jangan ambil punya aku

257 24 4
                                    

jgn lupa votenya bestie....😔🙏

JGN LUPA JUGA FOLLOW @wattpad.njl  WOIIII

Dua belas MIPA 3 saat ini sedang digerakkan menuju lab praktik. Padahal ini baru hari kedua masuk sekolah tapi sudah melakukan praktik saja.

"Jangan ada yang bawa hp, tinggal di kelas. Pintu di kunci" perintah guru tersebut.

Alisha membawa jas lab di tangannya lalu keluar bersama teman-teman yang lain. Sejauh ini ia sudah kenal beberapa diantara mereka, bahkan sempat mengobrol. Kalo soal sosialisasi Alisha emang jago, gadis itu cepat berbaur bahkan kadang bersifat sok akrab demi dapat teman. Sementara Maudy, gadis itu cenderung ingin di dekatkan atau diajak ngobrol lebih dulu.

"Lo bawa tanahnya kan?"

"Lah, Nanda yang bawa"

Maudy memutar bola matanya. "Lo tanya gih,"

Alisha mengangguk. Perempuan itu berlari ke depan agar sebaris dengan Nanda.

"Lo bawa tanahnya ngga?"

Nanda menunjukkan dua kantung kresek yang ia bawa di tangannya. "Kacang ijo dimana?"

"Gue. Lo bawa kan? Gian bawa ngga?"

Gian yang berada di samping Nanda mengangguk. "Nih,"

Alisha mengangguk. Ia kembali ke Maudy sambil memakai jas lab dan menguncir rambutnya seperti ekor kuda. "Btw, lo belom kasih pajak jadian" tagihnya.

"Ngga ah. Kalo ngasih pajak jadian ngga langgeng" tolak Maudy sambil terkekeh.

"Gue ngasih langgeng tuh sampe sekarang" ucap Alisha bangga.

"Liat aja nanti"

Alisha melototkan matanya. "AUDYYYY!"

Maudy sukses tertawa. "Bercanda elah, takut ya putus sama Barra?"

"Diem deh lo,"

Lab di pelita ditambah satu. Satunya depan lapangan untuk upacara dan yang baru ini dekat kelas Barra. Katanya sih lebih besar dibanding lab yang dulu.

Dan ternyata benar. Ruangannya berwarna putih dengan lampu seperti yang ada di rumah sakit. Kursinya pun berbeda, tidak menggunakan kursi kayu. Dilengkapi dua AC, satu infocus, dua lemari yang berisi alat-alat biologi dan masih banyak lagi. Rata-rata masih terbungkus plastik.

Dari lab ini, Alisha dapat melihat kelas Barra. Ternyata tampilan kelas akselerasi tidak jauh beda dengan kelas reguler. "B aja kelasnya ya, Dy"

Maudy melirik kelas akselerasi lalu mengangguk sambil membereskan peralatan yang ingin dipakai. Lalu mereka mendengarkan arahan guru membentuk sebuah kelompok. Alisha bersama Maudy, Nanda dan Gian. Ini pertama kali sih walaupun mereka sekelas sudah setahun lebih. Ternyata Nanda tidak semalas kelihatannya.

Praktek pun di mulai. Awal praktek ini mereka diminta untuk membawa tiga jenis tanah yang berbeda lalu menaruhkan beberapa biji kacang hijau disana. Nantinya, setiap hari perwakilan anggota kelompok diwajibkan untuk melihat bagaimana perkembangannya karena tentu saja akan menghasilkan tinggi yang berbeda.

Gelas berisi kacang hijau itu ditaruh di dekat jendela agar terkena sinar matahari walau sedikit. Mereka langsung disuruh membuat tabel laporan untuk nanti.

"Ian"

"Jangan panggil gitu anjir" sahut Gian merasa aneh dipanggil dengan sebutan itu. Alisha terkekeh. "Gi malah aneh tau,"

"Btw, Nichols Zey itu pinter ya?"

"Tengil bocahnya" samber Nanda yang sedang membuat garis.

"Emang iya?"

About Barra 2 [TAMAT]Where stories live. Discover now