kebongkar

292 34 10
                                    

Hari berganti hari, bulan berganti bulan. Tak terasa kini sudah hampir memasuki bulan terakhir yaitu Desember dengan musim hujan yang akhir-akhir ini terus membasahi ibu kota membuat jalanan menjadi becek.

Semua orang sudah bersiap membawa jas ujan tetapi tempat pemberhentian untuk meneduh masih saja ramai seperti yang sedang Alisha lakukan saat ini.

Hari ini niatnya ingin membawa motor agar cepat pulang, sialnya ia membawa motor kantor dimana tidak ada jas hujan di jok. Alisha terpaksa meneduh dengan orang asing lainnya di depan ruko yang sudah tutup.

Tangannya mendekap berkas penting yang masih aman karena terbungkus plastik. Celananya sudah basah, pun rambutnya juga. Kalau saja tidak membawa berkas ini, Alisha sudah menerobos hujan.

Ia melihat air yang terus turun sudah hampir tiga puluh menit meneduh, tapi hujan tambah deras. Beberapa orang yang meneduh sudah menerobos hujan.

Hari semakin malam.

"Kak, mau pake jas ujan saya?"

Alisha menoleh, seorang pria yang tampaknya jauh lebih muda dari Alisha itu baru saja menawarkan jas hujan berwarna hitam di tangannya.

Alisha melihat celana pria itu, dia masih SMA.

"Oh engga usah makasih, aku tunggu reda aja"

"Gapapa kak pake aja, udah malem. Rumah aku deket, kena ujan juga ngga masalah. Kayaknya kakak pegang sesuatu yang gaboleh basah ya?"

Alisha tersenyum kikuk, ia mengangguk dan menerima jas hujan itu. Jas hujan yang kebesaran sudah melekat ditubuhnya dengan berkas yang ia taruh di dadanya.

"Makasih ya, aku boleh minta rekening kamu?"

"Buat apa kak?"

"Ganti uang jas hujan,"

"Engga usah kak. Papah aku jualan soalnya hehehe"

Alisha ikutan terkekeh. Tapi itu beneran lucu menurutnya. "Yaudah makasih banyak ya, aku duluan"

"Iya kak sama-sama"

Alisha menaiki motornya. Anak SMA tadi tersenyum, ia juga dari Pelita dan ia mengenal Alisha. Makannya tadi berani menawarkan jas hujan. Saat dirinya mau mengambil helm, matanya melihat kebawah.

Ada dua kertas yang jatuh. Ia buru-buru mengambilnya tapi sudah basah. Disana tertulis tentang parfum dan kotak saran.

Itu pasti punya Alisha. Tapi gadis itu sudah menghilang disembunyikan hujan.

🌼🌼🌼

Barra kembali menjalankan aktifitas seperti hari-hari biasanya. Yang berbeda hari ini adalah launching perdana packaging parfum yang sudah kantornya desain.

"Sudah semua disiapkan Bar? Jangan sampai ada yang fatal" Alex memberi peringatan sebelum anaknya berangkat.

Barra mengangguk. Ia mengendarai mobilnya untuk pergi ke rumah Shaqila lalu berangkat bersama ke kantor. Pandangan akan mereka berdua sudah biasa di kantor.

Begitu juga dengan Alisha, perempuan itu berpikir kalau Shaqila adalah pacar Barra karena waktu itu....

"Gue mau tanya sesuatu boleh, Je?" Tanya Alisha.

Jesica melirik. Lalu mengangguk setelah mengambil cemilan di meja. Dia adalah salah satu karyawan yang bekerja sama dengan Alisha. Hanya dengan Jesica ia bisa dekat, karena yang lain memandangnya sinis.

Faktor pertama adalah, ia menggantikan Aulia yang notabenenya lebih berpengalaman. Dan yang kedua adalah Barra yang selalu memanggilnya dibanding dengan karyawan kantor. Yang terakhir, kinerja Alisha sempurna.

About Barra 2 [TAMAT]Where stories live. Discover now