SEASON 9 (148) ❤️

Start bij het begin
                                    

Di tengah keraguan nya pada Tama, Radi menjadi iba seketika itu juga,

Tama,

Anak ini--

Mempunyai perilaku sangat baik, sopan santun, dan juga etika yang sangat tinggi

Tapi bagaimana mungkin dia-- mempunyai seorang ayah yang dulunya mempunyai perilaku serampangan dan sangat bejad

Gumam Radi dalam hati

Radi menghela nafas,
Dan sedikit tersenyum, ia mengangguk,

"Kalo begitu-- saya kembali kerja ya pak" ucap Tama pada Radi

Radi mengangguk mengerti,
"Iya"

Beberapa langkah Tama menuju ke arah bar Caffe,

Seketika itu Radi mengingat foto yang tersimpan di dompet Tama,

Radi kembali memanggil Tama,
"Tama!"

Tama langsung menoleh ke arah Radi,
"Iya pak?"

"Em"
"Sebelumnya saya minta maaf"
"Saya cuma bertanya" ucap Radi pada Tama

"Iya?"
"Pak Radi mau nanya apa sama saya" balas Tama

"Apa foto laki2 yang ada di dalam dompet kamu itu--
"Ayah kamu?" Tanya Radi pada Tama

Tama mengerutkan keningnya,
"F'foto?" Tanya Tama pada Radi

Radi mengangguk,
"Iya, foto"
"Saya tadi Ndak sengaja menemukan dompet kamu disini, dan posisinya sudah terbuka"
"Dan saya melihat foto itu, ada di dompet kamu"
"Apa itu benar, siapa orang yang ada di foto itu, dan-- apa hubungannya sama kamu?" Tanya Radi pada Tama, ia sangat penasaran kali ini

Tama mengingat bahwa ia menyimpan sesuatu di dompetnya,
"Oh"
"Ini-- foto almarhum ayah saya pak"

Radi membelalakkan kedua matanya,
Ia terkejut ketika Tama menyebutkan dengan sebutan "almarhum"

"A'apa?"
"Almarhum?" Tanya Radi lagi

Tama menunduk, dan mengangguk,
"Iya pak"

"Ayah saya-- sudah tiada 1 tahun yang lalu"
"Sekarang-- saya harus menjadi tulang punggung keluarga" balas Tama pada Radi

Ternyata--
Itu adalah ayah dari Tama,

Kini--
Memang sudah terungkap siapa orang itu, tapi--

Dia sudah tiada,

(Menghela nafas)

Kasihan juga Tama,
Dia harus menghidupi keluarganya

(Membelalakkan kedua matanya)

Tapi tunggu!!

Kalo Tama adalah anak dari orang itu,

Apa mungkin,
Tama adalah anak dari hasil hubungan haramnya dengan wanita di dalam gudang waktu itu?

Karena, setelah aku keluar dari SMA, aku sama sekali Ndak mendengar apapun kabar dari sekolah,

Terutama kedua orang yang ada di gudang waktu itu,

Apa mereka juga keluar setelah itu, atau mereka masih melanjutkan pendidikan nya

Gumam Radi lagi,

Melihat ekspresi dari Radi, Tama pun langsung menanyakannya,
"Memangnya--"
"Ada apa pak?"
"Apa pak Radi mengenal ayah saya?" Tanya Tama pada Radi

Radi tak menjawab,
Ia masih dalam lamunannya

"Pak"

"Pak Radi?"

Tak lama dari itu,
Radi mengerjapkan kedua matanya, sadar

Ia meneguk salivanya,
"Eh, i'iya?"

"Em, maaf"
"Udah bikin pak adi kaget" balas Tama, ia memang tak sengaja

Radi mengangguk mengerti,
"Iya, ndak apa"

"Apa-- pak Radi mengenal almarhum ayah saya?" Tanya Tama pada Radi

Radi menghela nafas, dan mengangguk,

"Saya satu sekolah sama ayah kamu" balas Radi

Tama pun sedikit tersenyum,
"Ah, begitu ya pak"

"Jadi-- pak Radi itu teman satu sekolah ayah saya dulu ya"

Radi hanya mengangguk senyum,

"Tama"

"Iya pak?"

"Apa boleh saya dan istri saya bertemu dengan ibu kamu?"
"Ya-- niatnya mau bersilaturahmi saja" Tanya Radi pada Tama

Tama mengangguk senyum,
"Eh, boleh"
"Boleh kok pak"
"Saya ngga keberatan malah, tapi maaf ya pak, rumah saya agak kotor dalamnya" balas Tama

Radi mengangguk senyum,
Ia menepuk bahu Tama,
"Ndak apa-apa Tama"
"Semangat ya kerjanya"
"Laki-laki itu harus kuat" ucap Radi pada Tama

Tama mengangguk senyum,
"Terimakasih pak"
"Saya selalu bersemangat"

••

Next
Ada komentar?

Suamiku Adalah Adik KelaskuWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu