finally, the ending

335 20 13
                                    


⚠️⚠️MATURE SCENE, HARAP BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN⚠️⚠️

Tempat beribadah yang bertempatan di Jalan Taman Wijaya Kusuma, berhadapan dengan gereja Katedral sebagai bentuk toleransi di Indonesia itu dipenuhi beberapa mobil. Hari ini tepatnya pada tanggal 20 Mei 2029 tepatnya hari Sabtu akan diberlangsungkan ijab qobul Barra Sebastian Alexander dan Alisha Nadhira Marteen.

Pernikahan dengan persiapan super cepat itu akan dilaksanakan hari ini. Beberapa mobil berjejer di depan, juga dengan beberapa karangan bunga. Kedua belah pihak keluarga datang, kerabat terdekat dari pengantin juga datang. Maudy, Aldo, Tania, Altaf, Darren, Callista, Ferra, Biel, Kevin dan Queen Aqeela.

Alisha menarik nafasnya. Melihat wajahnya yang sudah selesai dengan riasan yang tebal membuat beberapa orang yang sudah melihatnya pangling. Alisha dan Barra mengenakan adat jawa dengan baju berwarna putih bersih.

Rambut Alisha dibuat konde besar, dipakaikan centhung di bagian belakang serta ditambahkan kain selendang berwarna merah yang dijadikan gesper untuk membuat perutnya ramping.

"Sudah siap?"

Alisha menoleh. Ia tersenyum lalu mengangguk. Mamahnya menyediakan tangan untuk memegang anak bungsunya itu. Alisha dituntun oleh Tiara sampai ke depan pintu besar. Tiara menoleh, "Udah?"

Alisha menghembuskan nafas panjangnya, ia mengangguk setelah membaca basmallah dalam hati. Pintu besar itu dibuka dari dalam, sorot perhatian semua orang menuju ke arahnya. Alisha bersama Tiara berjalan pelan menuju depan. Sesekali ia menyapa temannya yang tersenyum lebar pada Alisha. Lalu pandangannya bertemu dengan pandangan Barra yang sedang menghapus air matanya.

Alisha dan Barra duduk sebelahan. Tak lama kepala keduanya diberi sebuah kain sebagai tanda ijab qobul akan disegerakan. Saksi-saksi juga sudah ada di meja, Alex bersama Marteen sebagai wali duduk berdepanan. Di hadapan Barra dan Alisha ada penghulu.

"Sudah siap?"

Barra mengangguk.

"Jika terulang tiga kali maka pernikahan ditunda, paham?"

"Paham"


"Jabat tangan saya"

Tiga kata itu adalah tiga kata paling ampuh membuat jantung Barra berdegup kencang dibanding apapun. Tangannya bergerak sesuai arahan.

"Jangan tegang, tarik nafas lalu buang"

Alisha melirik kedua tangan yang sudah berjabat itu.

"Bismillahirrahmanirrahim. Saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan Alisha Nadhira Marteen binti Marteen dengan seperangkat alat shalat, uang sebesar dua juta rupiah serta sepuluh gram logam mulia dibayar tunai"

"Saya terima nikah dan kawinnya Alisha Nadhira Marteen binti Marteen dengan maskawin tersebut dibayar tunai"

"Bagaimana saksi?"

"Sah"

"Alhamdulilah"

Semuanya bernafas lega disana. Mereka mengangkat kedua tangan untuk mendoakan pasangan supaya menjadi pasangan yang sakinah, mawadah dan warahmah. Barra memasangkan cincin manis kepada Alisha begitupun sebaliknya. Mereka menandatangani buku nikah lalu menghadap kamera untuk foto.

Acara akad nikah hanya berlangsung tiga jam. Setelah itu rombongan serta tamu undangan akan dibawa ke gedung hotel yang sudah disewa. Alisha dan Barra menaiki mobil baru dengan bunga di depannya. "Foto dulu cincinya"

Barra mengikuti apa kata gadis itu. Setelah difoto, ia memegang tangan Alisha erat. "Deg-deg an banget tadi aku sumpah"

"Sama. Aku di ruangan keringet dingin asli"

About Barra 2 [TAMAT]Where stories live. Discover now