SEASON 9 (142) ❤️

Comincia dall'inizio
                                    

Ia melangkahkan kakinya mencari sumber suara tersebut dan langsung menghidupkan lampu di ruang keluarga

Ctik!

Tak ada siapa-siapa di ruang keluarga, ia berjalan ke arah ruang tamu,

Ia terkejut mendapati sang ibu yang tergeletak dia atas lantai,

"BUNDAAA!!!"
pekik Zahira

Ia berlari menuju Zahra,
"BUNDAA BANGUN BUNDAAA!!"

"BUNDAAA, HIKS!!"

Tak lama,
Zahira membawa Zahra ke dalam kamar dengan cara memapahnya pelan-pelan

-Di dalam kamar,

Zahira langsung menghubungi sang ayah,

•Zahira>Radi
"Ayahhh!!"

•Radi>Zahira
"Iya Ara? Apa nak?"
"Kok suara kamu kaya panik gitu?"

•Zahira>Radi
"B'Bunda yah!!"

(Mengerutkan keningnya)
•Radi>Zahira
"Bunda?"
"B'bunda kamu kenapa sayang?"

•Zahira>Radi
"Hiks, Bunda pingsan yah!!"

•Radi>Zahira
"Eh, k'kok bisa?"
"Bunda kenapa Ara? Bunda sakit??"

Bukan hanya Zahira saja
Radi juga jelas nampak panik,

Zahira langsung menjelaskan bahwa sang ibu sudah tergeletak dia atas lantai ruang tamu begitu saja

Radi yang mendengar hal itu pun langsung sedikit mempercepat laju mobilnya

Sudah jelas bahwa Radi belum pulang ke rumah, dan yang tadi bukanlah Radi

Zahira duduk di samping sang ibu yang belum juga siuman,

"Ya Allah!"
"Bunda kenapa ya" gumam Zahira dengan paniknya

"Apa yang terjadi sama bunda tadi"

Ia meraih tangan sang ibu lalu menciumnya,

Zahira mengusap-usap pipi sang ibu, tubuh sang ibu berkeringat dingin semakin membuat Zahira khawatir

Kejadian tersebut juga pernah datang di saat Radi tak ada di rumah, dan kembali terjadi di saat Radi juga tidak ada di rumah

Alasan Radi tidak ingin meninggalkan Zahra terlalu lama adalah, ia tau bahwa ada yang tengah mengintai dan mengganggu istrinya

Radi juga sempat melihat bayangan tersebut dulu (di salah satu chapter di season 2), di waktu habis subuh tiba, namun karena Radi tak terlalu takut, Radi terus menatapnya hingga bayangan tersebut hilang

••

-Kamar Zahra

30 menit kemudian,

Salah satu hari dari Zahra sedikit demi sedikit bergerak,

"Bunda?" Zahira masih berada di samping sang ibu dengan nada lirihnya

Jelas ia tak mau sang ibu kenapa-kenapa

"B'bunda-- udah sadar kan?" Tanya Zahira pada sang ibu

Sang ibu pelan-pelan mengerjapkan kedua matanya,

Ia melihat Zahira yang berada di sampingnya,
"Zahira?"

"I'iya Bunda?" Balas Zahira,

"Bunda tenang saja"
"Ini Zahira"
"Kalo bunda capek, bunda tiduran saja, Zahira senang karena bunda udah siuman" ucap Zahira pada Zahra

Zahra mengerutkan keningnya,
"Apa??"
"S'siuman?" Tanya Zahra pada Zahira, ia bingung karena Zahra sempat tak mengingat ketika ia pingsan tadi

Zahira mengangguk,
"Em iya"
"Bunda tadi pingsan di ruang tamu"
"Sebenarnya-- bunda tadi itu kenapa? Dan ada apa sampai bunda pingsan begitu?" Tanya Zahira pada sang ibu mengenai sang ibu yang sudah jatuh pingsan di ruang tamu

"Bunda tadi-- denger suara ayah kamu" balas Zahra pada Zahira

Zahira meneguk salivanya,
Tubuhnya seketika merinding hebat, ia baru saja teleponan dengan sang ayah dan sang ayah mengatakan bahwa beliau akan segera pulang,

Ia berpikir bahwa siapa yang ia telepon tadi,
"T'tapi kan bun-- ayah belum pulang"
"B'bunda-- jangan bikin Ara takut" ucap Zahira pada Zahra

Zahra menghela nafas,
Ia kembali menatap Zahira,
"Bunda tau, ayah kamu belum pulang"
"Tapi bunda ndak bisa menghindari situasi tadi, sesuatu yang tejadi begitu cepat"

Zahira mengerutkan keningnya,
"S'situasi apa Bun?" Tanya Zahira pada sang ibu,

Zahra bercerita tentang apa yang terjadi pada dirinya tadi, dan Zahira merasakan hawa merinding di sekujur tubuhnya

Tak lama dari itu,
Tok tok tok!!
"Assalamualaikum, Zahira!!"
"Ini ayah Zahira" ucap seseorang yang mengaku sebagai Radi,

Jelas dari suara memang mirip, namun Zahira tak segera membukanya, ia kembali mengalihkan pandangannya ke arah sang ibu

Zahra mengangguk,
"Itu benar, itu adalah suara ayah kamu, ayah kamu yang selalu mengucapkan salam ketika dia mau masuk ke dalam rumah" jelas Zahra pada Zahira

"Seketika bunda lupa kalo ayah kamu selalu membiasakan diri seperti itu" tambah Zahra pada Zahira

Zahira mengangguk mengerti,

Dan, tepat di depan pintu depan yang masih tertutup rapat,

Zahira menghirup nafas dalam-dalam dan membuangnya seketika,

Zahira meraih gagang pintu,

Ceklik!
Ia membuka pintu depan untuk sang ayah,

Memang benar ucapan dari Zahra, itu adalah Radi, sang ayah

"Ayah kan?"

Radi mengerutkan keningnya,
"Iya Zahira, ini ayah"
"A'ada apa Zahira? Kenapa kamu seperti Bingung gitu?" Tanya Radi pada Zahira

Zahira tak memperdulikan pertanyaan Radi, ia langsung memeluk sang ayah,
"AYAHH!!!!"

Ia tak bisa menyembunyikan rasa rindunya,

Radi juga nampak membentangkan kedua tangannya dan langsung memeluk putrinya,

"Hiks!"
"Kangen sama ayah!!" Ucap Zahira pada Radi

"Maaf, ayah baru bisa balik" ucap Radi pada ayah

Zahira mendongakkan wajahnya ke arah sang ayah,
"Bukan kata-kata itu yang Ara pengen denger kali ini"

"Eh, t'trus-- Ara mau ucapan apa yang pengen Ara denger dari Ayah?" Tanya Radi pada Zahira

"Ayah harusnya bilang, kalo Ayah kangen sama Ara"

Radi sedikit tersenyum,
"Iya, ayah kangen sama Ara"

Zahira pun tersenyum,
"Hehe, Ara juga kangen kok sama ayah" ucap Zahira pada Radi

°°

Next!
Ada komentar?

Next!Ada komentar?

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.
Suamiku Adalah Adik KelaskuDove le storie prendono vita. Scoprilo ora