setelah enam tahun

240 22 8
                                    

happy reading 🙆🏻‍♀️



Jika kalian mengira yang datang ke kantor Barra adalah Alisha



Selamat.


Kalian salah.

Memangnya kalian berharap apa? Alisha saja tidak tau Barra ada di Indonesia.

Yang datang tentu saja Tania. Satu-satunya sahabat perempuan yang Barra punya. Setelah memanggil nama Barra dan saling diam beberapa lama, Tania memukulnya kencang tepat di bagian bahu.

"Lo tuh ya apa-apaan sih ngga bilang kalo udah pulang,"

Barra masih diam. Sebenarnya penampilan Tania tidak terlalu berbeda, entah kenapa pria itu masih diam. Aneh rasanya melihat Tania tanpa kacamata khasnya.



"Lo kenapa ngga pake kacamata?"

Tania terkekeh. Seriusan? Terakhir mereka ketemu bertahun-tahun lalu dan Barra malah melontarkan pertanyaan seperti ini??

Waktu Barra pulang ke Indonesia tahun lalu, Tania masih di Bangkok, tempatnya sekolah musik. Sehingga mereka tidak bertemu, dan sekarang gadis itu sudah menyelesaikan sekolah musiknya selama empat tahun pas.

"Eh" Barra tersadar. "Masuk dulu"

Tania bernafas lega. Ia langsung masuk dan langsung duduk juga di ruangan Barra. Ia melihat sekeliling, ruangannya tidak terlalu besar, bernuansa putih membuat Tania sedikit protes.

"Lo udah ngga minus?" Tanya Barra, ia masih penasaran.

"Engga lah anjir, lo pikir gue punya banyak uang buat lasik?" Balas Tania. "Gue pake softlens. Kalo lagi males pake kacamata aja sih"

Barra membulatkan mulutnya sambil mengangguk.

"Lo dari kapan udah di Indonesia? Jujur deh,"

"Baru kemaren. Lo dikasih tau siapa gue disini?"

"Ya siapa lagi kalo bukan bokap lo? Kayaknya kalo tadi pagi gue ngga ke rumah lo buat anterin pesenan Tante Gia, gue ngga bakal tau lo di Indo deh"

"Mamah pesen apa?"

"Nitip asinan deket rumah. Btw gue ngga dikasih minum Bar?"

Astaga Barra lupa. Pria itu menelpon karyawannya untuk meminta tolong membawakan air serta makanan ringan ke ruangannya.


"Lo kok ngga ada beda-bedanya sih...." Ucap Tania. Barra masih sama, rambutnya juga. Sepertinya pria itu tidak pernah mencoba model rambut lain selama di Berlin.

Tinggi Barra yang berubah. Entah Tania yang semakin mengecil atau Barra yang bertambah tinggi. Oh iya satu lagi, Tania baru pertama kali kayaknya liat Barra pake jas kayak orang kantoran gini.

"Ngga berubah tapi diliatin terus" sindir Barra.

"Idihh" decak Tania. "Salah emang?"

"Lo kerja apa sekarang?" Tanya Barra beralih topik.

Kalau kalian tanya mereka berkomunikasi atau tidak, ya jelas berkomunikasi. Tetapi tidak sering, apalagi nomor Barra yang sudah ganti. Mereka hanya chat lewat dm Instagram saja.

Tania sekarang bekerja di perusahaan perekaman video clip, ia juga menulis lagu untuk beberapa artis atau musisi yang ada di Jakarta. Sudah satu setengah tahun. Tadinya di Bangkok ia bekerja sebagai penulis lagu, sama. Namun gajinya tergolong murah, makannya setelah selesai kuliah, Tania memutuskan mencari kerja di Indonesia.

Tania juga memiliki satu lagu karyanya. Belum pernah di publikasikan ke siapapun, mari kita lihat siapa orang pertama yang mendengar lagu gadis itu.

Mereka mengobrol banyak hari itu. Keduanya juga pergi bersama ke mall untuk mencari kado buat Darren, Tania yang mencari, Barra hanya menemani sahabatnya itu.

About Barra 2 [TAMAT]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora