dibalik gagal dinner

221 23 4
                                    


Kenapa sih ya...

Disaat kita terlalu mengharapkan sesuatu dan berharap sesuatu itu akan berjalan seperti ekspetasi kita, tapi malah sebaliknya. Dan kadang, sesuatu yang kita ngga harapin sama sekali, malah berjalan baik?”


"Udah dong, Al. Ini udah mau satu jam kamu nangis" kata mamah yang menemani Alisha sampai matanya mengantuk dan sesekali menguap.

Alisha mengelap hidungnya yang kemerahan karena menangis, make up nya luntur, moodnya jelek. "Aku udah rapih mahh...aku beli baju pake uang aku, ke salon, aku semuanya...."

Tiara mengelus rambut anaknya. "Besok ditanya, ada apa ya? Udah sekarang bobo, besok harus sekolah bangun pagi" ucapnya membuat Alisha berhenti menangis.

"Lap dulu make upnya ya. Mamah ambilin air sebentar,"

Alisha menatap dirinya di cermin. Satu jam lalu ia merasakan kalau dia perempuan paling beruntung, satu jam lalu ia melihat dirinya di cermin dengan senyuman, tapi sekarang? Ini sangat menunjukkan bahwa kita tidak pernah tau apa yang akan terjadi.

Ia menghapus make upnya dengan air mata yang keluar sesekali. Mengganti bajunya dan menaruh asal.

Tiara kembali dengan segelas air minum dan cemilan karena anaknya belum makan. Ditaruhnya nampan itu di meja. Ia mengelus rambut anaknya. "Udah gapapa. Tidur sekarang ya? Besok mamah tambahin uangnya yang beli dress" kecupan mendarat di kening Alisha. Lalu mamahnya pergi.

Kenapa sih ya...

Disaat kita terlalu mengharapkan sesuatu dan berharap sesuatu itu akan berjalan seperti ekspetasi kita, tapi malah sebaliknya? Dan kadang, sesuatu yang kita ngga harapin sama sekali, malah berjalan baik?

Alisha tau Barra punya alasan kenapa membatalkan secara sepihak. Tapi kenapa.... Kenapa ngga bilang dari sore? Kenapa baru chat pas Alisha udah siap sama semuanya? Bohong banget kalau Alisha bilang ia tidak marah. Maudy bahkan sudah mengirim pesan menanyakan lancar atau tidak? Jelas langsung Alisha jawab tidak, semua gagal.

🌼🌼🌼

Mendengarkan cerita Alisha yang gagal dinner menjadi hal pertama yang Maudy lakukan di kelas pagi-pagi buta. Perempuan itu mengajak Maudy untuk datang pagi-pagi agar bisa bercerita. Pesan dari Barra belum dikirimkan lagi, terakhir Alisha hanya membaca pesan kemarin.

Maudy mengelus pundak Alisha. "Gue bilang kan, lo sih apa-apa udah calon mertua aja" candanya.

"Ya gimana ngga seneng sih, Dy. Diajak makan sama keluarga pacar, apalagi keluarga Barra. Salah emangnya gue berharap lebih? Salah lagi?"

Maudy diam. Alisha salah menangkap maksudnya. Tadi sepertinya memang ia salah bicara. Apalagi Alisha lagi sensitif gini. "Yaudah yaudah, nanti kalo Barra kesini di dengerin. Gue rasa emang ada hal penting, Al. Dia juga pengen pasti ngenalin lo lebih dalem ke bonyoknya"

"Semuanya ngebela Barra aja," ketus Alisha. Ya memang lagi-lagi dia yang akan selalu mengerti kondisi Barra.

"Bukan gitu, Al" kata Maudy. Tadinya Maudy mau menjelaskan lebih detail, tapi melihat ekspresi Alisha membuatnya mengurungkan niat dan lebih memilih mendiamkan gadis itu daripada nanti dirinya kena semprot.

Moodnya hari ini membaik karena ulangan kimia tidak remed. Juga ditambah abangnya yang menawarkan sepatu pada Alisha. Seharian sekolah, Alisha hanya di kelas. Ya beginilah kalo badmood, apa-apa serba males. Ia harus menghilangkan mood jelek itu dulu baru bisa menerima.

Kalau tadi pagi yang bercerita Alisha, sekarang gantian. Alisha setia dengan telinganya mendengarkan cerita Maudy. Dari soal hubungan Maudy yang sedang tidak baik, juga soal keluarga Maudy yang papahnya harus dipindahkan dinas ke luar kota, sampai ke alasan Maudy tidak mengambil olimpiade lagi.

About Barra 2 [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang