rahasia berikutnya

272 29 8
                                    

kayaknya kalian juga bosen deh gue minta maaf mulu gara-gara kemaleman, tapi yaudah happy reading aja sih🤩



Maudy menenangkan Alisha yang daritadi tak berhenti menangis. Sementara Aldo melihatnya bingung karena tak tau apa yang terjadi.

Maudy melotot ke arah Aldo karena pria itu mau membuka mulutnya. Lalu ia mendengar suara pijakan kaki yang mendekat. Maudy mendongak. Ia berdiri.

"Berani dateng? Masih berani ya??" Jelas itu bukan nada yang biasa saja.

"Gue perlu ngomong sama—"

"Lo liat ngga dia kayak apa hah? Enak banget lo bilang mau ngomong"

Barra melirik Alisha. "Makannya gue perlu ngomong"

"Engga boleh" kata Maudy. "Udah cukup ya lo bikin temen gue kayak gini, dari dulu juga sebenernya gue ngga pernah setuju kalian bareng terbukti kan sampe sekarang?"

"Lo selalu ngurusin hubungan gue"



"GUE SAHABATNYA DIA ANJING, SAHABATNYA"

Aldo mengelus punggung Maudy, pria itu sudah mengajak Maudy menyudahi saja tapi tak mempan.

"Al" panggil Barra. "Kasih tau ke gue semuanya"

Alisha menggelengkan kepalanya.

"Liat? Udah kan? Lo lagian apa susahnya kasih waktu dia buat ngomong sih?" Tanya Maudy. "Dia udah nahan selama ini Bar. Nahan semuanya, enam tahun. Lo bayangin enam tahun, terus lo dateng ngejek-ngejek dia, coba gimana perasaannya??"

"Gatau abis ini dia bakal diapain lagi sama bokap lo. Lo mikir kesana ngga? Ini alesan dia ngga pernah bilang siapapun, dia takut sama bokap lo Bar. Bokap lo dalangnya" Maudy ikut terbawa suasana, tak terima sahabatnya diejek begitu saja.

Sebenarnya dulu, Maudy pun tak langsung tau soal ini. Setelah dua tahun, Alisha baru menceritakan semuanya. Ia juga memperlihatkan buktinya. Sejauh ini hanya Maudy yang tau secara keseluruhan, Amanda hanya tau sebagian. Bahkan orang tua Alisha saja tidak tau menau.

"Butuh waktu berapa lama Al?" Tanya Barra melihat Alisha dengan bahu bergetar. Rasa bersalah mulai menyelimuti dirinya.




Alisha balik menatap Barra. Ia berdiri dan pergi begitu saja. Maudy mengejarnya, Aldo menatap Barra. "Lo salah bro" ucapnya menepuk dua kali pundak Barra lalu ikut pergi.

Barra menghela nafas berat. Apa benar yang telah dikatakan gadis itu? Apa benar Alisha diancam oleh papahnya sendiri? Apa semua itu benar atau sekedar mengada-ada?


Ponsel Barra berdering.


Shaqila's calling you.



🌼🌼🌼

Hari ini berjalan seperti biasa. Bedanya, kali ini setelah enam bulan, akhirnya Alisha bekerja dikantornya. Pak Mario sudah tau kalau dirinya mengundurkan diri dan sepertinya Pak Mario juga akan menendang Alisha dari kantor ini.

Jika itu terjadi, Alisha akan fokus beberapa bulan untuk mengurus serta mengembangkan kafenya. Setelah itu baru ia akan memulai pekerjaan baru.

Amanda pun sudah tau. Alisha menceritakan semuanya tadi pagi. Dan iya, perempuan itu menangis lagi. Jadi wajahnya sekarang sedikit kelihatan sembab.

"Alisha?"

Alisha menoleh.

"Dipanggil pak Mario di ruangannya"

Alisha mengangguk dan mengucapakan terimakasih. Amanda datang memeluknya. "Gue yakin lo ngga bakal dipecat"

"Kalo emang iya, lo tetep temen gue kan Man?"

About Barra 2 [TAMAT]Where stories live. Discover now