Disisi lain Nabella sedang menggigit jari telunjuk tangan kanan dengan perasaan gelisah. Beberapa jam yang lalu dia disuruh oleh Tino untuk menyediakan minuman dan memintanya mengantarkan minuman tersebut ke ruangan rapat.

Saat mengantarkan minum, Nabella melihat ada 3 orang berpakaian seragam polisi, satu pria berjas rapi dan ada kakek Atlas bersama dua ajudannya.

Karena hal itu membuat Nabella gelisah, dia takut hukuman Atlas bertambah karena pelanggaran yang dilakukan Atlas. Dia benar-benar takut akan terjadi sesuatu pada Atlas, karena kedatangan polisi dan kakek Atlas.

“Nana” Panggil Biru yang berjalan beriringan bersama Agam yang berada di sebelah kirinya, Biru melihat Nabella yang duduk dengan wajah gelisah akhirnya memilih mendekati perempuan itu.

Nabella menoleh “Iya kenapa?” Tanya Nabella berusaha menutupi perasaan gelisahnya “Lo yang kenapa? Gelisah amat, kenapa? Soal Atlas?” Tanya Biru seraya duduk disamping kanan Nabella sedangkan Agam berdiri sambil menyandar pada menara pondasi.

Ternyata dia tidak bisa menutupi perasaan gelisah “Kira-kira Atlas lagi diapain ya?” Tanya Nabella pada Biru dan Agam

“Eum.. menurut gua sih disidang, paling dia lagi diomelin sama pak Tino atau hukumanya bertambah” Ujar kelewatan santai dari Biru tanpa melihat bahwa raut wajah Nabella semakin takut “Atau mereka lagi main catur” Celetuknya kembali seraya menatap Nabella dan Agam bergantian

“Si bego” Umpat Agam

“Ye si tolol” Umpat Biru tidak mau kalah

Agam hanya memutar bola mata malas, lalu tatapannya beralih pada Nabella “Tenang aja, itu orang kaga bakal di apa-apain. Paling cuman di tegor dan dikasih tahu untuk nggak ngelakuin kesalahan”

Nabella menatap Agam “Semoga aja cuman di tegor”

“Lo setakut itu?”

“Iya, aku takut kalau Atlas bakal ditambah hukuman penjaranya. 18 tahun di penjara udah lama banget, jadi aku nggak mau kalau dia dapat tambahan hukuman lagi” Terdengar jelas ada ketakutan di dalam diri Nabella untuk Atlas, hal itu membuat Agam dan Biru terdiam

“Kalian pacaran?” Tanya Biru tiba-tiba

“Ah nggak kok” Jawab Nabella dengan terbata-bata, dia tidak mungkin memberitahu Biru dan Agam, apalagi orang direhabilitasi. Yang ada Atlas akan kena masalah, dan Nabella nggak mau itu terjadi. Cukup dia, Atlas, ayah dan tuhan yang tahu.

Biru mendengus “Bilang aja iya, toh gua ada disaat Atlas bilang suka sama lo di taman. Kalian jadian disana kan? Asal lo tau kalau gua ada disaat kalian saling adu bibir” Lontar Biru dan lagi-lagi mengucapkannya dengan gamblang

Nabella sontak terkejut, pipinya langsung merah “Biru kamu…kamu salah lihat” Kata Nabella yang terbata-bata karena malu, jika benar Biru melihat mau taruh dimana mukanya.

“Apa emang bener kok, malam itu gua lagi sakit perut. Karena wc deket kamar gua lampunya mati, jadi gua pake kamar mandi dekat taman. Gua lagi asik boker, terus pas selesai, baru aja gua mau keluar eh liat kalian berdua ditaman. Mau nggak mau gua dengerin dong, gua denger semua ucapan Atlas dan ucapan lo yang bilang kalau lo juga suka tuh apa di beruang. Eh apesnya gua malah liat kalian begini” Biru mengangkat kedua tangannya lalu mengerucutkan semua jari-jarinya dan menyentuh ujung kumpulan jari kanan dengan kumpulan jari kiri. Memperagakan Atlas dan Nabella yang berciuman.

Pipi Nabella semakin merah karena malu, tolong siapapun bawa Nabella pergi dari hadapan dua pria ini. Setelah ini Nabella tidak ingin bertemu Biru ataupun Agam.

Agam tersenyum tipis melihat Biru yang bercerita tanpa melihat Nabella yang pipinya telah berubah merah seperti tomat. Biru tetap bercerita apa yang terjadi dan apa yang dia lihat saat di taman malam itu.

“Lo buat kaum jomblo kaya gua, menghiri tau ngga” Gerutu Biru, sial sekali dia harus menunggu sepasang insan sedang memadu kasih itu pergi. Agar dia bisa keluar dari kamar mandi yang bau.

“Dih pipi lo merah” Goda Biru pada Nabella dengan senyum konyolnya “Gua bilang Atlas ah, lo abis di tampar Agam”

“Anjing!!” Umpat Agam

^^^

Jangan lupa vote dan komen

Follow ig aku juga yaa
@nsall_
@storyofnsall_

Sampai bertemu di part selanjutnya

Bye

Next

ATLAS (End)Där berättelser lever. Upptäck nu