the only truth 1

278 30 7
                                    

pas mau update di hari lain ternyata tidak memungkinkan 😩

happy reading, nih ga kemaleman kan




Barra tidak pulang ke rumahnya. Sudah dua hari. Ia menginap di apartemen dekat kantor, belum bertemu Alex sejauh ini. Alex pun tidak bertanya karena sebelumnya Barra juga pernah seperti ini, tidak pulang.

"Daripada dikasih makan terus mending bawa ke rumah lo Bar" ujar Biel, ia memperhatikan Barra yang akhir-akhir ini sering memberi makanan ke kucing di kantor.

"Males nanti gue jadi peduli"

"Ya secara ngga langsung ngasih makan juga bentuk kepedulian"


"Terlalu peduli sama orang ngga bagus Yel" jawab Barra, ia berdiri menatap Gabriel yang mulai hari ini bekerja di kantornya.

"Kenapa lagi? Muka lo beda"

Barra duduk di depan Biel. Ia menarik nafasnya. "Bokap gue,"

"Sampe ngga bisa gue ceritain tai lah" umpat Barra. Ia seperti kehilangan dirinya sendiri, menyerap apa alasan Alex yang relevan hingga melakukan semua ini.

"Take your time" ucap Biel lalu meninggalkan Barra. Ya, Biel bukan orang yang sehari dua hari kenal dengan Barra. Makannya pria itu membiarkan Barra sendiri.

Tapi di satu sisi Barra butuh tempat cerita. Ia ingin mengatakan semua ini, melampiaskan kekesalannya, tapi ia tidak punya itu. Ujung-ujungnya Barra akan mengisap nakotin lagi, ia sudah melakukannya sekarang.

"Bar?"

Barra menatap Shaqila yang datang membawakan makanan. Gadis itu tersenyum padanya.

"Kalo mau ngerokok jangan disini, bau ntar ruangannya"

Barra hanya diam saja. "Maaf tadi pagi ngga jemput"

"Kayak anak SMA aja" cibir Shaqila. Ia duduk disamping Barra memandangi wajah kusut pria itu.

Barra pun menatap Shaqila. Ia menyenderkan kepalanya di pundak perempuan itu.


"Kenapa harus ada masalah lagi ya Sya? Udah enam tahun"

Shaqila mengelus rambut Barra. "Artinya bakal ada kejutan lagi"

Mungkin ini adalah kenyataan pahit. Mereka berdua adalah dua manusia yang saling menyimpan rasa. Benar, Tasya dan Shaqila adalah satu orang yang sama. Pertemuan yang tidak sengaja itu justru berdampak besar bagi Barra.

Keduanya memang belum memiliki status sebagai pasangan kekasih, mereka juga tidak memperpusingkan soal itu. Hanya ada aksi di hubungan mereka. Entahlah mau disebut apa, yang jelas kepastian hubungan Shaqila dan Barra masih abu-abu.

Mereka bertemu saat...

Enam tahun lalu. Mereka satu kampus. Dan sama-sama dari Indonesia.

Flashback on

"Iya pahh, aku oke kok. Disini aku juga ada temen orang Indonesia tau, nanti ya kita video call. Oke, sehat-sehat pahh!" Shaqila menutup ponselnya.

Sekarang sedang musim semi di Berlin. Pohon-pohon mulai berubah warna dan berjatuhan. Ini adalah tahun keduanya berkuliah, alias semester empat.

Ingat waktu itu ada orang yang menegur Barra di kafe? Itu adalah Shaqila. Shaqila yang sedang kehilangan ponselnya. Ia meminta tolong pada Barra untuk memesankan ojek online karena kemampuan berbahasanya masih minim. Dan kejutan yang ia dapat adalah, Barra juga orang Indonesia.

About Barra 2 [TAMAT]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें