Lembaran ke-1. Payung-Payung Di Langit

1.7K 50 14
                                    

"Tolong! Tolong! Tolong aku! Huuu huuu huuu" Di tepi hutan berkabut nan terpencil di siang bolong terdengar satu jeritan memilukan, jeritan yang menyiratkan rasa takut yang teramat sangat, juga rasa keputusasaan. Tak lama kemudian terdengar derap langkah kaki yang berlari tergesa-gesa,namun suara langkah yang tengah berlari itu tak lama kemudian hilang tenggelam karena kalah oleh kerasnya suara derap kaki kuda. Benar saja beberapa tombak di belakang tak jauh dari sosok si bocah, tampak tiga ekor kuda yang ditunggangi oleh tiga orang bertampang sangar mengejar.

"Berhenti kau bocah setan!" Maki seorang pengejar, bersamaan dengan itu tangannya bergerak melemparkan sesuatu, yakni sebuah tali penjerat dengan kedua ujung diganduli besi bundar berduri. Jerat itu pun melesat ke arah bocah yang tengah berlari di depan mereka.

"Aduh!" Mulut si bocah mengaduh, bukan karena senjata yang dilemparkan oleh salah seorang pengejarnya melainkan karena kakinya yang tersandung tunggul kecil, karuan saja tubuhnya terbanting ke tanah, ada luka berdarah yang menggores kaki kanan yang tadi menghantam tunggul. Sakit! Tapi saat itu rasa sakit telah kalah ditindih rasa takut. Namun berkat tunggul yang membuat anak itu terjatuh pula maka batang leher si bocah luput dari senjata penjerat yang tadi dilemparkan seorang pengejar hingga benda itu gagal mengenai sasaran dan lewat hanya dua jengkal diatas tubuh si bocah yang terbaring mengerang diatas tanah. Tapi tetap saja nyawa bocah itu masih terancam, karena dengan jatuhnya tadi maka ketiga kuda yang mengejar berhasil menyusulnya.

"Mau lari kemana lagi kau bocah tengik?" Ledek seorang penunggang kuda. Cepat sekali tiga ekor kuda itu telah mengelilingi bocah yang masih merintih terlentang diatas tanah, wajah bocah malang itu pucat, dan ada goresan-goresan kecil akibat ketika berlari tubuhnya menabrak semak belukar berduri.

"Kalian bunuh saja aku! Kalian jahat! Kalian telah membunuh keluargaku, ayahku, ibuku, dan semua warga kampung ku! Kalian iblis, kalian setan!" Entah dapat keberanian dari mana tiba-tiba saja mulut bocah itu keluarkan hardikan dan makian.

Dimaki seperti itu ketiga penjahat itu malah tertawa menghina.

"Hahahaha, ya ya ya kami memang iblis! Iblis yang siap untuk mengirimmu ke neraka!" Ujar seorang penjahat, dia melompat turun dari kuda dan mendekati bocah malang itu.

Bocah malang itu bersikap siaga, tangannya di sisipkan ke balik baju, dimana ada tersimpan sebilah pisau kecil yang sering dibawanya ketika memancing, begitu si penjahat tinggal selangkah, cepat sekali anak ini keluarkan pisau itu dan langsung melompat mencoba menusukkan senjata itu tepat di selangkangan.

Orang yang diserang berseru kaget, namun sebagai penjahat yang telah kenyang pengalaman menghadapi pertempuran dan serangan tiba-tiba, rasa kaget itu cepat berubah menjadi gerak refleks menghindar dan menangkis.

"Krakkk" terdengar satu suara patahan tulang disertai jeritan anak malang itu, tangan yang digunakannya untuk menusukkan pisau patah tulangnya di bagian pergelangan sedangkan pisau kecilnya mental entah kemana.

"Arggh" jerit dan erang si bocah kesakitan tubuhnya kembali terkapar dan melejang-lejang menahan sakit di atas tanah.

"Bocah anjing! Kau layak mampus sekarang!" Murka si penjahat yang selamat dari tusukan pisau barusan, maka dengan sekuat tenaga dia angkat kakinya buat menginjak remuk hancur dada si bocah, namun gerakannya berhenti karena seorang temannya keluarkan ucapan.

"Tahan dulu Kopo!" Tampang yang barusan bicara boleh sangar, namun ternyata suaranya halus dan terkesan genit, ya tak salah karena penjahat satu ini ternyata berjiwa kebanci-bancian.

Orang yang dipanggil Kopo barusan turunkan kembali kakinya, sepasang matanya menatap pada sahabat bancinya barusan dengan heran.

Yang dipandangi cuma senyum-senyum dengan sepasang mata memandangi bocah dua belas tahun yang tak berdaya itu dari ujung rambut ke ujung kaki dengan nakal.

CINTA DAN PEDANG ( DARAH CINTA TERLARANG) [TAMAT]Where stories live. Discover now