marahan

324 25 1
                                    


happy reading<88

Hari-hari berlalu. Tidak, tidak cepat. Bagi Alisha seminggu ini sangat lama. Bersyukur di ulangan terakhir ia bisa mengerjakannya. Selama seminggu ini Alisha cukup berusaha keras, kadang ia diajarkan oleh Barra, Maudy dan guru lesnya. Berharap semoga nilainya nanti naik karena nilai rapot ini bisa membantunya masuk PTN walaupun Alisha tidak berharap banyak dari nilai sih.

Bahkan ulangan terakhir, Alisha bisa lebih cepat ngerjainnya. Sebenernya ada faktor lain sih, mau main sama Maudy contohnya.

Alisha membuka ponselnya. Tidak ada chat dari siapapun, ia melihat kelas Barra juga masih tertutup.

"Heh cepet lo kelar" ucap Maudy baru saja keluar.

"Itu soal banyak di LKS yang kita beli tau Dy. Lo baca engga?"

Maudy menggeleng. "Di buku paket juga ada beberapa"

"Yaudah jadi main kan?"

Alisha mengangguk. "Tapi nanti gue ke bawah dulu. Biasa samperin mas pacar"

Maudy mengangguk malas. "Jangan lama-lama"

"Iye ah iri aja lo"

Soal kelas akselerasi? Barra belum memberi tau alasannya sampai sekarang.

Flashback on

"Dy, Barra gamau ngaku kalo dia masuk kelas akselerasi" kata Alisha pelan.

Maudy yang sedang membaca ulang catatannya itu menjawab. "Mungkin dia punya waktunya kali nanti"

"Gue mikir gitu juga sih. Pasti dia punya alesan kan? Tapi kenapa sampe engga ngasi tau gue gitu loh, Dy. Tania juga diem aja ke gue, temen-temennya juga ga ada yang bilang" kesal Alisha.

"Kayaknya emang di sengaja deh Al. Tapi bener kata lo tadi pasti semua orang punya alesan buat ngelakuin sesuatu"

Ya Alisha tau itu. Sewaktu dirumah semalaman ia memikirkan hal itu. Apa ada yang salah ya? Atau Alisha kelihatan banget takut ditinggal Barra? Atau Alisha merepotkan Barra ya jadinya Barra ngga bilang apa-apa?

Banyak banget pikiran waktu malam itu.

"Bisa aja dia kasih tau lo hari ini" lanjut Maudy sekilas melihat wajah sahabatnya ini.

"Mungkin" kata Alisha ragu.

"Al denger. Barra engga mungkin gapunya alesan. Lo ngga liat dia sebucin apa sama elo?" Tanya Maudy menatap Alisha.

"Pasti dia bakal kasih tau lo. Pasti"

Alisha menghela nafasnya. "Gue terlalu ngekang kali ya jadi dia takut buat ngasih tau?"

"Dih" decak Maudy. "Apasihh, lo tuh engga ngekang. Bentar lagi juga dia pasti kasih tau. Yang lo harus inget, lo ngga boleh marah-marah sampe kelewat bates yaaa,"

"Semoga" ucap Alisha karena hari itu ia benar-benar overthinking banget.

Cuma setelah tiga hari ini mikir bener juga. Mungkin emang kelas akselerasi Barra sifatnya rahasia, atau mungkin papah Barra tidak mau memberitahukan kepada murid-murid yang lain.

Flashback off

Maudy udah tau soal itu. Maudy juga udah kasi saran yang terbaik. Untungnya Alisha mau mengikuti sarannya untuk sabar.





"Ayo" ajak Darren pada Barra untuk keluar kelas.

Barra mengangguk. Pria itu berdiri dan menaruh kertas ulangannya serta mengambil tas di depan. Cukup kaget karena sudah ada gadis dikuncir kuda sedang duduk di depan koridor kelasnya.

About Barra 2 [TAMAT]Where stories live. Discover now