Rencana Asli

528 87 8
                                    

Tanpa menunggu waktu lama, kekuatan Waktu di dalam Kristal Waktu memberontak keluar. Solar yang berada di dekat dengan Kristal tersebut terkena imbasnya.

"AKH!! AAAARGH!! SAKIT!!!!" Kekuatan Waktu mengelilingi tubuh Solar, semakin lama semakin liar.

Bahkan Gempa yang hendak menolong Solar terdorong mundur akibat liarnya kekuatan Waktu, begitu pula Beliung. Halilintar segera berlari mendekati Gempa, memutar balikan tubuhnya dan memeluk erat-erat. Menjadikan punggungnya sebagai pelindung. Melindungi debu dan benda tajam lain mengenai Gempa.

Namun Gempa tidak menghargai usaha Halilintar, dirinya ketakutan setengah mati. Bukan untuk dirinya, tapi untuk Solar.

"SOLAR- SOLAR!! TIDAK!! LEPASKAN AKU, HALI!!!"

Jangan! Kumohon, jangan! Sudah cukup dengan Taufan jatuh koma, aku tidak ingin hal buruk terjadi pada teman-temanku lainnya!!

Mata Solar mulai bercahaya. Kekuatan Waktu sedikit berkurang, tetapi masih susah didekati.

Tiba-tiba, kekuatan Solar melesat keluar tak terkendali. Tembakan Cahaya menembak ke segala arah, entah itu bangunan atau orang. Semua orang berusaha menghindar, sebagian besar terkena dan terluka parah. Melihat keadaan, Beliung dan para Visioners segera melakukan evakuasi sekali lagi. Mereka juga menarik paksa kelompok penyerang. Mau bagaimanapun, mereka tetap manusia.

JDAAAAR!!! BZZT, BZZZT-!!

Situasi semakin memburuk.

Pada saat itu, sebuah keajaiban muncul.

HYUUUU-!

Angin lembut muncul, tetapi bukan angin dari Beliung. Dirinya masih sibuk melakukan evakuasi.

Kemudian, angin itu seperti memberi arahan pada serangan Solar. Kekuatan angin memilin perlahan, mengarahkan serangan Solar untuk berkumpul menjadi satu.

Tubuh Solar masih saja mengeluarkan serangan tanpa kendali, membuat Gempa, Halilintar, dan semua orang khawatir. Setidaknya ada kekuatan angin sebagai pembimbing kekuatan Solar. Seolah baru sampai, suara familiar muncul di telinga mereka walaupun agak lemah. "Solar."

Gempa dan Halilintar menoleh bersamaan, mendapati Taufan mengangkat tangannya. Ternyata itu kekuatan angin Taufan, dia sedari tadi terus menerus membimbing kekuatan Solar agar tidak memporak-porandakan sekitar.

"Taufan!" Seru Gempa. Siapa yang tidak kaget jika teman yang kabarnya jatuh koma tiba-tiba saja ada di sampingmu?

Tidak ada balasan dari Solar, Taufan mengernyit. Masih dalam pakaian tipis khas orang sakit, Taufan mengangkat kedua tangannya. "Solar!! Aku tahu kau mendengar suaraku!"

"Kenapa kau ada di sini?!" Beliung senang Adiknya sadar, tapi juga merasa ngeri. Dia memegang pundak Taufan. "Ayo kembali! Biar Kakak urus ini!"

Selesai mengatakan hal itu, Beliung melakukan hal sama yang dilakukan Taufan. Taufan menurunkan tangannya. Bukannya kembali seperti perkataan Beliung, Taufan berlari mendekat.

"TAUFAN!!" Sentak Beliung.

Dia abaikan, fokusnya hanya pada Solar. Taufan dapat melihat bibir merah Solar kini berubah pucat. Wajahnya menahan rasa sakit dari dalam tubuh akibat Kristal Waktu mempercepat peningkatan kekuatan cahaya, menyebabkan Solar susah mengendalikan kekuatannya sendiri.

"Urghh-"

"Solar?" Tetap tak ada balasan, Taufan memberanikan diri memasuki kawasan Kristal Waktu.

Seketika dia menyesal. Ternyata sangat menyakitkan. Tubuhnya bagai ditarik dari berbagai arah, seperti ingin terputus. Apalagi Taufan baru sadar, tubuhnya ikut melemah. Namun ini juga sebuah keuntungan. Kekuatan Taufan tidak meningkat ke batas tubuhnya, dia bisa bergerak leluasa jika dia menghiraukan rasa sakit, tentunya.

Bitter Truth | I [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang