sisi kiri Nabella. Agam langsung sedikit mendorong Nabella untuk pergi dari hadapan Jihan.

“Sorry ya sus, yang diucapin besti gua emang bener. Nabella nggak butuh teman imitasi, dia cuman perlu teman sama kita aja. Bye jiji” Biru melambaikan tangan seraya berjalan meninggalkan Jihan yang sudah mengepalkan kedua tangannya.

Jihan berbalik menatap mereka yang sudah pergi “Sialan! Kita lihat aja sampai kapan kalian akan terus berpihak sama Nabella”

Disisi lain Atlas sedang duduk di ruang makan dengan pandangan kosong, pria itu juga belum mengambil sarapannya. Pikiran Atlas masih tertuju pada wajah Jihan yang begitu mirip dengan seseorang yang begitu Atlas cintai setelah sang ibu. Wajah Jihan begitu sangat mirip, membuat perasaan rindu kembali menyeruak di hatinya setelah belasan tahun tertimbun di hatinya paling dalam.

“Woi, main tinggalin kita aja lo” Ujar kesal Biru sambil menepuk pundak Atlas sedikit kencang, kemudian pria itu duduk di samping Atlas.

Atlas menghiraukan Biru, dia menatap Nabella “Duduk disini” Atlas mendorong Biru untuk membiarkan Nabella duduk disebelahnya. Nabella menurut dia duduk di tengah antara Atlas dan Biru.

“Sialan lo beruang!”

“Agam ambil makanan sono, gua sekalian tapi” Biru menyengir seperti kuda “Sialan, lo kira gua pelayan!” Tutur Agam tidak terima “Mirip” Jawab Biru seraya tertawa

Di bawah meja, tangan Atlas menggenggam tangan kiri Nabella. Nabella sedikit tersentak lalu menatap Atlas yang sedang menatapnya begitu dalam. “Aku tadi genggam tangan kamu kekencengan ya, maaf ya” Ujar sesal Atlas, dia tidak sadar jika telah menggenggam tangan Nabella terlalu erat “Sini tangan kanan kamu, aku sembuhin pake cinta” Nabella menyodorkan tangan kanan nya. Atlas langsung mengecup punggung tangannya lalu mengecup telapak tangannya bolak balik berulang kali.

ATLAS (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang