quality time!!

241 24 5
                                    


sudah dua part yaaaa....

Mereka tiba di satu bangunan yang terbuat dari kayu. Alisha menginjak anak tangga sambil melihat sekeliling. Kafe ini terlihat cukup kuno tapi sangat tertata rapi benda-bendanya. Bingkai berisi foto hitam-putih tersebar di area dinding disertai lampu berwarna kuning yang tidak begitu terang.

Kafenya terlihat berantakan tapi kesannya nuansa ini memanglah di ciptakan untuk memanjakan mata. Harum wangi kopi sudah tercium dari awal mereka membuka pintu masuk. Banyak anak muda juga disini namun kebanyakan dari mereka ialah anak SMA lain. Karena kafe ini berseberangan dengan SMA Zakarya, lawan tim basket Pelita waktu itu.

Alisha menyerahkan pesanan makanan pada Barra karena pria itu merekomendasikan beberapa makanan yang katanya enak. Mereka memilih duduk di sisi jendela agar bisa melihat jalanan ibu kota yang tidak terlalu ramai karena rintik hujan mulai turun.

Awalnya Barra memang mengajak Alisha untuk membeli ice cream, namun pria itu berpikir kalau sudah lama tidak makan berdua dengan kekasihnya ini. Jadi Barra merubah tujuan awal. Tapi tetap mereka akan membeli ice cream sehabis dari sini.

Karena kata Alisha, tidak ada yang bisa mengalahkan ice cream di tempat biasa.

"How do you feel today?" Tanya Barra menatap Alisha.

Alisha mengangguk tak lupa senyum yang selalu menghiasi wajahnya. "Happy dongg, kamu gimana? Kelas akselerasi—nya?"

"Sama aja. Aku belum ngerasain perbedaan"

"Tadi ke lab praktek apa?"

Alisha menceritakan kerja kelompoknya tadi. Dari mulai Nanda yang bernyanyi tidak jelas dengan alasan keduluan temannya untuk menembak gadis, lalu Gian yang penasaran tentang Biel dan Ferra, Maudy yang sudah resmi berpacaran dengan Aldo. Tenang, Maudy sudah mengizinkan Alisha atas bujukan Alisha yang beribu-ribu kali membuat telinga Maudy panas.

Barra adalah pendengar yang baik. Sangat baik. Pria itu sangat senang mendengar cerita Alisha. Dari matanya, menuntut Alisha untuk terus bercerita, serta kadang tawa renyah yang keluar dari mulut pria itu.

"Oh ya, denger-denger kamu mau olim lagi yaaa?"

Barra mengangguk bersamaan dengan makanan serta minuman yang datang. "Tapi sendiri kayaknya"

"Loh?"

"Iya solo gitu"

Alisha menganggukkan kepalanya. Baru tau ternyata bisa solo, duo, dan trio.

"Enak kan?" Tanya Barra.

"Enakkk. Kamu sebelumnya kesini sama siapa?"

"Sama papah sama mamah waktu itu. Aku juga baru tau ada kafe disini,"

"Bentar ya" kata Barra. Pria itu berdiri ke arah kasir. Berbicara pada kasir itu sekitar dua menit lalu memberikan uang membuat Alisha mengernyitkan dahi.

Setelah pria itu balik, Alisha melontarkan pertanyaan. "Kamu nyogok?"

Sebelum menjawab pertanyaan Alisha, lagu Too Young karya Louis Tomlinson sudah berputar di speaker kafe. Lagu favorit gadis itu yang Barra baru tau akhir-akhir ini.

"HAHHHH?"

"Makan ajaaa. Lagunya bisa sepuluh kali disetel"

Alisha membelalakkan matanya. "Kamu bayar cuma biar ada lagu ini?"

"It's your favorite song right? Just enjoy it"

"Makasihhhh"

Alisha heran. Barra selalu mempunyai cara untuknya. Cara yang kadang Alisha ngga kepikiran kesana.

About Barra 2 [TAMAT]Where stories live. Discover now