Maira percaya jika besok dia akan dibebaskan atas tuduhan palsu yang menjeratnya. Suaminya pasti menolongnya dan yang pasti bukti yang ada hanya bukti palsu.

Perempuan itu membuang nafas kasar berulang kali untuk mencoba meredakan amarah dalam dirinya. Ia harus bersabar dan tetap tenang, toh besok juga ia akan bebas.

^^^

Atlas membaca berita di ponselnya. Pria itu diam-diam menyelundupkan ponsel ke dalam tumpukan baju yang dia bawa. Agar lebih mudah menerima informasi terbaru yang dikirim oleh Miko. Berita mengenai Maira yang ditahan oleh polisi pun dia dapat dari Miko.

Matanya yang sayu menatap datar artikel yang membicarakan Maira. Tangan kanannya mengepal kuat hingga tercetak urat-urat yang menonjol. Atlas langsung mematikan ponselnya lalu memposisikan duduknya menjadi menyender pada tembok serta matanya menatap pintu kamar.

Beberapa jam yang lalu Atlas baru saja kembali mengkonsumsi narkoba yang dalam bentuk permen. Dia mengkonsumsi dengan jumlah yang lumayan banyak 4-5 permen langsung dimasukkan kedalam mulut secara bersamaan.

Atlas tahu dampak dari mengkonsumsi narkoba dalam jumlah besar. Overdosis hingga menyebabkan kematian, tapi sepertinya memang itu menjadi tujuannya Atlas.

Atlas sudah masuk pada tahap kecanduan berat, dia kerap kali mengalami halusinasi. Atlas kerap tertawa dan merasa bahagia setelah mengkonsumsi narkoba, bahkan beberapa kali dia melihat ibunya yang sedang melipatkan baju yang berantakan di kamarnya.

Tanpa satu pun yang tahu bahwa Atlas kerap mengalami kecemasan berlebihan serta depresi. Terkadang dua hal ini muncul secara bersamaan. Atlas memang setiap hari mengikuti kegiatan yang sudah terjadwal tapi tanpa gairah dan minat tentang mengenai apa yang dia lakukan.

Kecemasan berlebihan, hal ini menjadi faktor mengapa Atlas selalu mudah marah dan tidak bisa mengontrol emosinya ditambah dia seorang pecandu narkoba. Untuk mengatasi hal tersebut terkadang Atlas kembali mengkonsumsi narkoba.

Atlas keluar dari kamar, dia berjalan menelusuri lorong menuju kamar Nabella. Jarak kamar Atlas dan Nabella cukup lumayan jauh karena posisi kamar Nabella berada paling ujung bangunan.

Deretan kamar dengan pintu berwarna putih membuat Atlas memberhentikan langkahnya. Dia menatap satu persatu kamar yang berjejer. Dari saku kanan Atlas mengeluarkan sebuah kunci lalu kembali melangkah pada kamar yang berada paling ujung.

Kamar tersebut kebuka. Perlahan Atlas masuk kedalam lalu menutup pintunya kembali. Pertama kali Atlas masuk dia langsung mencium aroma wangi Lavender yang sangat lembut di penciumannya.

Atlas berjalan mendekat ke arah Nabella yang tertidur pulas di atas kasur, di balik selimut. Pria itu berjongkok namun kakinya sedikit berjinjit tangannya menopang dagu, matanya menatap dalam wajah Nabella yang terlihat cantik.

"Apa di dalam mimpimu terlihat begitu indah?" Tangan Atlas mengelus lembut pipi putih Nabella.

"Aku tidak bisa tertidur, bisakah kau bangun dan peluk aku?"

"Aku suka wangi kamar ini, aku ingin tidur di sini setiap malam. Apakah boleh?"

"Kau.......cantik"

Tangan Atlas turun pada bibir merah Nabella, ibu jarinya mengelus bibir bawah Nabella dengan sangat lembut bahkan matanya kini beralih pada bibir Nabella.

"Bolehkah aku mengecup disini?"

"Aku ingin, jangan tolak aku"

Cup

Atlas mengecup sekilas, seperti ada aliran listrik yang menyetrum tubuhnya.

"Aku ingin lagi"

Cup

Atlas kembali mengecup namun kali ini dia membiarkan kedua bibirnya menyentuh lebih lama. Bibir lembut Nabella begitu terasa pada bibirnya.

Nabella sama sekali tidak terusik, mungkin perempuan itu terlalu lelah hingga tidur terlalu nyenyak.

Atlas menjatuhkan bibirnya, perasaannya benar-benar membuatnya frustasi. Atlas tidak tahu perasaan aneh apa yang dia rasakan, bahkan ritme jantungnya berdetak lebih cepat saat bersama Nabella dan ketika dia memikirkan perempuan itu.

"Aku tidak tahu perasaan apa ini, yang jelas aku ingin kamu tetap bersamaku. Tolong jangan pergi"

Tangan Atlas meraih tangan kiri Nabella dan menggamnya serta mengecup punggung tangan Nabella berulang kali.

Terhitung 4 hari Nabella bekerja menjadi suster pendamping Atlas, tapi kedatangan perempuan itu malah membuat pengaruh besar untuk Atlas.

Sepertinya Atlas telah menemukan obat selain narkoba yang berhasil membuatnya kecanduan.

^^^

Jangan lupa vote dan komen

Sampai bertemu di part selanjutnya

Bye

Next

ATLAS (End)Where stories live. Discover now