Badai Kegembiraan

518 68 3
                                    

Begitu keluar dari ruangan sidang Alethio, Taufan segera menyusul Gempa yang sudah pergi terlebih dahulu, diikuti Solar serta Ying di belakangnya.

Menemukan pintu lift sebentar lagi tertutup, Taufan menarik tangan Solar. Memaksanya bergerak lebih cepat lalu berdesakan di dalam lift bersama Gempa dan Yaya.

Ying menyapa Yaya. "Hai, sudah lama tidak bertemu denganmu."

"Hai juga, Ying. Bagaimana kabarmu?"

"Baik-baik saja, kalau kau?"

"Sama baiknya."

"Gempa! Aku tidak tahu Tuan Gamma berani bertanya terus terang seperti itu!!" Seru Taufan ketika lift mulai turun perlahan, tidak bisa menutupi raut wajah khawatirnya. "Kau tidak apa? Kau terlihat tertekan selama menceritakan hasil penyelidikan kita."

Solar mengangguk setuju. "Kak Taufan benar. Apa Kak Gempa takut salah bicara di depan Raja dan Ratu terdahulu?"

Gempa tersenyum lemah. "Aku tidak apa-apa, kok. Kalian terlalu khawatir."

"Apa maksud kalian?" Tanya Yaya sambil mengernyitkan keningnya. "Apa Tuan Gamma melakukan sesuatu, Gem?"

Datang sebuah jawaban, namun bukan dari Gempa, melainkan dari Taufan. "Dia memojokkan Gempa untuk memberitahunya segala hal menggunakan kata-kata dan ancaman beralaskan rasa ingin tahu, sangat menyebalkan jika kau tanya padaku!"

"Apa? Berani-beraninya dia..!!" Sungut Yaya, Solar berkeringat dingin. "Itu suatu hal wajar di istana Light Kingdom. Walaupun, yah, aku juga tidak suka cara Kakek Gamma."

Ying menghela nafas. "Tapi Tuan Gamma memang agak kelewatan hari ini, bukankah begitu, Solar?"

"Iya, aku tidak akan bisa menolak perkataanmu karena itu faktanya." Solar mengalihkan pandangannya saat tangannya terasa digenggam, pelakunya tidak lain adalah Taufan.

Seolah tahu pikiran Taufan, Solar dengan lembut mengelus punggung telapak tangan Taufan.

Ting!

Lift mengeluarkan bunyi melodi lembut nan singkat, menandakan bahwa mereka sudah berada di lantai pertama. Bersamaan bunyi melodi itu, pintu lift terbuka lebar untuk mereka, memberi mereka jalan.

Mereka kembali melanjutkan perjalanan menuju ke tempat parkir khusus, melewati pengawal-pengawal sedang bertugas.

Melihat mobil milik Earth Kingdom tidak jauh dari mereka, Gempa berbalik sebentar.

"Sepertinya kita berjumpa setelah dua Minggu lagi."

Taufan mengeluarkan cengiran andalannya. "Sampai saatnya kita bertemu, jangan lupa jaga kesehatanmu, Gempa."

"Jangan lupa keamanan juga, Kak Gempa." Tambah Solar.

"Tentu, kalian juga jangan lupa." Gempa memasuki mobilnya.

Yaya memberi salam terakhir sebelum ikut Gempa naik ke dalam mobil. "Sampai jumpa."

"Sampai jumpa!!"

Taufan, Solar, dan Ying menyaksikan mobil mereka menyala kemudian berpacu di atas aspal. Meninggalkan mereka bertiga.

Belum sempat Ying berbicara sepatah kata, Solar menyela. "Aku akan pergi dulu bersama Kak Taufan. Tolong cari alasan bagus untuk diberikan ke Kakek Gamma."

"Apa?—"

Tanpa menjawab hal lain, Solar dan Taufan menghilang menggunakan kekuatan elemental Solar. Kini tersisa Ying sendirian di tempat parkir.

"SOLAR!!" Pekik Ying tidak terima.

***

"Hei, apa tidak apa-apa membiarkan Ying sendiri di sana?" Tanya Taufan.

Bitter Truth | I [DISCONTINUED]Where stories live. Discover now