bagi capenya

315 20 0
                                    

“I know you can do this. Kita berjuang bareng ya?”

-Barra Sebastian Alexander

***

Udah satu tahun kamu masih gengsi buat bales i love you aku?”
-Alisha Nadhira Marteen




"Mau sampe kapan kayak gini?" Tanya Barra menatap lekat Alisha.

Alisha memberanikan membalas tatapan Barra. Ia merasakan segelinang air yang telah ada di ujung mata.


Cengeng banget sih.

Baru ditanya kayak gitu.

Apalagi kalo nanti minta putus?

Barra masih menatap wajah Alisha. Begitu melihat mata Alisha yang berkaca-kaca, seketika pria itu sadar kalau ada yang tidak beres. Barra menggenggam tangan Alisha erat, menyingkirkan kantong plastik yang dibawa gadis itu tadi.

"Tell me what's wrong?"


"Cape...."


Lagi-lagi hanya kata itu yang bisa Alisha keluarkan. Air matanya mulai turun, namun tidak dibiarkan semuanya. Alisha menyekanya.

Tanpa pikir panjang, Barra membawa Alisha kedalam dekapannya. Tak peduli ini di lingkungan sekolah yang bisa saja ketauan guru dan menimbulkan resiko lebih besar. Barra semakin yakin kalau memang ada yang salah.

"Cape disalahin mulu. Cape harus dengerin apa kata mereka. Cape setiap hari di omongin. Cape, Bar....."

Barra merasakan seragamnya yang basah. Ia mengelus rambut Alisha. Entah kemana amarahnya pada gadis di hadapannya itu. Lenyap begitu saja. Baru kali ini. Baru kali ini setelah hampir satu tahun berpacaran, Alisha mengeluh padanya. Baru kali ini, Alisha benar-benar seperti orang yang sedang banyak sekali pikiran. Baru kali ini. Dan baru sekarang Barra sadar, Barra tidak pernah mengenal atau mengetahui apa yang terjadi pada pacarnya.

"Waktu itu aku engga pergi sama Nanda. Aku sama Maudy. Yang kirim foto itu bohong" jelas Alisha yang sudah mengetahui kenapa Barra berantem sama Nanda.

Hari dimana Alisha dipanggil BK, saat istirahat jam kedua Nanda menghampirinya. Membelikan satu susu rasa vanilla dan menjelaskan kenapa Barra memukulnya. Alisha disana belum memberi tau Maudy. Maudy juga baru tau semalam.

"Nanda lagi di warung bi Ema buat ketemu Geisha, mantannya. Aku disuruh foto copy buku tadinya sama dia, cuman aku takut kamu marah. Makannya aku sama Maudy, cuman gatau kenapa di foto itu ngga ada Maudy" jelas Alisha lagi membuat rasa bersalah pada diri Barra semakin besar.

Pertama ia sudah memukul orang yang tidak bersalah. Kedua, marah pada gadis di hadapannya ini yang juga sama sekali tidak bersalah.

Barra memeluk Alisha. Mengelus punggung gadis itu. Kepalanya ia tundukkan dekat bahu Alisha. "Aku minta maaf yaaa. Aku salah paham" ucapnya.

Alisha mengangguk. Tetap pada posisi itu selama beberapa menit. Hingga tangisnya mereda, ia melepas pelukannya namun tetap pada jarak yang dekat. Dapat menatap wajah Barra lagi.





"Sini bagi capenya. Biar aku juga ngerasain" kata Barra.


Tetes air mata keluar lagi. Entahlah semua yang dikatakan Barra mampu membuatnya kadang menangis, senang atau bisa keduanya. Pria itu mengatakan hal yang entah kenapa sangat bisa Alisha percayai. Karena selama ini omongan Barra tidak pernah main-main. Tidak ada satupun janji yang tidak ditepati tanpa alasan, tidak ada satu katapun yang Barra ingkari.

About Barra 2 [TAMAT]Where stories live. Discover now