pingsan beneran

310 28 1
                                    


happy reading! btw roleplayer masi ada slot untuk Darren dan Kevin lohhh, yukk check ig wattpad.njl!

"Telepon dengan siapa kamu tadi?" Tanya Alexander melirik kursi Barra di belakang.

"Suster"

"Suster? Berbicara sesantai itu sama kamu?" Tanya Alexander tak percaya.

Barra tak menjawab. Hilang akal untuk menjawab pertanyaan papahnya tadi. Haruskah semuanya dihormati berdasarkan kekuasaan? Alexander ini tipe orang yang mau di hargai orang lain tapi tidak bisa menghargai orang lain juga. Maunya orang sopan terhadapnya, anaknya bahkan istrinya sedangkan dia memperlakukan Barra seperti robot yang harus jalan terus.

Mobil Alexander berhenti tepat di depan tempat les Barra yang baru ke sekian kalinya. Ibu tirinya itu masuk bersama Barra.

"Tadi udah makan?"

Barra mengangguk.

"Besok mamah masakin. Mau makan apa?"

"Apa aja" jawab Barra.

"Ya. Ini anak saya" kata Alex.

Barra bersalaman dengan seorang pria yang sudah berkepala empat nampaknya. Mungkin nanti ia akan menjadi guru Barra. Lalu Barra dibawa ke kelas yang berada diatas bersama dengan tiga murid lainnya yang kemungkinan kemampuan otaknya sama dengan Barra.

🌼🌼🌼

Alisha mematikan alarm yang terus berbunyi. Perlahan membuka matanya menyesuaikan cahaya yang ada. Tangan kanannya mengambil ponsel dari tempat charge.

Matanya melotot melihat angka yang ada di ponselnya.




07.20 WIB

"ASTAGAAA" Ucapnya langsung ke kamar mandi tanpa mengambil handuk.

Alisha mengguyur tubuhnya, berusaha secepat kilat. Setelah itu ia menyisir rambutnya dan mengoles bedak serta liblam. Untung semalam ia sudah menyusun pelajaran hari ini.

Saat mau mengunci gerbang ia merasa ada yang aneh. Lalu menunduk.

"Sepatunya belom dipake astagaa" ujarnya menepuk kepala.

Sembari memakai sepatu, Alisha memesan ojek online. Ia lupa kalau keluarganya hari ini pergi ke rumah saudara jauh Aurel dari pagi jadi ngga ada yang bangunin. Sebenarnya tadi udah di bangunin sama mamah, Alisha juga udah sadar cuma kebiasaan perempuan itu jika tidak terus diteriakin pasti bakalan tidur lagi.

Alisha melihat ponselnya. Sudah sepuluh menit berlalu tapi jalanan ibu kota cukup padat pagi ini. Ia juga melihat notifikasi yang ada.

12 panggilan tak terjawab dari Barraaa

17 panggilan tak terjawab dari Maudy

Alisha berdecak melihat sekeliling yang masih tidak bergerak. "Bisa ambil jalan pintas ngga pak?"

"Aduh gabisa neng, susah lagi muternya"

Kakinya tak berhenti bergerak. Udah pasti telah sih tapi panik banget. Soalnya Alisha udah lama ngga telat gini.

Akhirnya ia sampai di sekolah pada pukul 07.48 dimana gerbang sudah ditutup. Alisha berbaris mengikuti beberapa anak yang telat juga.

"Lohh? Telat kenapa kamu?"

Alisha mendongak. Ah itu Bu Riska. "Bangun kesiangan buuu"

"Bu bolehin saya masuk dong" pinta Alisha pelan

Bu Riska menggeleng. "Telat tetap telat. Kita deket diluar pelajaran nak"

Ya ampun...

Alisha hanya bisa pasrah sambil membuang nafasnya. Ia menjadi sorotan murid-murid yang sedang berolahraga dan ada beberapa yang berbisik seperti.

About Barra 2 [TAMAT]Where stories live. Discover now